Pelabuhan Patimban Akan Fokus Pengiriman Produk Otomotif

Pembangunan Pelabuhan patimban akan dilaksanakan secara tiga tahap, dan diharapkan akan dapat melayani ekspor mencapai 7.5 juta TEUs pada tahun 2027.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 21 Mei 2018, 10:15 WIB
Diterbitkan 21 Mei 2018, 10:15 WIB
Mitsubishi Xpander Siap Diekspor
Petugas mengecek mobil Mitsubishi Xpander yang siap diekspor melalui IPC Car Terminal, PT IKT, Cilincing, Jakarta, Rabu (25/4). Pengiriman akan dimulai untuk, sebelum Thailand, Vietnam dan pasar ekspor lainnya. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Pelabuhan Patimban yang akan segera dibangun di Kabupaten Subang. Pealabuhan tersebut akan difokuskan untuk mengirim produk otomotif serta produk-produk industri dari Karawang.

Hal ini disampaikan oleh Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dalam kegiatan Site Visit Proyek Pembangunan Pelabuhan Patimban, pada hari Minggu kemarin.

"Pelabuhan Patimban memiliki kegiatan strategis khususnya pada tahap awal ekspor produk otomotif nasional keluar negeri. Seperti kita ketahui, Patimban ini berada di sebelah timur Karawang sehingga produk-produk dari industri itu tidak perlu sampai Pelabuhan Tanjung Priok," ujar Menhub dalam keterangan tertulis, Senin (21/5/2018).

Pembangunan Pelabuhan Patimban ini juga ditujukan agar biaya ekspor lebih efisien dan juga menyelesaikan kemacetan di Jakarta.

"Karena selama ini yang dari Jawa dan Cibitung menuju ke Pelabuhan Tanjung Priok itu sangat lama dan mengakibatkan kemacetan di Jakarta," jelas Budi Karya.

 

Kemajuan Pembangunan

Mitsubishi Xpander Siap Diekspor
Deretan mobil Mitsubishi Xpander masuk kapal untuk diekspor melalui IPC Car Terminal, PT IKT, Cilincing, Jakarta, Rabu (25/4). Mobil Mitsubishi Xpander diekspor ke Filipina, Thailand, Vietnam, Sri Lanka Mesir, dan Bolivia. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Kemajuan pembangunan Pelabuhan Patimban sampai saat ini mencapai tahap pemilihan kontraktor dan akan segera memulai pembangunan konstruksi. Pembangunan akan dilaksanakan secara tiga tahap, dan diharapkan akan dapat melayani ekspor mencapai 7.5 juta TEUs pada tahun 2027.

Pelabuhan ini dibangun bertahap, pertama adalah tahun depan, setelah itu kurang lebih tahun 2023, dan terakhir tahun 2027. Pada saat tahun 2027 Patimban sudah dalam kapasitas 7.5 juta TEUs seperti Pelabuhan Tanjung Priok sekarang.

Dalam pembangunan salah satu Proyek Strategis Nasional ini Pemerintah Indonesia bekerja sama dengan Pemerintah Jepang dalam pendanaannya.

Dengan kerjasama ini, Budi Karya berharap agar hubungan diplomatik antara Indonesia dan Jepang selama 60 tahun ini tidak hanya memberikan ikatan persahabatan namun juga dapat meningkatkan perekonomian masing-masing negara.

"Pemerintah Jepang memberikan loan, soft loan jangka panjang 40 tahun. Dan memang kerjasama ini adalah kerjasama yang strategis karena ini menandai hubungan diplomatik Indonesia dan Jepang itu 60 tahun. Harapannya kerjasama ini tidak hanya memberikan ikatan persahabatan antara Indonesia dan Jepang tetapi juga meningkatkan perekonomian kita," tutup Budi Karya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya