Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator bidang Perekonomian, Darmin Nasution mulai mengantisipasi kenaikan harga sejumlah komoditas jelang Natal 2018 dan Tahun Baru 2019. Khusus untuk beras, pemerintah memastikan memiliki jumlah stok yang mencukupi.
"Kita sudah mulai koordinasi kembali. Sebetulnya kalau beras, kita punya stok banyak," ujar Darmin di Kantor Kementerian Koordinator bidang Perekonomian, Jakarta, Jumat (23/11/2018).
Saat ini, kata Darmin, memang terdapat kenaikan harga beras di beberapa daerah. Dia pun akan mengevaluasi upaya operasi pasar yang dilakukan oleh Perum Badan Urusan Logistik (BULOG).
Advertisement
Baca Juga
"Ini cuma tinggal urusan oparasi pasar. Kita rapatkan siang ini. Operasi pasar, ayo gimana kalian caranya. Kalau laporannya sudah dari kemarin ini. Tapikan harganya faktanya naik, jadi ya kita harus rapat lagi. Kita kerjakan," ujar dia.
Mantan Direktur Jenderal Pajak tersebut menambahkan, pemerintah akan memastikan harga beras dan komoditas lainnya tidak naik terlalu tinggi. Untuk daging, pemerintah menjamin belum ada kenaikan harga yang cukup besar karena dilakukan operasi pasar secara berkala.
"(Pasokan beras) Kita barangnya banyak. Kecuali kalau operasi pasarnya tidak efektif. Itu saja. Itu yang mau kita lihat. (Selain beras) tidak ada, kita semua situasinya yang paling sulit beras. Kalau daging apa itu sudah berjalan," kata dia.
Â
Reporter: Anggun P.Situmorang
Sumber: Merdeka.com
Pemerintah Diminta Waspadai Kenaikan Harga Beras pada Akhir Tahun
Sebelumnya, Pemerintah diminta mewaspadai lonjakan harga beras di akhir tahun. Untuk itu, Ketua Umum Perpadi Sutarto Alimoeso menyarankan agar Bulog lebih agresif dalam menggulirkan stok beras supaya harga ditingkat masyarakat tidak bergejolak.
"Salah satunya supaya tidak melonjak pemerintah itu punya stok yang cukup. Cukup kuat. Gelontorkan itu (beras) segera keluarin," kata Sutarto dalam diskusi yang digelar di Jakarta, Kamis 23 November 2018.
Sutarto megatakan, apabila pemerintah tidak menggelontarkan stok beras, sedangkan permintaan di tingkat masyarakat melonjak maka ini akan membahayakan. Sebab, sering kali ini dimanfaatkan oleh oknum dengan menaikan harga gabah ditingkat petani.
"Sudah gelontorin itu satu-satunya supaya yang di bawah itu tidak bermain dengan menaikan harga gabah itu kan. Kalau harga gabah naik tidak ke kontrol maka harga beras juga akan naik. Jadi naiknya harga beras karena salah satunya karena harga gabah naik," tegasnya.
Sebelumnya, Wakil Direktur Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Eko Listiyanto mengatakan penyebab utama inflasi pangan di akhir tahun umumnya terjadi pada momentum Natal dan Tahun Baru. Sedangkan yang diperlukan masyarakat adalah kepastian akan stabilnya harga-harga komoditas.
"Setiap menjelang akhir tahun sering kali harga pangan mengalami lonjakan. Oleh karena itu, harus ada keseriusan dari pemerintah untuk memutus siklus dan mencari solusi agar harga pangan di akhir tahun terkendali," kata Eko dalam sebuah diskusi yang digelar di Jakarta, Kamis 15 November 2018.
Eko menegaskan, pemerintah maupun para pengambil kebijakan tidak dapat terus berlindung dengan alasan kedua momen tersebut. Pemerintah, kata dia, harus menekan serta menstabilisasikan harga pangan guna menjaga inflasi agar tetap kendali.
Â
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Â
Advertisement