Liputan6.com, Jakarta - Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati membuka The 7th Annual International Forum on Economic Development and Public Policy (AIFED) di Jakarta Convention Center (JCC), Kamis (7/12/2017).
Acara tahunan ini dijadwalkan berlangsung di Bali, namun terpaksa bergeser ke Jakarta karena peningkatan aktivitas Gunung Agung.
"Konferensi ini merupakan rangkaian kita menjadi tuan rumah pertemuan IMF-World Bank yang membahas berbagai isu kebijakan. Seharusnya acara ini ada di Bali, tapi karena peningkatan aktivitas Gunung Agung, menyebabkan kita pindah ke Jakarta," ujar Sri Mulyani usai membuka acara tersebut.
Advertisement
AIFED merupakan kegiatan tahunan diselenggarakan Kementerian Keuangan dengan pemerintah Australia melalui Australia Indonesia Partnership for Economic Governance (AIPEG) dan Asian Development Bank (ADB), serta dukungan dari ADB Institute.
Baca Juga
Forum ekonomi tersebut mengambil tema Riding The Waves of Technological Change: The Way Forward to Drive Productivity and Alleviate Inequality. Menurut Sri Mulyani, forum ekonomi tersebut akan menjelaskan gelombang perubahan teknologi.
"Dengan demikian, pembuat kebijakan dapat merespons dan tetap menjaga manfaat dari teknologi untuk meningkatkan produktivitas dan mengatasi potensial risiko dari perubahan itu dalam bentuk kesenjangan antar sektor, antar kelompok ekonomi," papar Sri Mulyani.
Tujuan utama penyelenggaraan AIFED untuk mendapatkan gambaran komprehensif mengenai dampak perubahan teknologi terhadap kesejahteraan masyarakat, khususnya untuk Indonesia, serta upaya kebijakan yang diperlukan.
Dengan mendorong peran teknologi dalam meningkatkan kualitas perekonomian nasional, meningkatkan produktivitas, serta mengurangi ketimpangan ekonomi.
AIFED dihadiri sekitar 300 peserta, di antaranya perwakilan dari negara ASEAN, pelaku usaha, akademisi, ekonom, dan institusi internasional.
Tahun ini, forum ekonomi yang berlangsung pada 7-8 Desember tersebut menghadirkan pembicara ternama Kaushik Basu dari Cornell University dan Ricardo Hausmann dari Harvard Kenedy School of Government.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Â
Gunung Agung Tetap Awas
Sebelumnya Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kecamatan Rendang, Karangasem, Bali, menyatakan aktivitas erupsi efusif atau leleran lava di kawah Gunung Agung sejak Minggu siang hingga petang secara perlahan masih berlangsung.
Sebagaimana dirilis Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melalui akun resmi Twitter-nya, Minggu malam, hasil pemantauan PVMBG Rendang menyatakan Gunung Agung sepanjang Minggu pukul 12.00-18.00 Wita masih berstatus Awas.
Dilansir Antara, Senin 4 Desember 2017, dari pengamatan visual, puncak gunung tertutup kabut. Selain itu tinggi kolom uap putih keabuan Gunung Agung tidak dapat diamati baik dari lereng utara, timur laut, selatan, maupun dari lereng barat daya.
Dari pengamatan CCTV di Rendang, Bukitasah dan Batulompeh, sinar api dari lava pijar di siang hari juga tidak teramati, tapi erupsi efusif masih terjadi secara perlahan.
Perihal kegempaan, dilaporkan gempa erupsi eksplosif nihil, tremor nonharmonik terjadi menerus terkait kepulan uap putih keabuan selama enam jam (amplitudo 1-4 mm, dominan 1 mm), tremor harmonik nihil, gempa hembusan dua kali, gempa frekuensi rendah sebanyak satu kali, vulkanik dangkal satu kali, vulkanik dalam satu kali dan tektonik Lokal nihil.
PVMBG merekomendasikan tidak boleh ada aktivitas di daerah bahaya Gunung Agung, yakni dalam radius 8 km dari puncak gunung serta dalam sektoral barat daya, selatan, tenggara, timur laut, dan utara sejauh 10 km dari puncak.
Advertisement