Jaga Sektor Manufaktur, Darmin Bakal Hati-Hati Batasi Impor

Menko Darmin Nasution bersama Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengaku akan melakukan evaluasi dengan hati-hati.

oleh Liputan6.com diperbarui 04 Jul 2018, 21:20 WIB
Diterbitkan 04 Jul 2018, 21:20 WIB
Menko Perekonomian Darmin Nasution.
Menko Perekonomian Darmin Nasution. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengaku akan berupaya agar nilai tukar rupiah dapat menguat kembali. Salah satunya dengan memperkecil defisit transaksi berjalan melalui pengurangan impor. Sebab, impor Indonesia dalam beberapa bulan terakhir masih lebih kecil dibanding jumlah ekspor.

Menteri Koordinator bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan pemerintah masih melihat sektor mana saja yang impornya akan dievaluasi. Hal ini dilakukan agar tidak mengganggu produksi sektor manufaktur.

"Saya enggak mau bilang buru-buru (sektor) yang mana, kan? Kita masih mau cari yang mana yang bisa dikurangi dan yang tidak memengaruhi produksi," ujar Menko Darmin di kantornya, Jakarta, Rabu (4/7/2018).

Darmin menuturkan, defisit transaksi berjalan disumbang oleh dua hal. Pertama, defisit perdagangan yang terjadi dalam beberapa bulan terakhir dan kedua, neraca jasa. Pemerintah akan memastikan pengaruh kedua hal ini terhadap defisit transaksi berjalan.

"Pertama-tama sebenarnya sebelum transaksi berjalan neraca perdagangan dulu. Ekspor impor barang yang memang kita enam bulan terakhir defisit. Memang defisit perdagangan bagian dari transaksi berjalan. Jadi, transaksi berjalan itu isinya neraca perdagangan ditambah neraca jasa," jelasnya.

Mantan Direktur Jenderal Pajak tersebut menambahkan, pihaknya bersama Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati akan melakukan evaluasi dengan hati-hati.

"Nanti kita mau lihat dulu, deh. Kita belum selesai rapatnya masih kita bicarakan apa saja," katanya.

 

Reporter: Anggun P. Situmorang

Sumber: Merdeka.com

Upaya Sri Mulyani Stabilkan Rupiah

(Foto: Merdeka.com/Anggun P. Situmorang)
Menkeu Sri Mulyani bersama suami halal bihalal dengan pegawai kementerian keuangan (Foto:Merdeka.com/Anggun P.Situmorang)

Sebelumnya, pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) masih terus terjadi meskipun Bank Indonesia (BI) telah menaikkan suku bunga acuan sebanyak 50 basis poin menjadi 5,25 persen. Hari ini rupiah rata-rata berada pada level Rp 14.400 per USD

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, pemerintah akan mengupayakan agar rupiah dapat menguat kembali. Salah satunya memperkecil defisit transaksi berjalan melalui pengurangan impor. Sebab, impor Indonesia dalam beberapa bulan terakhir masih lebih kecil dibanding jumlah ekspor.

"Saat yang sama mulai meneliti kebutuhan impor, apakah itu memang betul-betul yang dibutuhkan untuk perekonomian Indonesia dan secara selektif akan meneliti siapa yang membutuhkan apakah itu dalam bentuk bahan baku ataupun bahan modal. Dan apakah betul-betul strategis untuk menunjang kegiatan ekonomi dalam negeri," ujar Sri Mulyani di Gedung DPR/MPR, Jakarta, Selasa (3/7).

Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia tersebut menambahkan, pemerintah akan terus berkoordinasi dengan Bank Indonesia dan juga Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk mengambil langkah bagaimana upaya untuk memperkecil defisit transaksi berjalan.

Sektor yang akan digenjot dalam beberapa bulan ke depan selain impor adalah pariwisata. Adapun target pemerintah hingga akhir tahun, defisit hanya berada 2,5 persen terhadap PDB.

"Kita bersama BI dan OJK melakukan koordinasi bagaimana meningkatan CAD menjadi lebih mengecil dengan mendukung ekspor dan pariwisata berbagai kegiatan yang bisa menghasilkan devisa bagi negara," ucapnya.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya