Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Pandjaitan, mengajak para investor untuk menanamkan modal di Indonesia. Sebab, iklim investasi di Indonesia saat ini dalam kondisi sehat, stabilitas politik terjaga, dan pertumbuhan ekonomi Indonesia berkisar 5-5,7 persen dalam 10 tahun terakhir.
Hal ini disampaikan Luhut saat memberi sambutan di pertemuan Global Sovereign Wealth Fund Institute Annual Conference 2018 di Santa Monica, Amerika Serikat, baru-baru ini.
Baca Juga
“Kenapa kita harus berinvestasi di Indonesia? Sebab, Indonesia punya populasi kelas menengah yang besar, reformasi di regulasi yang memudahkan, dan pertumbuhan ekonomi yang stabil dalam 10 tahun terakhir," ia menerangkan.
Advertisement
"Dalam pertumbuhan ekonomi dunia yang melambat, pertumbuhan ekonomi Indonesia terus menunjukkan akselerasinya. Setelah mencapai titik rendah di pertengahan 2015, sekarang posisi Indonesia ada di peringkat 3 setelah Tiongkok dan India di kelompok negara G20,” kata Luhut.
Lebih jauh, katanya, pembangunan infrastruktur, seperti pelabuhan laut, bandara, MRT, LRT, jalan tol, serta fasilitas lainnya merupakan prioritas utama dari pemerintah Joko Widodo (Jokowi). Tujuannya meningkatkan daya saing ekonomi dan membangun konektivitas antar penduduk di Indonesia yang terdiri dari 17 ribu pulau.
“Dari tantangan geografis itulah kami memandang penting untuk membangun konektivitas, selain untuk alasan ekonomis, namun utamanya hal itulah yang dapat mempersatukan Indonesia. Jadi kami meningkatkan anggaran infrastruktur sejak 2014-2018 sebesar 160 persen, dari Rp 154 triliun ke Rp 409 triliun dengan mengurangi subsidi BBM dan manajemen fiskal yang bijak,” jelas Luhut.
Untuk diketahui, dengan mengimplementasikan kebijakan fiskal yang baik, Indonesia mampu menjaga rasio utang di bawah 30 persen dan defisit anggaran di bawah 3 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB)
“Salah satu hasilnya, Indonesia mendapat rating bagus dari tiga lembaga pemeringkat ekonomi global yang kredibel. Kini, Indonesia sudah mendapatkan peringkat investment grade atau layak investasi dari S&P Global Ratings, Fitch Ratings, dan Moody's," kata Luhut.
Dia menambahkan, selain meningkatkan pembangunan infrastruktur, pemerintah mereformasi berbagai kebijakan di sektor umum. Di antaranya, penyederhanaan proses perizinan, merevisi daftar investasi negatif, dan insentif fiskal demi menarik lebih banyak investor dari luar negeri
“Reformasi utama kami adalah pengurangan jumlah hari dan dokumen yang harus diproses. Kami telah kurangi jumlah rata-rata hari untuk mendapatkan perizinan sekitar 600 persen. Hasilnya, kami berhasil meningkatkan peringkat bisnis dari awalnya urutan 120 di 2015 ke urutan 72 di 2018,” tegasnya.
Di sisi lain, Luhut Binsar Pandjaitan menegaskan pemerintah Indonesia serius menangani sampah plastik dibuktikan dengan pembuatan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Suwung dan pembersihan sungai Citarum, serta mengajak para investor untuk menanamkan investasi dalam sektor ini.