Liputan6.com, Jakarta - PT PLN (Persero) memperbaiki layanan demi mendukung industri di Pulau Bintan, salah satunya dengan pelanggan baru PT Pulau Bintan Jaya dengan daya 3.654 kilo Volt Amper (kVA) di Kecamatan Kijang, Pulau Bintan Kepulauan Riau.
Manajer SDM dan Organisasi PLN Riau dan Kepulauan Riau Dwi Suryo Abdullah mengatakan, total pelanggan tegangan menengah (TM) menjadi sembilan perusahaan dengan total daya sebesar 30,3 Mega Watt (MW) yang mengonsumsi listrik rata-rata 6.516.473 kilo Watt hour (kWh) setiap bulan. Hal ini seiring bertambahnya pelanggan Tegangan Menengah (TM) PLN.
"Kepercayaan sembilan perusahaan besar di Bintan ini menjadi pemicu PLN untuk selalu memperbaiki layanan pasokan listrik ke pelanggan, dengan cara mendatangi secara rutin untuk mendengar keluhan yang dialami oleh setiap pelanggan dan tentunya upaya perbaikan terus dilakukan agar kontinuitas pasokan dapat selalu terjaga," kata Dwi, di Jakarta, Kamis (11/1/2018).
Advertisement
Keberadaan sembilan perusahaan di Bintan, antara lain PT Tanjungpinang Sakti, PT Pasaraya Mahligai, PT Bintan Resort Cakrawala, PT Bintan Inti Industrial Estate, PT Bintan Vista, RSUD Provinsi Kepri, Airnav Bandara Kijang, PT Angkasa Pura II dan PT Pulau Bintan Jaya tidak hanya bermanfaat bagi PLN, tetapi juga pemerintah daerah setempat.
Baca Juga
Dwi menuturkan, sembilan pelanggan PLN tersebut patuh untuk membayar pajak penerangan jalan sebesar 5 persen dari tagihan listrik. Selain itu setidaknya sekitar Rp 400 juta setiap bulannya disetor ke kas pemerintah daerah sebagai Pendapatan Asli Daerah.
Sebelumnya sepanjang 2016, PLN juga memberikan perhatian khusus di Riau, dengan percepatan pembangunan Jaringan Tegangan Tinggi (JTT) 150 kV dan lima unit Gardu Induk 150 kV.
Hal ini agar pelanggan listrik yang di Bintan dapat di pasok dari Pembangkit dan Sistem yang ada di Batam, penambahan pembangkit Mesin Gas berbahan bakar Gas yang ditempatkan di Tokojo dan Dompak, perbaikan mesin pembangkit berbahan bakar batu bara (PLTU CTI).
"Itu semua untuk menambah kesiapan daya mampu disisi produksi listrik sehingga permintaan kebutuhan listrik pelanggan selalu dapat dipenuhi," ujar dia.
Pada 2017, sejumlah perbaikan di sisi JTT dan JTM dengan ada perbaikan koordinasi sistem proteksi dan rutin pemeliharaan agar ketika gangguan timbul seperti gangguan petir, gangguan karena pohon dan binatang dapat di lokalisir sehingga yang terkena dampak tidak seluruhnya dan upaya pemulihan tidak terlalu lama.
"Tentunya selama dua tahun terakhir perbaikan layanan ini berdampak pada pertumbuhan kebutuhan listrik yang meningkat sekitar 20 MW penambahan dari awat 2016 beban puncak 54 MW sekarang sudah mencapai 74 MW," tutur Dwi.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
PLN Perkuat Listrik di Sumatera
Sebelumnya, seiring dengan pengoperasian sebagian tol listrik Sumatera di penghujung 2017, PLN juga mengoperasikan jaringan transmisi listrik dari Nagan Raya – Blang Pidie.
Jaringan listrik tegangan tinggi sepanjang 104,9 kilometer sirkit ini menggunakan 326 tower untuk menghantarkan listrik tegangan tinggi 150 kilo Volt (kV) yang juga didukung oleh beroperasinya Gardu Induk Blang Pidie 30 Mega Volt Ampere.
Direktur PLN Regional Sumatera Wiluyo Kusdwiharto mengatakan transmisi Nagan Raya–Blang Pidie mengalirkan listrik dari pembangkit yang ada di Nagan Raya sekaligus mampu menggantikan mesin diesel yang selama ini beroperasi memasok listrik di Aceh.
"Transmisi yang baru beroperasi ini dapat menghemat Rp 91,4 miliar per tahun karena kehadirannya dapat menggantikan pembangkit listrik tenaga diesel. Selain itu berpotensi menghasilkan pendapatan sebesar Rp 9,7 miliar dari kemampuannya melistriki 10 ribu pelanggan," jelas Wiluyo, seperti ditulis Minggu 7 Januari 2018.
Dua Trafo Tegangan Tinggi Beroperasi
Selain pengoperasian jaringan listrik, PLN pun dalam waktu hampir bersamaan berhasil mengoperasikan dua trafo tegangan tinggi di Sumatera.
Trafo IBT-2 Bangko, Jambi yang beroperasi pada 27 Desember 2017 lalu. Trafo ini dapat meningkatkan kehandalan sistem 150 kV di Jambi dan sebagai persiapan evakuasi daya dari PLTA Merangin dan PLTP Sungai Penuh yang rencana beroperasi pada 2024.
Berikutnya trafo IBT-2 Lubuk Linggau, Sumatera Selatan, kapasitas 250 Mega Volt Ampere (MVA) beroperasi per 23 Desember 2017 yang lalu. Trafo ini dapat membantu fleksibilitas operasi dan pemeliharaan gardu induk di sistem Sumatera bagian selatan.
"PLN berhasil memperkuat kelistrikan di Sumatera dengan beroperasinya beberapa infrastruktur ketenagalistrikan di Sumatera. Pekerjaan ini kami gempur demi mempercepat pembangunan tol listrik Sumatera dan pastinya untuk mewujudkan Sumatera Terang," pungkas Wiluyo. (Yas)
Advertisement