Laut Lebih Luas, Mengapa Ekspor Ikan RI Kalah Dibanding Vietnam?

Tak hanya dengan Vietnam, Indonesia juga tertinggal dari Papua Nugini untuk ekspor ikan tuna.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 10 Jan 2018, 13:30 WIB
Diterbitkan 10 Jan 2018, 13:30 WIB
Harga Ikan Makin Murah Di 2015
Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Susi Pudjiastuti menargetkan tahun 2015 harga ikan tidak mahal lagi dan Industri perikanan Indonesia bisa mengekspor ikan ke luar negeri, Jakarta, Minggu (11/1/2015). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Kinerja Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dalam beberapa hari ini menjadi sorotan. Khususnya mengenai ekspor perikanan yang mengalami titik terendah dalam lima tahun terakhir.

Padahal, selama ini, kebijakan pemberantasan kapal-kapal pencuri ikan yang dilakukan oleh Menteri KKP mampu menjadi tolak ukur bagi berbagai negara di dunia. Namun, selama tiga tahun ini, kebijakan tersebut belum terlihat maksimal dalam meningkatkan ekspor perikanan RI.

"Industri perikanan Indonesia saat ini sudah tertinggal jauh dari Vietnam. Padahal lautan negara tersebut tak seluas Indonesia," kata Wakil Ketua Umum Kadin Kawasan Timur Indonesia H Andi Rukman Karumpa di Jakarta, Rabu (10/1/2018).

Sepanjang 2017, Vietnam mampu mengekspor ikan dan olahannya senilai US$ 8,3 miliar sedangkan Indonesia hanya separuhnya. Bahkan, ditambahakan Andi, Vietnam mampu membangun industri makanan olahan berbasis kelautan dan kemudian diekspor ke mancanegara.

“Asosiasi pengusaha seafood-nya Vietnam (VASEP) bilang ke kita untuk ekspor seafoodbahan baku udang saja sebesar US$ 3,8 miliar nilai ekspornya tahun lalu. Artinya, industrilisasi negara yang jauh lebih kecil dari Sumatera ini sudah jalan dan kita makin ketinggalan,” ucapnya dia.

Tak hanya dengan Vietnam, Indonesia juga tertinggal dari Papua Nugini untuk ekspor ikan tuna. Padahal, tahun 2012 ekspor ikan tuna Indonesia tiga kali lipat dari Papua Nugini.

Dari catatannya, saat ini ekspor Tuna Papua Nugini delapan kali lebih besar dari Indonesia. Tahun 2016 saja, negara tetangga Indonesia itu berhasil ekspor 872.744 ton, sedangkan Indonesia hanya 115.953 ton. "Kita kalah karena peralatan kapal kita bobotnya 1.372 GT sedangkan kita hanya 91,5 GT," tutup dia.

Sebab itu, pihaknya meminta agar Menteri Susi segera fokus menjalankan Instruksi Presiden (Inpres) No. 7/2016 tentang Percepatan Pembangunan Industri Perikanan Nasional.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Menko Luhut: Lebih Baik KKP Fokus Peningkatan Ekspor Perikanan

2016324-Pelelangan-Ikan-Muara-Angke-Jakarta-FF
Ikan yang telah dibekukan dilelang di pelelangan ikan Muara Angke, Jakarta, Kamis (24/3). Pada 2015 secara total Indonesia telah memanfaatkan potensi ekonomi sektor kelautan sekira Rp350 triliun. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan meminta Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) untuk lebih memikirkan peningkatan ekspor perikanan. Hal ini sesuai dengan kebijakan Presiden RI Joko Widodo yang lebih menekankan kepada peningkatan nilai tambah.

"Presiden itu memerintahkan fokus kepada tugas masing-masing, KKP itu tingkatkan saja itu ekspornya, karena trennya menurun," tegas Luhut di kantornya, Selasa (9/1/2018).

Berdasarkan data KKP, volume ekspor produk perikanan selama Januari-September 2017 sebanyak 748.850 ton, lebih rendah jika dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar 787.940 ton. Bahkan kinerja ini sekaligus menjadi yang terendah sejak 2012.

Sejumlah pasar utama yang menunjukkan penurunan permintaan diantaranya Amerika Serikat, Uni Eropa, Rusia, Inggris, China dan pasar negara-negara ASEAN.

"Penurunan itu kenapa, karena banyak pabrik ikan yang tutup, karena ikan juga kurang. Jadi kalau dengan tidak lagi menenggelamkan kapal dikatakan memihak ke mafia, itu tidak benar," tegas Luhut.

 

Lanjutkan Membaca ↓

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya