Reaksi Miliarder RI soal Ibu Kota Jakarta Pindah ke Luar Jawa

Sejumlah orang kaya Indonesia memberikan tanggapan mengenai rencana pemindahan ibu kota.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 14 Des 2017, 09:45 WIB
Diterbitkan 14 Des 2017, 09:45 WIB
20170705-Ibu Kota-Jakarta-Palangka Raya
Pemerintah mengkaji pemindahan Ibu Kota pemerintahan dari Jakarta. Salah satunya ke Palangka Raya, Kalimatan Tengah. (Liputan6.com/Abdillah)

Liputan6.com, Jakarta - Rencana pemindahan ibu kota Jakarta ke luar Jawa kembali bergulir, lantaran kajian atau studi mengenai hal tersebut ditargetkan rampung pada akhir tahun ini. Bagaimana tanggapan para pengusaha yang masuk dalam daftar 50 orang terkaya di Indonesia versi Forbes 2017?

Pendiri GarudaFood Group, Sudhamek AWS berpendapat, gagasan pemindahan ibu kota, terutama ke Kalimantan sudah menjadi wacana sejak masa pemerintahan Presiden RI pertama, Ir. Sukarno.

"Dari sudut pertahanan dan ekonomi, sebetulnya ini adalah ide yang baik. Tapi perlu perencanaan yang matang dan realisasinya secara bertahap untuk proyek sebesar ini," kata Sudhamek saat dihubungi Liputan6.com, Jakarta, Kamis (13/12/2017).

Orang terkaya di Indonesia peringkat 38 versi Forbes itu menilai, dunia usaha atau pengusaha tidak mempermasalahkan rencana pemindahan ibu kota Indonesia. Sudhamek meyakini, hal itu tidak akan mengganggu bisnis para pemilik dana yang sudah terlanjur berinvestasi di Jakarta.

"Dunia usaha tidak masalah karena Jakarta sudah menjadi kota metropolitan yang matang dan tidak akan banyak berubah karena pemindahan ibu kota," ujar dia.

Apabila terwujud, Sudhamek yakin pemindahan ibu kota justru akan berdampak positif terhadap pemerataan pembangunan. Pada akhirnya, sambung dia, hal tersebut akan meningkatkan daya beli masyarakat, khususnya di Kalimantan.

"Jauh atau dekat (lokasi ibu kota baru) tergantung dilihat dari mana. Indonesia adalah negara kepulauan sehingga bagi orang luar, Jakarta adalah jauh," tegas pemilik nilai kekayaan US$ 810 juta atau sekitar Rp 10,94 triliun (kurs Rp 13.500 per dolar AS) itu.

Bikin Repot

Dihubungi terpisah, Direktur Sido Muncul, Irwan Hidayat menganggap pemindahan ibu kota dari Jakarta ke luar Jawa, apalagi jika sampai ke Kalimantan terlalu jauh. Hal ini akan merepotkan banyak pihak, termasuk kalangan pengusaha dalam berkoordinasi dengan pemerintah.

"Kalau sudah dikaji luar Jawa, ya kaji ulang. Kalau pindah ke luar Jawa, apalagi ke Kalimantan itu kejauhan. Bikin repot karena penduduk paling banyak di Pulau Jawa, kalau pindah ke sana tidak efisien," ujar dia.

Menurut Irwan, Indonesia dapat mencontoh Malaysia yang sukses memindahkan pusat pemerintahan dari Kuala Lumpur ke Putra Jaya. Tanpa perlu jauh-jauh, sambungnya, pemerintah dapat mendirikan komplek yang menjadi pusat pemerintahan Indonesia.

"Yang dekat saja pindahnya, seperti di Putra Jaya Malaysia. Bikin komplek pusat pemerintahan, lalu ditata modern dan menerapkan teknologi canggih," sarannya.

Bahkan orang terkaya Indonesia peringkat 47 dengan nilai harta US$ 500 juta atau sekitar Rp 6,75 triliun itu mengusulkan ibu kota Jakarta pindah ke Semarang, Jawa Tengah. Alasannya karena wilayah yang strategis dan jumlah penduduk yang masih sedikit.

"Saya usul di Semarang saja, karena berada di tengah-tengah, jumlah penduduk hanya 1,5 juta jiwa, tanah masih luas, tidak banjir, dan bisa ke sana menggunakan jalur darat seperti mobil dan kereta, selain pesawat," kata Irwan.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

Bappenas: Kajian Pemindahan Ibu Kota Selesai Akhir Desember

20170705-Ibu Kota-Jakarta-Mencari
Pemerintah mengkaji pemindahan Ibu Kota pemerintahan dari Jakarta. (Liputan6.com/Abdillah)

Sebelumnya, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas, Bambang Brodjonegoro memastikan bahwa kajian pemindahan ibu kota dari Jakarta ke luar Jawa akan selesai pada Desember ini. Saat ini, sudah ada beberapa lokasi yang disiapkan menjadi calon ibu kota baru.

"(Kajian) hampir selesai. Sudah muncul beberapa kandidat (lokasi ibu kota)," tegas Bambang usai menghadiri acara Sarasehan 100 Ekonom di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, Selasa 12 Desember 2017.

Sayangnya, saat ditanya lebih lanjut mengenai daerah mana saja yang dipilih sebagai calon ibu kota, Bambang bungkam. Mantan Menteri Keuangan (Menkeu) itu hanya menyebut ibu kota baru akan berada di luar Jawa.

"Daerahnya A, B, C. Tidak bisa saya sebutkan, yang pasti di luar Jawa," ujar Bambang.

Menurutnya, dalam kajian pemindahan ibu kota tersebut selain lokasi, termasuk juga skema pembiayaan dan perkiraan kebutuhan, serta lainnya. Namun, Bambang memastikan belum sampai tahap desain kotanya.

Penyelesaian kajian atau studi ini ditargetkan Bambang tuntas pada akhir Desember 2017. Selanjutnya hasil dari kajian pemindahan ibu kota akan dilaporkan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi).

"Akhir Desember ini selesai. Kemudian saya lapor ke Presiden dulu," papar Bambang.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya