Terminal 1 dan 2 Bandara Soetta Bakal Buat Maskapai Tarif Murah

Saat ini proses revitalisasi Terminal 1 dan 2 Bandara Soetta tengah berlangsung dan ditargetkan selesai 3 tahun mendatang pada 2021.

oleh Merdeka.com diperbarui 22 Nov 2018, 20:51 WIB
Diterbitkan 22 Nov 2018, 20:51 WIB
Pesawat Lion Air terparkir di Terminal 2 Bandara Internasional Soekarno Hatta, Kota Tangerang. Meski berulang kali diguncang gempa, penerbangan menuju Lombok masih berjalan normal.
Tercatat, penerbangan pada Minggu, 19 Agustus 2018 hingga hari ini, 20 Agustus 2018, masih berjalan normal.

Liputan6.com, Jakarta - Terminal 1 dan Terminal 2 Bandara Soekarno Hatta akan disulap menjadi Terminal bagi Maskapai Bertarif Rendah atau Low Cost Carrier Terminal (LCCT) penerbangan domestik dan internasional. Ini merupakan yang pertama di Indonesia.

Direktur Utama PT Angkasa Pura II, Muhammad Awaluddin mengungkapkan bahwa terminal 1 dan terminal 2 sebetulnya saat ini sudah mengusung low cost carrier. Namun setelah revitalisasi kedua terminal tersebut akan menjelma sepenuhnya menjadi terminal LCCT.

Dia mengungkapkan, saat ini proses revitalisasi tengah berlangsung dan ditargetkan selesai 3 tahun mendatang pada 2021. Lambatnya proses tersebut sebab kedua terminal masih tetap difungsikan meski sedang direvitalisasi.

“Selesai 2021. Tapi kalau implementasinya akan mulai dengan pendekatan tahun depan akan kita mulai,” kata dia saat diskusi eksklsusif bersama media di Hotel Mulia, Jakarta, Kamis (22/11/2018).

Revitalisasi tersebut juga akan meningkatkan daya tampung penumpang di terminal 1 dan 2 yang saat ini masing-masing kapasitasnya adalah 9 juta penumpang menjadi 25 juta atau hampir tiga kali lipatnya.

“Terminal 1 menjadi lebih luas desain konstruksinya 9 juta menjadi 25 juta. Terminal 2 juga sama,” ujarnya.

Dia juga menjelaskan terminal 2 akan terkoneksi seperti terminal 3 dimana semua sub terminal seperti 2D, 2F dan lain sebagainya akan terhubung tanpa ada pemisah. “Nanti akan nyatu panjang kayak terminal 3,” ujarnya.

Dia menjelaskan, perbedaan mendasar terminal 1 dan terminal 2 saat menjadi full terminal LCCT ada tiga. Pertama adalah seamless journey dimana diharapkan dapat meneyedot penumpang wisatawan backpaker yang membawa barang sedikit saat bepergian. Karena di LCCT antrian saat check in atau hendak masuk pesawat antriannya akan dibedakan dengan yang memabawa banyak bagasi. “Banyak milenial yang gak suka ngantri ingin melayani diri sendiri,” ujarnya.

Kedua adalah fast procesing time dimana mesin check in mandiri akan diperbanyak sehingga penumpang dapat melakukan check in sendiri melalui mesin yang disediakan tanpa harus antri panjang. Sementara itu counter check in manual akan dikurangi jumlahnya dalam rangka membuat lahan terminal menjadi semakin luas. Terkahir adalah differentiated service atau pelayanan bagasi sendiri.

Selain itu, self boarding gate juga akan diterapkan dimana pemeriksaan keamanan hanya akan menjadi satu tahap. Selanjutnya penumpang bisa langsung masuk ke gate hanya dengan menscan barcode yang terdapat di tiket pesawat.

Terminal 1 akan menjadi LCCT untuk penerbangan domestik. Sementara terminal 2 akan menjadi LCCT penerbangan internasional. Oleh sebab itu, Air Asia yang saat ini ada di terminal 3 akan dipindahkan ke terminal 2.

“Jadi nanti LCCT internasional yang ada di terminal 3 misal Air Asia pindah kembali lagi ke terminal 2,” ujarnya.

 

Dorongan 3 Kementerian

Asian Para Games 2018
Atlet basket putri asal Jepang yang akan berlaga di Asian Para Games sudah tiba di Terminal 2 Bandara Internasional Soekarno Hatta. (Pramita Tristiawati)

Sebelumnya, Awaluddin menyatakan pembuatan terminal LCCT atas inisiasi atau dorongan dari 3 kementerian.

"Saya sudah melaporkan kepada 3 menteri, Menteri Pariwisata, Menteri BUMN dan Menteri Perhubungan bahwa terminal 1 bandara internasional soehatt akan kita fokuskan di LCCT domestik. Kemudian yang kedua terminal 2 akan difokuskkan jadi terminal LCCT terminal domestik dan internasional," kata Awaluddin pada Kamis 9 Agustus 2018.

Dia mengungkapkan, untuk pendanaan revitalisasi tersebut saat ini menggunakan keuangan internal perusahaan. Revitalasi dipredikasi akan menghabiskan dana hingga Rp 3,7 triliun.

"Kegiatannya multi years selama 3 tahun. Terminal 1 dalam 3 tahun akan menghabiskan biaya Rp 1,9 triliun. Terminal 2 menyerap dana sekitar Rp 1,8 triliun selama 3 tahun sehingga total revitalisasi kurang lebih Rp 3,7 triliun," ujarnya.

Sementara itu, untuk terminal 3 akan menjadi terminal dengan layanan Full Service Carriers (FSC). "Terminal 3 sementara akan kita fokuskan hanya untuk full service carrier terminal." kata dia.

Reporter: Yayu Agustini Rahayu

Sumber: Merdeka.com

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya