Menhub: Pengusaha Logistik Tak Boleh Libur Saat Lebaran

Menteri Perhubungan (Menhub), Budi Karya Sumadi menegaskan, para pengusaha logistik harus tetap beroperasi pada saat Lebaran 2018.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 04 Mei 2018, 21:30 WIB
Diterbitkan 04 Mei 2018, 21:30 WIB
20170519-Peningkatan Pengiriman Logistik Jelang Ramadan-Angga
Petugas mengangkut paket untuk dikirim ke berbagai daerah di gudang logistik TIKI di Bandara Soekarno-Hatta, Kamis (18/5). Pengiriman logistik pada Ramadan dan Lebaran 2017 diprediksi akan mengalami peningkatan hingga 50 persen (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Perhubungan (Menhub), Budi Karya Sumadi menegaskan, para pengusaha logistik harus tetap beroperasi pada saat Lebaran 2018.

Hal itu dimaksudkan agar kegiatan ekspor-impor barang logistik tidak terganggu ketika umat Muslim kompak merayakan hari besarnya. Menanggapi hal tersebut, ia menyatakan, telah merundingkan keputusan itu dengan Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) dan Indonesian National Shipowners Association (INSA), dan mereka semua menyetujuinya.

"Saya menyampaikan ke Presiden (Joko Widodo), dan saya pastikan akan keluarkan surat edaran ke semua stakeholder pelabuhan, bahwa logistik itu harus masuk. Saya juga akan masuk," tegas dia di Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian, Jakarta, Jumat (4/5/2018).

Selain itu, Budi Karya Sumadi menjelaskan, pemerintah telah memetakan mayoritas pemudik akan pulang ke kampung halamannya sekitar dua sampai tiga hari sebelum lebaran. Budi pun mengimbau kepada para pemudik untuk bisa berangkat lebih awal dari waktu tersebut.

"Saya harapkan, bagi mereka yang punya anak sudah libur lebih awal, jadi bisa pulang duluan supaya mengurangi tekanan mereka yang pulang 2-3 hari itu. Apalagi hadiah Lebarannya sudah diterima seminggu sebelum Lebaran," ujar dia.

Menanggapi keputusan cuti bersama Lebaran 2018, yang beberapa waktu lalu baru saja ditetapkan tidak jadi direvisi, dia mengatakan, memang lebih setuju dengan masa libur seperti yang tertera dalam Surat Keputusan Bersama (SKB) 3 menteri yang diputuskan sebanyak tujuh hari.

"Dengan yang sekarang (keputusan cuti bersama Lebaran 2018) tidurnya bisa lebih nyenyak," kata dia.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Menteri PUPR: Kesiapan Infrastruktur Mudik Tahun Ini Lebih Baik

Pemerintah Targetkan 615 Km Panjang Tol Beroperasi Tahun Ini
Suasana pengerjaan Jalan Tol Cijago di kawasan Depok, Jawa Barat, Senin (19/2). Pemerintah menargetkan ada 615 Km panjang tol yang beroperasi sepanjang tahun ini. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Sebelumnya, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono menilai kesiapan Mudik Lebaran 2018 di ruas tol sampai jalan nasional di Jawa lebih baik dari tahun lalu.

Ini seperti pada persiapan kondisi jalan di jalur pantai selatan (Pansela) Banten-Yogyakarta. Meski, masih ada sejumlah perbaikan seperti pelebaran jalan di kawasan Kebumen.

"Kesiapan jalan lebih bagus daripada 2017. Di Pansela sudah bagus, dari Banten sampai Yogya, cuma di Kebumen yang belum dilebarkan. Yogyakarta sampai Ponorogo, saya kemarin lewat, sudah besar jalannya," ujar dia di Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian, Jakarta, Jumat 4 Mei 2018.

Untuk jalan pantai Utara (Pantura) Jawa, dia juga memastikan kondisinya sudah baik. Terkecuali di Jembatan Cincin Lima yang saat ini sudah masih dalam proses pengerjaan. Targetnya, H-10 jembatan itu telah bisa beroperasi.

Sementara terkait kesiapan jalan tol menghadapi momem mudik Lebaran, dikatakan olehnya, ada beberapa ruas tol baru yang nantinya sudah bisa beroperasi fungsional. Seperti Tol Solo-Ngawi, Wilangan-Kertosono dan Salatiga-Solo. "Dari Serang ke Surabaya, sudah bisa tol to tol," tegas dia.

Dengan adanya penambahan ruas jalan tol dan preservasi jalan nasional, ia menegaskan, para pemudik memiliki banyak alternatif rute sehingga tidak bergantung pada jalan tol.

"Kondisi jalan untuk mudik Lebaran 2018 ini lebih mantap dari tahun sebelumnya, sudah ada jalan darurat juga," ungkap dia.

Menteri Basuki mengaku, Kementerian PUPR juga telah menyiapkan berbagai skenario lain untuk menjaga kelancaran arus mudik. Salah satunya dengan menghentikan operasional alat berat konstruksi pembangunan jalan untuk sementara waktu.

"Alat berat juga dibersihkan, untuk memberikan ruang jalan untuk pemudik. Paling lambat untuk yang di Cikampek itu H-10 Lebaran," ujar dia.

Di berbagai jalur mudik yang potensi macetnya besar pun, akan disediakan berbagai sarana demi menunjang kebutuhan para pemudik, seperti mobile toilet dan tambahan rest area."Ada tambahan rest area per 10-20 km. Selain itu, ada juga parking bay yang operasional untuk memberi kesempatan pemudik beristirahat," pungkasnya.

 

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya