Jokowi Bakal Resmikan Jalan Tol Kartasura-Sragen Besok

Jalan Tol Solo-Ngawi segmen Kartasura-Sragen bakal diresmikan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Minggu, 15 Juli 2018.

oleh Agustina Melani diperbarui 14 Jul 2018, 19:48 WIB
Diterbitkan 14 Jul 2018, 19:48 WIB
Kementerian PUPR berupaya untuk menyelesaikan pembangunan Jalan Tol Trans Jawa dari Merak - Banyuwangi sepanjang 1.150 Km pada akhir tahun 2019. (Dok Kementerian PUPR)
Kementerian PUPR berupaya untuk menyelesaikan pembangunan Jalan Tol Trans Jawa dari Merak - Banyuwangi sepanjang 1.150 Km pada akhir tahun 2019. (Dok Kementerian PUPR)

Liputan6.com, Jakarta - Jalan Tol Solo-Ngawi segmen Tol Kartasura-Sragen bakal diresmikan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Minggu, 15 Juli 2018.

Jalan Tol Solo-Ngawi segmen Kartasura-Sragen sepanjang 35,22 kilometer (km) telah memenuhi persyaratan laik fungsi secara teknis, administratif dan sistem operasi sehingga dapat dioperasikan dalam waktu dekat.

"Terjadwal besok pukul 08.00 akan ada peresmian ruas tol (Kartasura-Sragen) oleh Presiden RI,” ujar Sekretaris Perusahaan PT Jasa Marga Tbk Agus Setiawan, saat dikonfirmasi Liputan6.com, Sabtu (14/7/2018).

PT Jasa Marga Tbk juga sudah melakukan uji coba pengoperasian. Agus menuturkan, di ruas tol tersebut akan segera diberlakukan tarif namun belum dipastikan waktunya. Penetapan tarif tol diberlakukan sesuatu aturan yang berlaku.

"Yang jelas sesuai kepmen, sosialisasi sudah dilakukan. Untuk jarak terjauh Kartasura-Sragen sekitar 35 KM, tarif untuk kendaraan golongan I Rp 35 ribu,” kata dia.

Agus menuturkan, kehadiran tol Kartasura-Sragen ini berdampak terhadap perkembangan di sejumlah daerah sekitar mulai dari Boyolali-Solo-Karanganyar terutama Sragen.

Sebelumnya, PT Jasamarga Solo Ngawi (PT JSN) telah mendapatkan surat layak operasi berdasarkan surat Direktorat Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) No JL.10-10-Db/589 tanggal 28 Mei 2018. Surat ini menyatakan Jalan Tol Solo-Ngawi, Segmen Kartasura-Sragen layak operasi dan dapat dioperasikan sebagai jalan tol.

Surat tersebut menyusul terbitnya surat yang dikeluarkan oleh Direktur Lalu Lintas Perhubungan Darat, Direktorat Jenderal Perhubungan Darat, Kementerian Perhubungan No AJ/401/1/12/DJPD/2018 tanggal 21 Mei 2018, dan No AJ/401/1/13/DJPD/2018 tanggal 21 Mei 2018.

"Saat ini, kami yang mengelola jalan tol sepanjang 90,25 km ini tengah melakukan sosialisasi terkait transaksi tol dengan menggunakan uang elektronik di Solo-Mantingan-Ngawi Segmen Tol Kartasura-Sragen," kata Direktur Utama PT Jasamarga Solo Ngawi David Wijayatno kepada wartawan, Kamis 28 Juni 2018.

Jalan Tol Solo-Ngawi ini dilengkapi dengan lima Gerbang Tol (GT), yakni GT Kartasura (Ngasem), GT Solo (Klodran), GT Karanganyar (Kebakkramat), GT Sragen (Pungkruk), dan GT Ngawi (Kota Ngawi).

Untuk mempermudah masyarakat dalam mengakses jalan tol, PT JSN juga mempersiapkan simpang susun di GT Bandara Adi Soemarmo Boyolali, GTl Purwodadi, dan GT Sragen Timur.

Trans Jawa Jadi Pendorong Ekonomi Wilayah Selatan

Pemudik Lewati Jalur Tol Fungsional Batang-Semarang
Sejumlah kendaraan saat melewati jalan tol fungsional Batang-Semarang Seksi V Kaliwungu-Krapyak, Jawa Tengah, Senin (11/6). Jalan Tol Batang-Semarang mulai beroperasi secara fungsional hanya diperuntukkan bagi kendaraan kecil. (Liputan6.com/Gholib)

Sebelumnya, Kepala Staf Presiden (KSP) Moeldoko menyatakan pembangunan infrastruktur Trans Jawa akan meningkatkan potensi ekonomi di wilayah jalur Pantai Selatan (Pansela) Pulau Jawa.

"Dengan pergerakan melalui selatan, saya yakin para pemudik akan terinspirasi bahwa ada potensi dan kekuatan baru yang perlu eksplorasi untuk kepentingan ekonomi pada masa mendatang," katanya seperti dikutip dari Antara, Jumat 15 Juni 2018.

Mantan Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI) itu mengharapkan pemerintah daerah dan investor dapat bergerak cepat menggarap potensi lokal untuk dijadikan pusat perekonomian baru yang berdampak kepada peningkatan kesejahteraan masyarakat di wilayah itu.

Menurut Moeldoko, pembangunan jalur Pansela Pulau Jawa tidak hanya sebatas untuk mengurangi kepadatan lintas utara dan tengah, tapi juga bertujuan untuk membuka akses pemerataan ekonomi di jalur selatan.

Ketua Umum Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Pusat tersebut menuturkan banyak potensi lokal mulai dari sumber daya alam hingga kekayaan budaya yang bisa menjadi pemantik pembangunan ekonomi masyarakat pada jangka menengah dan panjang.

Adapun pembangunan pusat perekonomian tersebut, dinilainya, akan didukung berbagai sektor, seperti ekonomi pertanian, ekonomi industri, ekonomi kreatif, pariwisata hingga usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

Dari sisi pertanian, Moeldoko menyatakan, keberadaan jalur Pansela Pulau Jawa juga akan mempermudah akses distribusi hasil panen, sehingga membuka peluang bagi pasar besar untuk mengambil langsung kepada para petani.

Di sektor industri, diharapkannya, akan muncul pabrik baik skala besar maupun menengah di kawasan tersebut, sehingga dapat menyerap tenaga kerja.

Dari sisi ekonomi kreatif, Pansela Pulau Jawa akan juga dapat memancing masyarakat untuk menghasilkan kerajinan lokal yang memiliki nilai ekonomis. Dari sisi pariwisata dapat memberikan pendapatan bagi daerah, serta menggeliatkan UMKM dan industri rumahan.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya