Kasihan kepada Petani, Mendag Sebut Harga Beras Organik Kemurahan

Beras organik biasanya menjadi konsumsi ‎kalangan elite. Kenaikan harga tak akan berpengaruh ke inflasi atau menyusahkan masyarakat kecil.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 06 Nov 2017, 09:44 WIB
Diterbitkan 06 Nov 2017, 09:44 WIB
Beras-Organik
(Liputan 6 TV)

Liputan6.com, Jakarta Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita memperbolehkan petani menaikkan harga beras organik. Sebab, harga beras jenis tersebut saat ini masih tergolong murah.

Pemerintah, kata dia, juga tidak memiliki kontrol terhadap harga beras organik. "Enggak ada urusan saya sama organik, kalau murah dinaikkan," kata dia, seperti dikutip di Jakarta, S‎enin (6/11/2017).‎

Dia mengakui jika beberapa beras organik saat ini harganya masih murah. Kondisi ini membuatnya kasihan terhadap petani. Oleh karena itu, Mendag rela jika harga beras organik naik, agar keuntungan petani bisa bertambah.

"Bahkan saya bilang beras khusus kemurahan ini, organiknya dinaikkin kasihan petaninya," ujar dia.

Selain itu, menurut dia, beras organik biasanya menjadi konsumsi ‎kalangan elite. Kenaikan harga tidak akan berpengaruh ke inflasi atau menyusahkan masyarakat kecil.

"Itu hanya terbatas elite saja, beras khusus organik di-vacum, enggak berpengaruhlah, kita dorong mereka kan kasian petani-petani itu," dia menandaskan.

Mendag Heran Beras Jadi Penyumbang Inflasi

Enggartiasto Lukita sebelumnya mengaku heran dengan data Badan Pusat Statistik (BPS) terkait komoditas beras yang menjadi salah satu penyumbang terbesar inflasi Oktober 2017.

Enggartiasto mengatakan, beberapa harga komoditas, termasuk beras, tidak mengalami gejolak kenaikan pada Oktober 2017. Namun, dari laporan BPS, beras menjadi salah satu penyumbang inflasi sebesar 0,04 persen. Dia heran karena seharusnya beras mengalami deflasi.

"Semua turun dan terkendali. Jadi luar biasa menurut saya, 0,04 persen ini pun kami berdebat, kok bisa 0,04 bukanya deflasi 0,04 persen. Karena harga semuanya di bawah harga tertimbang mereka ini," kata Enggartiasto, di Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta, Sabtu (4/11/2017).

Enggartiasto mengaku telah memantau langsung ke beberapa wilayah di Indonesia‎ Timur. Fakta yang didapat pasokan beras cukup untuk memenuhi kebutuhan dan harga beras berada di bawah Harga Eceran Tertinggi (HET).

"Kemarin saya ke NTT, ke Kupang, Labuan Bajo, Manado, Tomohon, Bitung, semua harga di bawah HET. Jadi yang di ujung (Indonesia Timur) sana saja bagus," ujarnya.

Enggartiasto juga enggan mempersoalkan data BPS terkait beras sebagai penyumbang inflasi. Harga beras, kata dia, tidak naik, bahkan turun.

"Ya sudah jangan berdebat, kami menerima. BPS lebih ahli dari pada kita saya kan urusan dagang saja," tutur dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya