Produk Elektronik Indonesia Diminati Masyarakat Mesir

Sejumlah produk home appliance Indonesia yang masuk pasar Mesir antara lain water dispenser, mixer, blender, kipas angin, televisi LED, vacuum cleaner, setrika dan pemanggang daging.

oleh Nurmayanti diperbarui 28 Nov 2018, 10:54 WIB
Diterbitkan 28 Nov 2018, 10:54 WIB
Duta Besar Indonesia untuk Mesir, Helmy Fauzi berpose bersama peserta Forum Bisnis dan Malam Apresiasi Agen dan Distributor Produk Eletronik Indonesia yang digelar di Hilton Waterfall Resort, Sharm El Sheikh. Dok Kedutaan Mesir
Duta Besar Indonesia untuk Mesir, Helmy Fauzi berpose bersama peserta Forum Bisnis dan Malam Apresiasi Agen dan Distributor Produk Eletronik Indonesia yang digelar di Hilton Waterfall Resort, Sharm El Sheikh. Dok Kedutaan Mesir

Liputan6.com, Jakarta Barang elektronik rumah tangga produksi Indonesia digemari hingga mancanegara, seperti Mesir. Ini karena kualitas produk yang baik meski harganya tidak berat di kantong.

Sejumlah produk home appliance Indonesia yang masuk pasar Mesir antara lain water dispenser, mixer, blender, kipas angin, televisi LED, vacuum cleaner, setrika dan pemanggang daging.

“Ini membuktikan kualitas produk-produk kita tidak kalah dengan negara lain dan dapat dijual dengan harga yang kompetitif di pasar,” ujar Duta Besar Indonesia untuk Mesir, Helmy Fauzi dalam keterangannya, Rabu (28/11/2018).

Sebelumnya, apresiasi terhadap produk Indonesia tersebut terungkap dalam Forum Bisnis dan Malam Apresiasi Agen dan Distributor Produk Eletronik Indonesia yang digelar di Hilton Waterfall Resort, Sharm El Sheikh yang berlangsung pada 24 November.

Pendiri perusahaan Al Kalla Group Mesir, Ragab Al Kalla secara terbuka memuji kualitas produk elektronik Indonesia. Ini berarti produk Indonesia terbukti memenuhi selera konsumen Mesir.

“Para pelanggan senang dengan produk Indonesia karena selain berkualitas tinggi, harganya juga terjangkau,” ujar Ragab.

Sekedar info, Al Kalla Group Mesir merupakan  agen utama sejumlah perusahaan Indonesia yaitu Maspion, Polytron, Miyako dan Primakomited.

Lebih lanjut, Dubes Helmy mengapresiasi kerja sama dagang yang sudah dibangun Al Kalla Group Mesir dengan Indonesia. Tanpa ketekunan grup importir asal Provinsi Manoufiya ini, performa kualitas produk Indonesia tidak akan dapat dirasakan publik Negeri 1.000 Menara ini. Tidak mengherankan apabila Presiden Jokowi pernah memberikan penghargaan Primaduta Award kepada Al Kalla Group pada 2015.

“Selaku Duta Besar RI di Cairo, saya mengapresiasi usaha keras keluarga Besar Haji Ragab Al Kalla, Ahmed Ragab dan Ehab Ragab Kalla dalam membangun relasi dagang dengan Indonesia,” urai Dubes Helmy.

Pada 2018 ini, Al Kalla Group telah mengimpor produk elektronik Indonesia senilai USD 7 juta pada 2018. Grup importir ini juga telah pabrik perakitan produk home appliance di Mesir ‘Malaysia Arabic for Electric and Home Appliance Industry’ dengan mengutamakan teknologi Indonesia untuk dipasarkan di pasar domestik dan ekspor ke luar Mesir.

 

Kondisi Perdagangan Kedua Negara

Kinerja Ekspor dan Impor RI
Aktivitas bongkar muat barang ekspor impor di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Senin (17/7). Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan kinerja ekspor dan impor Indonesia mengalami susut signifikan di Juni 2017. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Dalam catatan Badan Statistik Mesir (CAPMAS) Mesir, total perdagangan Mesir dengan Indonesia pada periode Januari-Juli 2018 tercatat sebesar USD 692,977 juta. Jumlah ini naik sebesar 9,89 persen dibanding periode yang sama tahun 2017 yang mencapai USD 630,589 juta.

Ekspor Indonesia ke Mesir pada periode Juli 2018 sebesar USD 643,999 juta, atau naik 11,4 persen dibanding periode yang sama tahun 2017 yang mencapai USD 578,078 juta. 

Sementara impor Indonesia dari Mesir selama periode Juli 2018 mengalami penurunan sebanyak 6,73 persen  dari USD 52,510 juta (2017) menjadi USD 48,977 juta (2018).

Ekspor utama Indonesia ke Mesir adalah kelapa sawit dan turunannya, kopi, ban, karet, benang filamen sintetis, kertas, lemak nabati, plywood, produk kerajinan dan  rempah-rempah.

Sedangkan impor utama Indonesia dari Mesir adalah fosfat, hasil pertanian dan perkebunan berupa buah-buahan, pupuk kimia dan produk kurma.

Khusus kurma, volume ekspor kurma dari Mesir ke Indonesia pada periode Januari-Juli 2018 telah mencapai USD 15,815 juta  atau setara dengan 41 persen nilai total ekspor kurma Mesir ke dunia.

“Bagi Indonesia, Mesir merupakan salah satu mitra dagang non-tradisional penting. Mesir juga merupakan negara potensial untuk menjadi entry point bagi produk Indonesia guna memasuki benua Afrika,” jelas Dubes Helmy.

Selanjutnya, guna lebih mendorong penetrasi pasar potensial di kawasan Afrika, KBRI Cairo akan ikut berpartisipasi pada acara Intra-African Trade Fair (IATF) yang akan digelar di Egypt International Exhibition Center, Cairo, pada 11-17 Desember 2018. KBRI Cairo berencana membuat Paviliun Indonesia berukuran 180 meter persegi.

Paviliun Indonesia nantinya akan menampilkan produk multisektor seperti produk minyak sawit, karet, kopi dan rempah-rempah, pembangkit listrik tenaga surya, cangkang sawit, mie instan, peralatan medis, ban kendaraan, light boat, dan dermaga apung.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya