Usai 158 Tahun, Akhirnya RI Bisa Ubah Batu Bara Jadi Gas

Targetnya, komersialisasi pabrik penghasil gas berbahan baku batu bara akan dimulai pada 2022.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 08 Des 2017, 12:55 WIB
Diterbitkan 08 Des 2017, 12:55 WIB
Kesepakatan pelaksanaan proyek mengubah batu bara jadi gas dituangkan melalui penandatanganan Head of Agreement di Hotel Grand Hyatt, Jakarta pada Jumat (8/12/2017).(Liputan6.com/Ilyas Istianur P)
Kesepakatan pelaksanaan proyek mengubah batu bara jadi gas dituangkan melalui penandatanganan Head of Agreement di Hotel Grand Hyatt, Jakarta pada Jumat (8/12/2017).(Liputan6.com/Ilyas Istianur P)

Liputan6.com, Jakarta Indonesia kini memiliki proyek yang mengubah batu bara menjadi gas. Proyek ini rencananya dijalankan beberapa BUMN antara lain, PT Bukit Asam (Persero) Tbk, PT Pupuk Indonesia (Persero), PT Pertamina dan melibatkan perusahaan swasta yaitu PT Chandra Asri Petrochemical Tbk.

Kesepakatan pelaksanaan proyek ini dituangkan melalui penandatanganan Head of Agreement di Hotel Grand Hyatt, Jakarta pada Jumat (8/12/2017).

Deputi Bidang Usaha Pertambangan, Industri Strategis dan Media Kementerian BUMN Fajar Harry Sampurno mengungkapkan, ini menjadi sejarah bagi Indonesia mengenai kemampuan Indonesia mengembangkan produk turunan dari batu bara ini.

"Ini sebenarnya pernah terjadi di tahun 1859, di mana saat itu pemerintahan Hindia Belanda, ada perusahaan yang ditugaskan mengubah batu bara menjadi gas. Dan setelah 158 tahun, kita bisa mengulangi hal itu, ini sangat membanggakan," kata dia di Hotel Grand Hyatt, Jakarta, Jumat (8/12/2017).

Dengan peningkatan nilai tambah dari batu bara ini, menambah kinerja masing-masing perusahaan. PTBA akan mendapat kepastian konsumen, sementara Pupuk Indonesia, Pertamina dan Chandra Asri mendapatkan pasokan gas yang lebih murah.

Di kesempatan yang sama, Direktur Utama PTBA Arviyan Arifin mengungkapkan, untuk mengerjakan proyek ini, keempat perusahaan akan membuat perusahaan patungan. Targetnya, komersialisasi pabrik penghasil gas berbahan baku batu bara akan dimulai pada 2022. 

Saat ini, keempat perusahaan tengah melakukan detail studi untuk mencari kebutuhan nilai investasi. Nantinya investasi tersebut akan didanai melalui aksi korporasi perusahaan patungan tersebut.
 
"Dengan kajian awal yang sudah kami lakukan, saya yakin nanti batu bara ini mampu menghasilkan harga gas yang lebih murah daripada saat ini. Selain itu, kepastian gas ini juga bisa menciptakan kepastian bagi sejumlah industri," tambah Arviyan.
 
 

Pasokan

Sementara PTBA sebagai pemasok utama bahan bakunya, nantinya produk yang dihasilkan akan di-take offer oleh Pertamina, Pupuk Indonesia dan Chandra Asri.
 
Gas yang dihasilkan perusahaan ini nantinya bisa menjadi bahan baku Pertamina dalam menghasilkan Dimethyl Ether (DME), bahan baku Pupuk Indonesia untuk menghasilkan urea, dan bahan baku Chandra Asri menghasilkan polypropylane.
 
"Saat ini masalah di industri pupuk adalah harga gas. Memang harga gas sudah turun di US$ 6, tapi kami yakin dengan gasifikasi berbasis batu bara ini akan menghasilkan harga gas yang lebih murah," ucap Direktur Utama Pupuk Indonesia Aas Asikin Idat.
 
Adapun lokasi pembangunan pabrik penghasil gas berbahan baku batu bara ini akan berlokasi di kompleks industri PTBA di mulut tambang batu bara Tanjung Enim, Sumatra Selatan.
 
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya