Menipu Miliarder, Identitas Sultan Palsu Terbongkar

Sultan palsu ini mengaku sebagai Pangeran dari Arab Saudi sebelum akhirnya diringkus petugas keamanan.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 10 Jul 2018, 21:00 WIB
Diterbitkan 10 Jul 2018, 21:00 WIB
Ilustrasi penipuan emas
Ilustrasi penipuan emas (Liputan6.com/Andri Wiranuari)

Liputan6.com, New York - Bukan main kelakuan pria bernama Anthony Gignac (47) dalam mencari uang haram. Apabila zaman sekarang penipuan lewat email atau telepon, dia mencari uang haram lewat menyamar sebagai Pangeran Arab Saudi.

Dilansir dari Miami Herald, Selasa (9/7/2018), penipu tersebut memakai nama Sultan bin Khalid Al-Saud. Padahal, ia adalah orang Kolombia yang waktu kecil diadopsi oleh pasangan asal Miami.

Si Sultan palsu dan komplotannya tertangkap setelah menipu miliarder pemilik hotel di Miami, Florida. Penipuannya dimulai pada Maret 2007, ketika itu ia mengaku ingin berinvestasi senilai ratusan juta dolar AS ke pengembang real-estate Jeffrey Soffer dari Turnberry Associates.

"Percaya bahwa Gignac adalah anggota kerajaan dan diplomat Arab Saudi, dengan niat membeli hotel, pihak pengembang tertarik pada hal itu," demikian pernyataan laporan ke aparat.

Penyamaran Gignac sebagai Sultan dilengkapi dengan berbagai aksesoris palsu yang membuat orang mengira dia adalah diplomat. Ia pun mengklaim memiliki USD 600 juta di bank. Bahkan, apartemennya juga dibubuhi tulisan sultan.

Setelah korban terbuai dengan statusnya sebagai pangeran, ia dan komplotannya langsung berakting agar diberikan hadiah-hadiah mewah oleh korbannya. Akhirnya, korbannya makin curiga, sebab si Sultan palsu asyik makan poduk daging babi saat sedang bersantap.

Pelaku diringkus aparat setelah korban melapor dan tengah menunggu putusan pengadilan atas tuduhan menyamar sebagai pegawai pemerintah asing, pencurian identitas, dan penipuan.


Bukan Kasus Pertama

Para Pangeran Saudi Ditahan di Hotel
Kendaraan melintas dekat hotel Ritz Carlton Riyadh yang sedang ditutup di Arab Saudi, 5 November 2017. Hotel bintang lima itu dijadikan sebagai rumah tahanan sementara 11 pangeran, empat menteri, dan puluhan mantan anggota kabinet. (FAYEZ NURELDINE/AFP)

Atas perbuatannya di Miami, si Sultan palsu terancam dipenjara sampai 10 tahun. Tetapi, aksi penipuan Gignac sebagai Sultan dilakukannya sejak 90-an silam dan berulang kali berurusan dengan aparat dan keluar masuk penjara.

Pada 1994, ia menghubungi Universitas Syracuse di New York dan mengaku akan memberi sumbangan. Syaratnya, ia harus dikirim uang terlebih dulu. Kedubes Saudi juga sudah diberitahu mengenai kelakuan Gignac.

Ia didakwa sebagai penipu di Michigan, Orlando, dan Palm Beach. Ia juga pernah menipu korban dari Swiss dan meraup uang sebesar USD 5 juta.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya