BI Gelar RDG Tambahan, Suku Bunga Acuan Bakal Naik?

Bank Indonesia (BI) akan gelar Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bulanan tambahan pada Rabu 30 Mei 2018.

oleh Agustina Melani diperbarui 28 Mei 2018, 18:20 WIB
Diterbitkan 28 Mei 2018, 18:20 WIB
Investasi Meningkat, Ekonomi Indonesia Kuartal 1 Tumbuh 5,06 Persen
Pekerja menyelesaikan pembangunan gedung bertingkat di Jakarta, Senin (7/5). Badan Pusat Statistik (BPS) melansir pertumbuhan ekonomi kuartal 1 2018 mencapai 5,06%.(Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Liputan6.com, Jakarta - Bank Indonesia (BI) akan gelar Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bulanan tambahan pada Rabu 30 Mei 2018. Diprediksi pada saat RDG tersebut, kemungkinan BI menaikkan suku bunga acuan atau BI 7 days reverse repo rate untuk stabilkan nilai tukar rupiah.

Ekonom PT Bank Permata Tbk Josua Pardede menuturkan, BI kemungkinan kembali menaikkan suku bunga acuan. Langkah tersebut dilakukan untuk mengantisipasi kenaikan suku bunga bank sentral Amerika Serikat atau the Federal Reserve. The Federal Reserve akan menggelar rapat pada 12-13 Juni 2018.

Josua menuturkan, the Federal Reserve akan menaikkan suku bunga sebanyak tiga hingga empat kali pada 2018.Hal tersebut dapat mendongkrak dolar AS. Apalagi imbal hasil surat berharga AS juga trennya menguat.

"Kemungkinan BI akan menaikkan suku bunga acuan. Ini sebagai antisipasi langkah the Federal Reserve yang akan menaikkan suku bunga dan kenaikan treasury AS,” ujar Josua saat dihubungi Liputan6.com, Senin (28/5/2018).

Josua menilai, BI menggelar rapat tambahan tersebut  melihat jadwal pertemuan the Federal Reserve yang dilakukan pada 12-13 Juni 2018. Bila BI baru mengantisipasi langkah the Federal Reserve pada pertemuan BI 27-28 Juni 2018 maka dikhawatirkan pergerakan dolar AS yang dinamis.

"Kalau tunggu hingga pertemuan pada akhir Juni 2018 maka pergerakan dolar AS akan lebih dinamis. Jadi sebelumnya mengantisipasi dengan menaikkan suku bunga acuan 25 basis poin," ujar Josua.

Ia menambahkan, kenaikan suku bunga acuan memang akan berdampak terhadap pertumbuhan ekonomi. Target pertumbuhan ekonomi Indonesia 5,4 persen akan sulit tercapai. Namun, kenaikan suku bunga menurut Josua perlu dilakukan agar menciptakan kestabilan di pasar keuangan dan menciptakan kepercayaan pelaku usaha dan investor.

"Dampaknya memang rupiah akan stabil karena pergerakan rupiah tak sesuai fundamental. Meskipun begitu memang ada konsekuensi (penyesuaian suku bunga) yaitu menaikkan ruang suku bunga kredit, deposito," kata dia.

Selain itu, meski suku bunga acuan naik, Josua menilai, bank tidak akan langsung menaikkan suku bunga. Apalagi bank-bank yang mampu melakukan efisiensi tidak akan cepat menaikkan suku bunga.

"Jadi dalam jangka pendek belum akan terlihat signifikan. Tapi target pertumbuhan ekonomi 5,4 persen akan menjadi berat karena konsekuensi kebijakan moneter yang diambil BI. Namun BI dan pemerintah perlu koordinasi untuk stabilkan sistem keuangan,” ujar dia.

 

 

BI Agendakan RDG Tambahan pada 30 Mei, Ada Apa?

Bank Indonesia
Bank Indonesia AFP PHOTO / ROMEO GACAD

Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk mengadakan Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bulanan tambahan pada Rabu, 30 Mei 2018.

RDG Bulanan tambahan ini tidak menggantikan RDG Bulanan reguler yang tetap akan diselenggarakan sesuai jadwal.Dikutip dari keterangan tertulis BI, Jumat 26 Mei 2018, RDG Bulanan tambahan ini akan membahas kondisi ekonomi dan moneter terkini serta prospek ke depan.

Dalam RDG sebelumnya, BI memutuskan menaikkan BI 7-Days Reverse Repo Rate sebesar 25 basis poin menjadi 4,50 persen. Langkah ini diambil untuk meningkatkan stabilitas makro ekonomi.

Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo, mengatakan keputusan terkait suku bunga acuan juga diikuti dengan langkah bank sentral untuk menaikkan 25 basis poin suku bungan deposit facility sebesar 3,75 persen dan lending facility sebesar 5,25 persen.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya