Aturan Bisnis Waralaba Bakal Diperlonggar

Salah satu aturan yang rencananya akan dilonggarkan yaitu terkait dengan kewajiban menggunakan 80 persen produk dalam negeri.

oleh Septian Deny diperbarui 05 Sep 2018, 16:30 WIB
Diterbitkan 05 Sep 2018, 16:30 WIB
20161125- Pameran Indonesia Franchise & SME Expo IFSE-Jakarta-Angga Yuniar
Pameran pameran Indonesia Franchise & SME Expo (IFSE) ditujukan untuk menarik semakin banyak pengunjung melihat peluang usaha yang ditawarkan oleh industri waralaba Indonesia, Jakarta, Jumat (25/11). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Kementerian Perdagangan (Kemendag) berencana melonggarkan aturan terkait bisnis waralaba (franchise). Hal tersebut guna menarik lebih banyak investasi di sektor ini serta menggerakkan kegiatan ekonomi di masyarakat.

Sekretaris Jenderal Kemendag Karyanto Suprih mengatakan, saat ini pihaknya tengah berdiskusi dengan para pemangku kepentingan di bidang waralaba. Ini guna mendengarkan masukan terkait aturan-aturan yang selama ini menghambat perkembangan bisnis waralaba.

"Sekarang sedang diwacanakan. Tapi kita akan bertemu stakeholder. Jangan sampai nanti dibuat kebijakan (diprotes)," ujar dia di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Rabu (5/9/2018).

Salah satu aturan yang rencananya akan dilonggarkan yaitu terkait dengan kewajiban menggunakan 80 persen produk dalam negeri untuk peralatan, bahan baku dan barang dagangan di waralaba. Namun masih belum ditentukan.

"Bukan dihapuskan. Cuma ada cara perhitungannya, namanya Stock Keeping Unit (SKU) di distribusinya. Ya kalau kita maunya 100 persen (produk dalam negeri), tapi nanti yang dari luar negeri nanti proses lagi," jelas dia.

Selain itu, aturan terkait pembatasan jumlah kepemilikan franchise juga akan dibahas. Jika memang nanti dilonggarkan, tetap akan menginguti aturan yang lebih tinggi seperti Undang-Undang (UU) Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat.

‎"Master franchise sekarang dibatasi 250 (unit)‎. Nanti kita lihat, karena dari KPPU kan tidak boleh monopoli, nanti melanggar UU," tandas dia.

 

Ekspansi, FamilyMart Ambil Alih Toko Sevel dan Starmart

20161125- Pameran Indonesia Franchise & SME Expo IFSE-Jakarta-Angga Yuniar
Pengunjung melihat pameran Indonesia Franchise & SME Expo (IFSE) di Jakarta Convention Center (JCC), Jumat (25/11). Diharapkan pengunjung dapat melihat peluang usaha yang ditawarkan oleh industri waralaba Indonesia. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

FamilyMart Indonesia makin ekspansi dengan menambah gerai. Bahkan mengambil alih sejumlah toko waralaba sebelumnya yaitu Seven Eleven dan Starmart.

Chief Executive Officer FamilyMart Indonesia, Wirry Tjandra menargetkan menambah 120 toko pada 2018. Dari 120 toko, 100 toko sudah terealisasi. Pada 2018, pihaknya fokus membuka toko di kawasan Segitiga Emas Jakarta atau area sentra bisnis ibukota.

"Tahun ini kita targetkan menambah 120 toko. Sudah 100, tambah 20 lagi,” ujar dia di Grand Rubina, Jakarta, Selasa (3/7/2018).

Dia menuturkan, untuk menggenapi toko hingga 120 toko, FamilyMart telah mengambil alih sejumlah toko gerai waralaba yang sebelumnya sudah menutup operasionalnya di Indonesia antara lain Starmart dan Seven Eleven.

"Kami take over sebanyak 49 toko Starmart dan 13 toko Seven Eleven," kata dia.

Selain melakukan ekspansi bisnis di Jabodetabek, FamilyMart juga akan ekspansi ke beberapa kota besar di Indonesia, seperti Bandung, Surabaya, dan Bali. Meskipun demikian dia enggan membeberkan berapa nilai investasi yang bakal dikeluarkan untuk ekspansi bisnis tersebut.

"Tahun depan kita akan 50 sampai 100 toko. Kita juga akan buka di beberapa kota besar, Bali, Surabaya, Bandung," kata dia.

 

Reporter: Wilfridus Setu Embu

Sumber: Merdeka.com

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya