Integrasi Transaksi Tol Bisa Pangkas Harga Barang, Ini Hitungannya

Sebanyak 72 persen dari total komponen pembentukan biaya logistik merupakan biaya transportasi angkutan logistik, di dalamnya termasuk biaya untuk membayar tol.

oleh Merdeka.com diperbarui 02 Jul 2018, 18:15 WIB
Diterbitkan 02 Jul 2018, 18:15 WIB
Pintu Gerbang Tol JORR. (Dok Kementerian PUPR)
Pintu Gerbang Tol JORR. (Dok Kementerian PUPR)

Liputan6.com, Jakarta - Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT), Herry Trisaputra Zuna yakin bahwa kebijakan integrasi sistem transaksi di ruas tol Jakarta Outer Ring Road (JORR) atau lingkar luar Jakarta bakal menurunkan biaya logistik.

Dia mengatakan, saat ini 90 persen angkutan logistik menggunakan jalur darat. Sementara itu, 72 persen dari total komponen pembentukan biaya logistik merupakan biaya transportasi angkutan logistik, di dalamnya termasuk biaya untuk membayar tol.

"Sebanyak 90 persen angkutan logistik ada di jalan. 72 persen biaya (logistik) tersebut terpengaruh dari 90 tadi," ungkapnya dalam diskusi Forum Merdeka Barat, di Kemenkominfo, Jakarta, Senin (2/6/2018).

Karena itu integrasi sistem transaksi di tol, bisa menurunkan biaya transportasi yang dikeluarkan oleh angkutan logistik. Turunnya biaya transportasi angkutan logistik tentu akan menurunkan biaya logistik.

"Apa yang kita lakukan di jalan tol pasti akan berpengaruh signifikan ke logistics cost. Dengan penggabungan tadi tarif tol Rp 94 ribu (yang harus dibayarkan) kendaraan golongan V untuk jarak terjauh setelah ini hanya bayar Rp 30 ribu. Bayangkan turunnya. Dengan cara ini kami harap ada pengaruh terhadap efisiensi biaya logistik," kata dia.

Reporter: Wilfridus Setu Embu

Sumber: Merdeka.com

 

Porsi Biaya Logistik

Integrasi tol JORR utamanya bertujuan meningkatkan standar pelayanan jalan tol seperti kemantapan jalan, kecepatan tempuh dan antrian transaksi tol. (Dok Kementerian PUPR)
Integrasi tol JORR utamanya bertujuan meningkatkan standar pelayanan jalan tol seperti kemantapan jalan, kecepatan tempuh dan antrian transaksi tol. (Dok Kementerian PUPR)

Deputi Bidang Koordinasi Percepatan infrastruktur dan Pengembangan Wilayah Kemenko Perekonomian, Wahyu Utomo mengakui saat biaya logistik di Indonesia mencapai 26 persen dari PDB.

"Kontribusi biaya logistik 26 persen terhadap PDB. Bandingkan dengan negara yang lebih baik dia (biaya logistik) di bawah 10 persen. Inilah yang menyebabkan harga juga tinggi di Indonesia," jelas dia.

"Untuk turunkan biaya logistik, kita harus mulai dengan menurunkan biaya angkutan. Itu yang harus kita utamakan dalam upaya menurunkan biaya logistik," tandasnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya