Harga Pangan Stabil saat Lebaran, Pengusaha Apresiasi Kinerja Pemerintah

Stabilnya harga pangan dikarenakan pemerintah pusat melalui Kementerian Perdagangan yang dibantu Satgas Pangan proaktif memantau pendistribusian berbagai barang kebutuhan pokok.

oleh Nurmayanti diperbarui 22 Jun 2018, 18:38 WIB
Diterbitkan 22 Jun 2018, 18:38 WIB
Jelang Ramadan, Kemendag Jamin Pasokan Sembako Aman
Aktivitas perdagangan di Pasar Kebayoran Lama, Jakarta, Jumat (20/4). Kementerian Perdagangan (Kemendag) mengklaim harga pangan terkendali. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta Pengusaha menilai kestabilan harga pangan pada momen menjelang hingga pasca perayaan Lebaran merupakan bentuk keberhasilan yang dicapai pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Jusuf Kalla. Capaian ini juga tak lepas dari kepiawaian Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita dan jajaran Kemendag.

Stabilitas harga bahan pokok dinilai berkontribusi menciptakan kondusifitas politik sehingga proses pembangunan dapat berjalan lebih baik ke depan.  

Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) DKI Jakarta, Sarman Simanjorang, memandang stabilitas pangan ini timbul dikarenakan pemerintah telah mengantisipasi kebutuhan masyarakat sejak lebih dari tiga bulan yang lalu. 

Sarman mengatakan, stabilnya harga pangan dikarenakan pemerintah pusat melalui Kementerian Perdagangan yang dibantu Satgas Pangan proaktif memantau pendistribusian berbagai barang kebutuhan pokok.

Dengan demikian, aliran distribusi menjadi lancar dan isu terkait kekurangan bahan pokok bisa diminimalkan. Dampak akhirnya, harga pun menjadi tidak bergejolak. 

“Kita harus mengapresiasi kinerja itu, termasuk pemerintah pusat melalui Kementerian Perdagangan,” ujar dia, Jumat (22/6/2018). 

Pemantauan rutin yang dilakukan pemerintah diyakini pula menggerus upaya mafia pangan yang kerap memanfaatkan momentum Lebaran mencari untung. Terlebih Kementerian Perdagangan, pemerintah daerah, beserta Bulog gemar melakukan operasi pasar guna yang dilihat efektif menekan harga. 

“Kalau demand dan supply itu seimbang, kita yakin bahwa harga tidak bergejolak. Kita lihat hasilnya saat ini bahwa ketika menjelang Lebaran harga-harga bahan pokok itu pada posisi stabil. Stabil bukan berarti tidak naik,” tutur Sarman. 

Dia pun mengapresiasi pola komunikasi Menteri Perdagangan, Enggatiasto Lukita yang kerap memanggil para importir untuk memastikan izin dan penyaluran sesuai. Langkah ini dianggap mampu menghilangkan mafia-mafia importir yang kerap menyalahgunakan izin impornya. 

Melalui dialog dengan para importir tersebut, kementerian jadi bisa mengetahui total berapa izin impor yang didapat para importir. Dari sana, langkah selanjutnya bisa ditanyakan volume pendistribusian barang yang sudah impor kepada masyarakat.

Jika ada yang tidak tepat sesuai, bisa segera diketahui dan ditindak. Dikombinasikan dengan pemantauan yang rutin, stok di pasar menjadi kian terjaga. 

 

Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita mengatakan, keberhasilan menjaga kestabilan harga pangan merupakan kontribusi semua pihak. Kerjasama ini yang mendasari pihaknya bisa melakukan pengendalian harga selama dua tahun berturut-turut yaitu dari tahun 2017 dan 2018.

"Saya berterimakasih kepada seluruh stakeholder kepada Satgas Pangan, kepada dunia usaha dan media yang telah membantu. Sehingga dua tahun berturut-turut kita mampu mengendalikan inflasi dan mengendalikan harga bahan pokok," kata Enggar.

Diakuinya, saat H-2 Lebaran sempat terjadi gejolak kenaikan, seperti harga daging di pasar. Namun, hal itu karena permintaan dari pedagang sendiri kepada pemerintah untuk memberikan pengertian. Namun bersama para pedagang, kenaikan ini bisa terselesaikan.

"Mereka meminta pengertiannya, bahwa ini saat mereka mendapatkan keuntungan lebih pada H-2, ya hampir merata, 5-10 ribu rata-rata (ambil untungnya)," ujar Enggar.

Jaga Stabilitas Politik

Jelang Ramadan, Kemendag Jamin Pasokan Sembako Aman
Aktivitas perdagangan di Pasar Kebayoran Lama, Jakarta, Jumat (20/4). Kementerian Perdagangan (Kemendag) mengklaim harga pangan terkendali. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Pengamat Politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Adriana Elisabeth membenarkan jika kestabilan harga pangan berdampak ke stabilitas politik yang sekarang cukup terjaga sehingga proses pembangunan dapat berjalan lebih baik.

Kondisi ini menurutnya adalah sebuah kemajuan yang selayaknya perlu diapresisasi oleh semua pihak. “Saya pikir ini sebuah kemajuan yang patut diapresiasi yah,” ucapnya.

Kemajuan di sektor pangan yang mampu meredam gejolak kenaikan harga komoditas pangan, khususnya pada saat menjelang hingga pasca perayaan Lebaran, menurut Adriana harus diakui sebagai sebuah keberhasilan di era pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla.

“Ini merupakan salah satu keberhasilan pembangunan dari pemerintah sekarang. Itu harus diakui adanya,” kata Adriana.

Ketersediaan kebutuhan pokok yang memadai pun berpengaruh menentukan kualitas sumber daya manusia dan stabilitas sosial politik sebagai prasyarat untuk melaksanakan pembangunan.

Adriana memandang pemerintah sekarang bahkan sudah transparan dan terbuka sehingga keberhasilan dan kekurangannya pun bisa dengan mudah diketahui.

Begitu halnya dengan kinerja Kemendag. Oleh karenanya, Adriana berharap pemerintah sekarang dapat terus konsisten dan lebih baik lagi dari tahun ke tahun.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya