Tingkatkan Daya Saing, Kemenperin Dorong Industri Ini Terapkan Industri 4.0

Industri makanan dan minuman di Indonesia semakin siap menerapkan revolusi industri 4.0 dengan pemanfaatan teknologi terkini.

oleh Septian Deny diperbarui 13 Des 2018, 10:30 WIB
Diterbitkan 13 Des 2018, 10:30 WIB
(Foto: Dok Kementerian Perindustrian)
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto (Foto: Dok Kementerian Perindustrian)

Liputan6.com, Jakarta - Industri makanan dan minuman di Indonesia semakin siap menerapkan revolusi industri 4.0 dengan pemanfaatan teknologi terkini.

Berdasarkan peta jalan Making Indonesia 4.0, industri makanan dan minuman menjadi salah satu yang mendapat prioritas pengembangannya agar menjadi pionir dalam era ekonomi digital.

Hal tersebut diungkapkan Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto pada peresmian fasilitas produksi jus dengan teknologi High Pressure Processing (HPP) di PT Sewu Segar Primatama (SSP), Tengerang, Banten.

"Salah satu tujuan dari implementasi industri 4.0 adalah menggunakan teknologi terkini, sehingga dapat menghasilkan produk yang premium dan mampu bersaing di pasar global,” ujar dia dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis (13/12/2018).

Dia menjelaskan, pihaknya terus mendorong industri makanan dan minuman bisa menjadi contoh dalam memasuki era industri 4.0. Lantaran, sektor ini memiliki potensi pertumbuhan yang tinggi, dengan didukung oleh sumber daya alam yang berlimpah dan permintaan domestik yang besar.

"Selain itu mampu memberikan kontribusi signifikan bagi perekonomian nasional," lanjut dia.

Oleh karena itu, kata Airlangga, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) memberikan apresiasi kepada PT SSP yang membangun fasilitas produksinya (Real Cold-Pressed Facility/CPF) secara terintegrasi dengan teknologi HPP. 

Metode HPP ini membuat perusahaan dengan merek dagang produk Re.juve ini menjaga kandungan nutrisi dan memperpanjang masa pajang produk (shelf life) hingga enam kali lebih lama tanpa bahan pengawet.

"Ini adalah pabrik pertama di Indonesia yang terintegrasi dengan menggunakan teknologi HPP. Tentunya pabrik ini dapat meningkatkan nilai tambah bahan baku dalam negeri dari sektor holtikultura," tutur dia.

 

Selanjutnya

Ilustrasi botol minum plastik (iStock)
Ilustrasi botol minum plastik (iStock)

Menurut Airlangga, peresmian fasilitas PT SSP tersebut menjadi momentum tepat untuk merevitalisasi sektor industri makanan dan minuman di Indonesia agar lebih modern dan berdaya saing global. 

“Baru sedikit negara di Asia bahkan dunia yang mengadopsi teknologi HPP, sehingga kita harus mengambil keuntungan dari keunggulan tersebut,” kata dia.

PT SSP selaku industri minuman ringan (jus dalam kemasan botol plastik) ini menyerap bahan baku lokal sebanyak 75 persen. Sejak berdiri pada tahun 2014, PT SSP telah menyerap tenaga kerja di bagian produksi sebanyak 60 orang, serta didukung 200 orang di gerai dan 30 orang di back office.

"Dengan adanya investasi ini, diharapkan produk yang dihasilkan tidak hanya dijual di Indonesia, tetapi juga diekspor ke Singapura, Hongkong, dan negara Asean lainnya,” ungkap dia.

Managing Director PT Sewu Segar Primatama Richard Anthony menyampaikan, pengadopsian teknologi HPP merupakan langkah strategis dalam rencana ekspansi Re.juve. 

"Dengan fasilitas terbaru ini, kami memiliki kapasitas tahunan mencapai 15 juta botol, sehingga bisa merambah pasar di luar Jabodetabek dapat menikmati produk cold-pressed juice yang 100 persen segar, murni, dan alami,” ungkap dia.

Teknologi HPP milik PT SSP dipasok oleh Hiperbaric, penyedia peralatan teknologi HPP terbaik di dunia, yang telah merevolusi industri makanan dan minuman di Amerika Serikat dan Eropa dalam menikmati minuman dan makanan segar, termasuk cold-pressed juice.

"Produk Re.juve 100 persen segar karena terbuat dari hampir 1 kg buah dan sayur per botol (bukan konsentrat), 100 persen murni tanpa air, gula, pemanis buatan, atau pengawet, dan 100 persen alami karena menggunakan bahan mentah tanpa proses pemanasan,” tandas Richard.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya