Pertumbuhan DPK Melambat pada September 2018

Saat ini rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) perbankan terjaga pada tingkat yang aman mencapai 22,9 persen.

oleh Merdeka.com diperbarui 15 Nov 2018, 20:10 WIB
Diterbitkan 15 Nov 2018, 20:10 WIB
BI Naikkan Suku Bunga Acuan Jadi 6 Persen
Gubernur BI Perry Warjiyo bersiap memberi keterangan pers mengenai kenaikan suku bunga acuan di Jakarta, Kamis (15/11). Rapat Dewan Gubernur BI juga menaikkan suku bunga Deposit Facility sebesar 25 bps menjadi 5,25 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) memastikan jika stabilitas sistem keuangan Indonesia tetap terjaga pada November ini.

Gubernur BI, Perry Warjiyo menyebutkan kondisi tersebutĀ seiring intermediasi perbankan yang meningkat dan risiko kredit yang terkelola dengan baik.

Meski diakui pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK)Ā melambatĀ di bulan ini. "Pertumbuhan DPK pada September 2018 sebesar 6,6 persen (yoy). Sedikit menurun dibandingkan dengan pertumbuhan bulan sebelumnya yang sebesar 6,9 persen (yoy)," kata Perry di kantornya, Kamis (15/11/2018).

Dia mengungkapkan, saat ini rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) perbankan terjaga pada tingkat yang aman mencapai 22,9 persen.

Rasio likuiditas (AL/DPK) terjaga di posisi 19,2 persen pada September 2018. "Meningkat dibandingkan posisi Agustus 2018 sebesar 18,3 persen," jelas dia.

Selain itu, rasio kredit bermasalah (Non Performing Loan/NPL) tetap rendah yaitu sebesar 2,7 persen (gross) atau 1,2 persen (net).

Ā 

Reporter: Yayu Agustini Rahayu

Sumber: Merdeka.com

Pertumbuhan Kredit

BI Naikkan Suku Bunga Acuan Jadi 6 Persen
Gubernur BI Perry Warjiyo (tengah) bersiap memberi keterangan pers mengenai kenaikan suku bunga acuan di Jakarta, Kamis (15/11). Selain itu, BI juga memutuskan menaikkan Lending Facility menjadi 6,75 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Dari fungsi intermediasi, pertumbuhan kredit pada September 2018 tercatat sebesar 12,7 persen (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 12,1 persen (yoy).

Sementara itu, pembiayaan ekonomi melalui pasar modal, penerbitan saham (IPO dan rights issue), obligasi korporasi, Medium Term Notes (MTN), danĀ Negotiable Certificate of DepositĀ (NCD) selama Januari sampai September 2018 tercatat sebesar Rp 168,1 triliun (gross), turun dibandingkan dengan periode yang sama pada 2017 sebesar Rp 205,9 triliun (gross).

Dengan perkembangan tersebut, Perry mengatakan Bank Indonesia memperkirakan pertumbuhan kredit 2018 sekitar 12 persen (yoy). Sedangkan pertumbuhan DPK sekitar 8 persen (yoy).

"Bank Indonesia akan terus memantau kecukupan dan distribusi likuiditas di perbankan agar tetap konsisten dengan upaya turut menjaga stabilitas sistem keuangan," tutupnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya