Masyarakat Bisa Gadaikan Tupperware hingga Tas Bermerek dengan Bunga 0 Persen

Layanan menarik ini hanya berlaku untuk nasabah baru Pegadaian dalam rangka menjaring nasabah baru untuk bergabung.

oleh Merdeka.com diperbarui 13 Sep 2018, 21:10 WIB
Diterbitkan 13 Sep 2018, 21:10 WIB
Transaksi Gadai di Pegadaian
Warga saat bertransaksi di pegadaian di Jakarta, Kamis (15/6). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta Pegadaian terus memaksimalkan layanan, salah satunya dengan memperbanyak kriteria barang yang bisa digadaikan masyarakat. Gadaian bisa dilakukan masyarakat di cabang-cabang PT Pegadaian (Persero) yang tersebar di seluruh tanah air.

Direktur Informasi Teknologi dan Digital Pegadaian, Teguh Wahyono mencontohkan salah satu barang yang baru-baru ini viral bisa digadaikan adalah tupperware. Barang kesayangan ibu-ibu rumah tangga tersebut kini bisa dijadikan solusi saat sedang membutuhkan uang.

Akan tetapi, Teguh menjelaskan bahwa layanan menarik ini hanya berlaku untuk nasabah baru Pegadaian dalam rangka menjaring nasabah baru untuk bergabung.

"Jadi kami kasih mereka pengalaman aja buat menggadaikan itu. Sehingga apapun bisa digadai dengan bunga 0 persen," kata Teguh saat ditemui dalam sebuah acara diskusi di Kawasan Cikini, Jakarta, Pusat Kamis (13/9/2018).

Tidak hanya tupperware, Teguh menyatakan barang apapun kini bisa digadaikan. Misalnya tas bermerk. Selama barang tersebut disetujui oleh kantor cabang dan memiliki nilai jual minimal seharga Rp 500 ribu. Program berlaku untuk seluruh Indonesia.

"Jadi barangnya itu macam-macam. Misalkan di Manado itu Tupperware itu Manado, tempat lain apa. Apapun barangnya boleh saja. Tas juga boleh dan persyaratan datang bawa barang sama KTP aja," ujarnya.

Teguh mengungkapkan tidak menutup kemungkinan batasan maksimal uang yang didapat akan ditingkatkan. Saat ini maksimal penggadai akan mendapat Rp 500.000 dan rencananya akan dinaikkan menjadi Rp 1 juta. "Sekarang kan kita batasin Rp 500 ribu. Ke depan kita ubah, misalnya Rp 1 juta satu bulan atau 1 juta dua bulan," tutupnya.

 

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com

Pegadaian incar nasabah baru dari masyarakat kaya dan kaum milenial

PT Pegadaian (Persero).
PT Pegadaian (Persero).

Direktur Teknologi Informasi Digital PT Pegadaian (Persero), Teguh Wahyono, mengungkapkan saat ini perseroan tengah membidik 2 juta nasabah baru. Bila sebelumnya target nasabah Pegadaian hanya sebatas masyarakat menengah ke bawah kini juga membidik kelas menengah ke atas dan kaum milenial.

"Kalau dulu kita hanya melayani nasabah-nasabah yang memang istilahnya menengah ke bawah. Nah ke depan kita akan masuk ke yang dua, pertama yang disebut dengan up loan market yang punya duit banyak lah, yang kedua milenial," kata dia,

Dia mengungkapkan salah satu gebrakan yang dilakukan untuk menggaet pangsa pasar tersebut adalah dengan transformasi digital.

"Kita memang harus digital karena milenial seneng dengan digital. Dua kan gak mau yang offline-offline begitu," ujarnya.

Tidak hanya itu, Pegadaian juga tahun ini telah membuka 14 gerai The Gade Coffee & Gold yang merupakan salah satu strategi perseroan untuk menarik minat milenial.

"Mereka (milenial) juga kan senang hang out, senang sosialisasi, itulah kenapa media kita yang dipakai juga sosial media termasuk Pegadaian membuat cafe. Jadi disediakan seperti co-working space, wifi, jadi kita bukan akan jualan kopi tapi kopi itu media untuk mengundang mereka," jelasnya.

Selain itu, inovasi juga dimunculkan dari segi layanan dan produk yaitu dengan adanya tabungan emas serta pinjaman berbasis digital (digital lending).

"Jadi kita akan mendeliver KTA lah ya Kredit Tanpa Agunan untuk kepentingan mikro dan konsumer. Jadi misalnya bapak ibu belanja di toko online maka pegadaian yang ngasih financingnya. Atau ada UMKM yang butuh modal maka bisa mengajukan ke Pegadaian tanpa jaminan," jelas dia.

Selain itu, Pegadaian juga akan menyulap outlet-outletnya menjadi kantor cabang branchless banking.

"4.300 lebih kantor cabang nasional dari Sabang sampai Merauke kita akan pakai untuk melayani service-service pihak ketiga. Misalnya gini, ada bank yang sekarang branchless banking dia pengen punya bank tapi tak punya cabang. Nah kita bisa menjadikan pegadaian sebagai kantor cabangnya mereka. Misalnya untuk orang butuh fingerprint, butuh photo butuh tanda tangan nah bisa di kantor Pegadaian," kata dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya