Liputan6.com, Jakarta - Surga adalah impian setiap Muslim. Dalam ajaran Islam, seseorang yang ingin masuk surga harus menjalankan segala kewajibannya, termasuk sholat.
Namun, ada kisah menarik yang disampaikan oleh Gus Baha tentang seseorang yang tidak pernah sholat tetapi tetap masuk surga.
Advertisement
KH Ahmad Bahauddin Nursalim, atau yang lebih dikenal sebagai Gus Baha, mengisahkan bahwa dalam sejarah Islam, ada orang yang belum pernah sekalipun menunaikan sholat, tetapi akhirnya mendapatkan surga.
Advertisement
"Rasulullah pernah bercerita bahwa ada seseorang yang masuk Islam, dan pada hari pertama keislamannya, belum sempat menjalankan sholat sama sekali. Namun, di hari itu juga, diumumkan perang, ia ikut berperang dan mati syahid," kata Gus Baha, seperti dirangkum dari tayangan video di kanal YouTube @MuhammadNurBinYusuf.
Dalam ceramahnya, Gus Baha menegaskan bahwa kasus ini adalah contoh di mana seseorang mendapatkan surga tanpa pernah menunaikan sholat.
"Ini contoh orang masuk surga tanpa pernah sholat sama sekali," ujar Gus Baha sambil tertawa.
Kisah ini menjadi pelajaran bahwa ada konteks tertentu di mana seseorang tidak bisa disyaratkan ideal dalam menjalankan ibadah.
Baca Juga
Simak Video Pilihan Ini:
Islam Memahami Realitas Kehidupan
Menurutnya, meskipun dalam Islam ada aturan yang jelas, namun ada juga keadaan-keadaan khusus yang tidak bisa diterapkan secara kaku.
"Keinginan kita tentu semua orang beribadah secara ideal, sholat, tidak punya masalah, tapi ada situasi di mana seseorang tidak bisa mencapai itu," jelasnya.
Gus Baha mencontohkan bahwa tidak semua hal dalam kehidupan ini bisa berjalan sesuai dengan standar ideal yang kita bayangkan. Dalam beberapa kondisi, ada hal-hal yang harus lebih dipahami secara luas.
"Misalnya, kalau istrimu tiba-tiba jatuh di tengah jalan, apakah kamu akan memilih orang yang menolongnya harus seorang kiai atau wali? Kalau seperti itu, bisa-bisa istrimu malah tertabrak truk karena menunggu orang yang menurutmu ideal," ujar Gus Baha.
Dalam kehidupan sehari-hari, banyak orang yang terlalu menuntut kesempurnaan atau keidealan dalam beragama. Padahal, tidak semua kondisi memungkinkan seseorang untuk menjalankan sesuatu secara sempurna.
Ia menegaskan bahwa Islam adalah agama yang memahami realitas kehidupan. "Kalau kita terlalu menuntut semuanya berjalan sempurna, malah bisa jadi rumit sendiri," ucapnya.
Menurut Gus Baha, prinsip utama dalam Islam adalah menjalankan ajaran agama dengan sebaik mungkin sesuai dengan kemampuan. Namun, ada kondisi tertentu di mana seseorang tetap bisa mendapatkan rahmat Allah meskipun tidak menjalankan semua aturan secara ideal.
Ia juga mengingatkan agar umat Islam tidak mudah menghakimi orang lain yang mungkin belum bisa menjalankan ibadah dengan sempurna. "Tidak semua orang memiliki kesempatan yang sama untuk menjalankan ajaran Islam secara ideal," katanya.
Advertisement
Jangan Menuntut Ideal dalam Kehidupan
Kisah orang yang masuk surga tanpa pernah sholat ini menjadi salah satu contoh betapa luasnya rahmat Allah. "Kita tidak boleh berburuk sangka pada orang yang belum sholat. Bisa jadi, ada keadaan yang membuat mereka belum mampu menjalankannya," lanjutnya.
Meski demikian, Gus Baha tetap menekankan bahwa sholat adalah kewajiban utama yang harus dijalankan oleh setiap Muslim. Namun, ia juga mengingatkan agar umat Islam tidak kaku dalam menilai seseorang berdasarkan standar tertentu.
Ia juga menjelaskan bahwa dalam Islam, niat dan kondisi seseorang sangat berpengaruh terhadap nilai ibadahnya. "Yang penting itu niat dan usaha untuk selalu mendekat kepada Allah," tegasnya.
Menurutnya, ada banyak jalan menuju surga, dan tidak selalu harus melalui cara yang kita anggap ideal. "Jalan menuju Allah itu banyak. Jangan hanya terpaku pada satu cara saja," imbuhnya.
Dalam Islam, keimanan seseorang tidak hanya diukur dari ibadah lahiriah saja, tetapi juga dari kesungguhan hatinya dalam mengabdi kepada Allah.
Gus Baha menutup ceramahnya dengan mengingatkan bahwa Islam adalah agama yang penuh dengan kasih sayang. "Jangan sampai kita menyulitkan diri sendiri dengan menuntut keidealan yang berlebihan. Yang terpenting adalah terus berusaha menjadi lebih baik," pungkasnya.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul