Liputan6.com, Jakarta - PT Angkasa Pura I (Persero) mengalokasikan Rp 400 miliar untuk meningkatkan kapasitas Bandara El Tari, Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT). Ditargetkan Bandara El Tari sudah bisa menampung 2,8 juta penumpang per tahun pada Juli 2019.
Direktur Utama Angkasa Pura I, Faik Fahmi menjelaskan langkah ini diambil perseroan untuk menggenjot jumlah wisatawan yang berkunjung ke Kupang.
Berdasarkan data perseroan, jumlah penumpang diangkut di Bandara El Tari Kupang sekitar 2 juta per tahun. Dari total tersebut, hanya 9 persen penumpang yang datang ke Kupang untuk berwisata sehingga potensinya sangat besar.
Advertisement
Baca Juga
" Pada Juli 2019, nanti bisa dinikmati bandara baru yang lebih besar dan tetap menjaga kearifan lokal," kata Faik di Talkshow Collaborative Destination Development (CDD) bertema "Explore The Amazing Destination at East Nusa Tenggara" di Aston Hotel & Convention Center, Selasa (11/12/2018).
Tak hanya itu, lanjut Faik, untuk mendukung target wisatawan serta peningkatan trafik pesawat dari dan menuju Kupang melalui Bandara El-Tari, Angkasa Pura I memberikan insentif full berupa bebas biaya landing fee kepada maskapai yang membuka rute baru selama 6 bulan serta bebas biaya promosi di bandara selama 1 bulan.
Kebijakan ini juga berlaku untuk maskapai yang membuka rute penerbangan internasional agar para turis asing bisa langsung terbang ke Kupang, tanpa harus transit ke Jakarta atau Bali.
"Harapannya ini bisa bikin makin banyak turis yang datang ke Kupang. Jika mereka (maskapai-red), mau tambah frekuensi penerbangan, kami juga akan kasih insentif biaya marketing," ungkapnya.
Faik menegaskan, sebagai operator bandara tidak hanya berfokus membangun bandara tapi juga ingin turut membantu dalam pengembangan wilayah melalui bandara yang dikelola perseroan.
"Sudah terbukti kehadiran bandara bisa menjadi stimulus ekonomi bagi daerah setempat," kata dia.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Jurus Angkasa Pura I Genjot Pariwisata NTT
Guna mendukung pengembangan potensi pariwisata di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), PT Angkasa Pura I (Persero) mengadakan kegiatan Talkshow Collaborative Destination Development (CDD) bertema "Explore The Amazing Destination at East Nusa Tenggara" di Aston Hotel & Convention Center, Kupang, Selasa (11/12/2018).
CDD merupakan kegiatan Focus Group Discussion (FGD) yang diinisiasi oleh Angkasa Pura I sejak tahun 2015 untuk mengangkat keunggulan daerah yang mempunyai potensi pariwisata dan bisnis dengan cara melakukan kolaborasi dengan pemerintah daerah, maskapai, hotelier, pelaku UKM, serta stakeholders pariwisata lainnya.
Tujuannya tidak lain yaitu mendukung program pemerintah mengenai pariwisata dan bisnis daerah, mengembangkan eco tourism & meperkenalkan budaya tourism friendly, pembangunan berkelanjutan serta percepatan pembangunan infrastruktur penunjang pariwisata.
"Kota Kupang adalah gerbang utama bagi Nusa Tenggara Timur (NTT), baik dalam mendukung kegiatan ekspor-impor maupun sebagai hub pariwisata dimana konektivitas udaranya dikontribusi oleh penerbangan perintis intra 13 bandara. Per Desember 2018, setidaknya terdapat 258 penerbangan per minggu (outbound) dari Kupang dengan kapasitas sebesar 24.255 kursi," ujar Direktur Utama Angkasa Pura I, Faik Fahmi, Selasa (11/12/2018).
Provinsi NTT merupakan kawasan pariwisata baru yang muncul seiring dengan meningkatnya popularitas Pulau Komodo, Danau Kelimutu di Ende, dan juga beberapa destinasi pantai lainnya. Adapun jumlah Wisatawan domestik di wilayah NTT masih didominasi oleh Kota Kupang sebesar 50 persen, sementara wisatawan mancanegara (wisman) dikontribusi oleh Kabupaten Manggarai Barat (Labuan Bajo) sebesar 62 persen, Ende 8 persen, Sikka (Maumere) 8 persen, dan Kota Kupang 7 persen.
"Pulau Komodo di Labuan Bajo masih menjadi tujuan utama favorit bagi wisatawan mancanegara. Sehingga diharapkan tren ini dapat memberikan dampak tidak langsung bagi Kupang. Kupang bisa dioptimalkan potensinya sebagai tempat transit bagi wisatawan dari Indonesia bagian timur dan Timor Leste ataupun luar negeri (Australia)", kata Faik Fahmi.
Berdasarkan data Balai Taman Nasional Komodo, kunjungan wisman Januari-Agustus 2018 mayoritas dikontribusi oleh wisatawan asal Australia (8.100 orang). Diikuti wisman dari Inggris (7,300 wisatawan), Spanyol (6.900), Jerman (6.400), dan Amerika Serikat (6.000).
“Apabila terdapat penerbangan langsung dari Kupang menuju Australia, wisatawan Australia dapat terbang lebih dekat ke Komodo dan kawasan NTT dibandingkan harus transit di Bali. Atau wisatawan Australia tersebut dapat tiba di NTT melalui Kupang, kemudian mengeksplor kawasan NTT dengan regional flights yang tersedia dan pulang kembali ke negaranya dari Bali,” imbuh Faik Fahmi.
Sebagai informasi trafik dari dan menuju Bandara El Tari Kupang saat ini sudah menembus angka 2,1 juta penumpang per tahun.
“Secara umum pergerakan trafik penumpang 14 bandara yang berada di NTT tahun 2015-2017 cukup signifikan dengan CAGR 13 persen. Namun jika melihat perkembangan trafik bandara-bandara seperti Bandara Komodo Labuan Bajo dengan CAGR 25 persen serta Bandara Ende, Bandara Tambolaka, dan Bandara Alor yang CAGRnya di atas 12 persen, menjadi indikator bahwa destinasi wisata itu turut meningkatkan minat wisatawan untuk berkunjung,” jelas Faik.
Advertisement