Pasokan AS Meningkat, Harga Minyak Tertekan

Harga minyak melemah di tengah kekhawatiran pasokan global meningkat usai persediaan Amerika Serikat (AS) meningkat secara tak terduga

oleh Agustina Melani diperbarui 07 Jun 2018, 06:00 WIB
Diterbitkan 07 Jun 2018, 06:00 WIB
lustrasi tambang migas
Ilustrasi tambang migas (iStockPhoto)

Liputan6.com, New York - Harga minyak melemah di tengah kekhawatiran pasokan global meningkat usai persediaan Amerika Serikat (AS) meningkat secara tak terduga. Sedangkan Arab Saudi dan produsen besar lainnya isyaratkan akan meningkatkan produksi.

Persediaan minyak mentah AS naik 2,1 juta barel dalam seminggu hingga 1 Juni. Hal itu berdasarkan data the Energy Information Administration. Analis memperkirakan penurunan 1,8 juta barel.

"Harga minyak sedang dihantam oleh kejutan stok minyak mentah yang meningkat seiring impor melonjak. Ini menumpulkan dampak dari kilang,” ujar Matthew Smith, Direktur ClipperData, seperti dikutip dari laman Reuters, Kamis (7/6/2018).

Produksi minyak mentah AS mencapai rekor 10,8 juta barel per hari dalam sepekan. Meningkatnya produksi AS mendorong penjualan sejak harga minyak Brent naik di atas USD 80 per barel pada bulan lalu.

"Peningkatan yang terus menerus dalam produksi minyak mentah membebani pasar dan cukup signifikan dibandingkan tahun lalu,” ujar Andrew Lipow, Presiden Lipow Oil Associates.

Harga minyak Amerika Serikat pun turun 79 sen atau 1,2 persen menjadi USD 64,73 per barel. Sedangkan harga minyak Brent susut dua sen menjadi USD 75,26 per barel.

Namun usai perdagangan, harga minyak Brent berbalik arah menjadi positif dengan naik 18 sen per barel.Lantaran minyak mentah AS turun lebih cepat dari pada Brent sehingga membuat harga minyak keduanya melebar 6,5 persen dari sesi sebelumnya menjadi USD 10,74 per barel.

Menteri Energi India, menyatakan kalau pemerintahan Arab Saudi kembali meninjau kebijakan pemangkasan produksi yang telah mendukung harga minyak.

Pemerintah AS secara tidak resmi meminta Arab Saudi dan produsen OPEC lain untuk meningkatkan produksi.OPEC dan Rusia akan bertemu pada 22-23 Juni untuk memutuskan apakah akan meningkatkan produksi minyak.

Para produsen mempertimbangkan peningkatan pasokan hingga 1 juta barel per hari.“Harga minyak didorong oleh OPEC dan pandangan seberapa banyak dan cepat OPEC akan meningkatkan produksi,” ujar Analis Energy Aspects Virendra Chauchan.

 

Pasokan Terhambat dari Venezuela dan Iran

Ilustrasi tambang migas
Ilustrasi tambang migas (iStockPhoto)

Di sisi lain, produksi minyak di Venezuela terhambat. Venezuela yang memiliki cadangan minyak terbesar di dunia dan pemasok bahan bakar ke AS terhambat produksinya lantaran investasi yang tidak memadai, salah urus dan sanksi AS.

Tiga sumber mengatakan kepada Reuters, perusahaan negara Venezuela PDVSA sedang pertimbangkan pengumuman force majour untuk sejumlah ekspor.Selain itu, sanksi AS terhadap Iran juga mengancam ekspor minyak dari produsen OPEC tersebut.

“Ini adalah tarik menarik antara hilangnya pasokan dari Venezuela dan Iran, serta peningkatkan produksi dari OPEC dan AS. Harga minyak sementara akan capai USD 80 per barel hingga dapat pernyataan dari OPEC,” kata Risk Manager Mitsubishi Crp, Tony Nunan.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya