Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bertahan di zona hijau pada sesi kedua perdagangan Rabu (19/3/2025). Penguatan IHSG di tengah Bank Indonesia (BI) tahan suku bunga acuan 5,75 persen pada Maret 2025.
Mengutip data RTI, IHSG menguat 1,42 persen ke posisi 6.311 pada pukul 14.46 WIB. Indeks LQ45 menguat 0,42 persen ke posisi 712. Sebagian besar indeks saham acuan menghijau.
Baca Juga
Pada perdagangan Rabu pekan ini, IHSG berada di level tertinggi 6.320,92 dan level terendah 6.147,42. Sebanyak 342 saham menguat sehingga angkat IHSG. 227 saham melemah dan 229 saham diam di tempat. Total frekuensi perdagangan 881.495 kali dengan volume perdagangan 14,2 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 10,9 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 16.519.
Advertisement
Seluruh sektor saham menghijau. Sektor saham teknologi menguat 9,41 persen, dan catat penguatan terbesar. Sektor saham energi naik 1,76 persen, sektor saham basic mendaki 1,6 persen, sektor saham industri dasar mendaki 0,39 persen. Lalu sektor saham consumer nonsiklikal melesat 0,38 persen, sektor saham consumer siklikal menguat 0,07 persen.
Kemudian sektor saham kesehatan bertambah 0,47 persen, sektor saham keuangan naik 0,47 persen, sektor saham properti bertambah 0,79 persen. Lalu sektor saham infrastruktur menanjak 1,2 persen dan sektor saham transportasi naik 0,03 persen.
Gerak Saham
Saham BBCA naik 0,60 persen ke posisi Rp 8.350 per saham. Harga saham BBCA dibuka stagnan di posisi Rp 8.300 per saham. Harga saham BBCA berada di level tertinggi Rp 8.400 dan level terendah Rp 8.225 per saham. Total frekuensi perdagangan 42.975 kali dengan volume perdagangan 3.337.772 saham. Nilai transaksi Rp 2,8 triliun.
Harga saham BBRI menguat 1,09 persen ke posisi Rp 3.720 per saham. Harga saham BBRI dibuka ke posisi Rp 3.710 per saham dari penutupan sebelumnya Rp 3.680 per saham. Saham BBRI berada di level tertinggi Rp 3.780 dan level terendah Rp 3.680 per saham. Total frekuensi perdagangan 36.590 kali dengan volume perdagangan 2.673.504 saham. Nilai transaksi Rp 993,9 miliar.
Harga saham BMRI naik 2,21 persen ke posisi Rp 4.630 per saham. Harga saham BMRI dibuka stagnan di posisi Rp 4.530 per saham. Saham BMRI berada di level tertinggi Rp 4.650 dan level terendah Rp 4.440 per saham. Total frekuensi perdagangan 34.758 kali dengan volume perdagangan 2.235.539 saham. Nilai transaksi Rp 1 triliun.
Top Gainers-Losers
Saham-saham yang masuk top gainers antara lain:
Saham PGUN melambung 25 persen
Saham KONI melambung 24,80 persen
Saham LION melambung 24,49 persen
Saham UVCR melambung 21,67 persen
Saham DCII melambung 19,99 persen
Saham-saham yang masuk top losers antara lain:
Saham FMII merosot 18,53 persen
Saham IKAI merosot 12,50 persen
Saham KOTA merosot 12,50 persen
Saham BISI merosot 11,36 persen
Saham FAST merosot 10,43 persen
Saham-saham teraktif berdasarkan nilai antara lain:
Saham BBCA senilai Rp 1,3 triliun
Saham BBRI senilai Rp 944,1 miliar
Saham BMRI senilai Rp 912,5 miliar
Saham PTRO senilai Rp 370,1 miliar
Saham BBNI senilai Rp 325,6 miliar
Saham-saham teraktif berdasarkan frekuensi antara lain:
Saham PSAB tercatat 53.946 kali
Saham BBCA tercatat 42.455 kali
Saham PTRO tercatat 37.664 kali
Saham BBRI tercatat 36.381 kali
Saham BMRI tercatat 30.576 kali
Advertisement
BI Tahan Suku Bunga Acuan 5,75% pada Maret 2025
Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) resmi tetap mempertahankan suku bunga acuan, atau BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 5,75 persen. Kebijakan itu diumumkan dalam sesi konferensi pers hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia Maret 2025, Rabu (19/3/2025).
Ketetapan ini didapat setelah jajaran petinggi bank sentral melakukan rapat bersama selama dua hari pada 18-19 Maret 2025.
"Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada 18-19 Maret 2025 memutuskan, untuk mempertahankan BI rate sebesar 5,75 persen," ujar Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo.
Selain suku bunga acuan, Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada Maret 2025 juga menahan suku bunga deposit facility di kisaran 5 persen, dan suku bunga lending facility sebesar 6 persen.
"Keputusan ini konsisten dengan upaya menjaga perkiraan inflasi 2025 dan 2026 tetap terkendali dalam sasaran, 2,5 plus minus 1 persen," imbuh Perry.
Ke depan, Bank Indonesia berkomitmen untuk terus menjaga stabilitas nilai tukar rupiah sesuai fundamental di tengah ketidakpastian global yang tetap tinggi, seraya turut mendorong pertumbuhan ekonomi berkelanjutan.
Putusan ini membuat suku bunga acuan Bank Indonesia tidak bergerak di sepanjang kuartal I 2025. Perubahan terakhir terjadi pada Januari 2025, saat BI Rate turun 25 basis poin (bps) menjadi 5,75 persen.
