PGN Minta Saka Energi Genjot Produksi Migas

Saka Energi tengah mengincar pengeboran di 14 sumur migas pada 2019.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 17 Des 2018, 10:45 WIB
Diterbitkan 17 Des 2018, 10:45 WIB
PGN
Petugas Perusahan Gas Negara (PGN) mengecek instalasi gas pada mesin keramik di PT Ubin Keramik Kemenangan Jaya Klapanunggal, Bogor, Jawa Barat, Senin (10/12). Pabrik tersebut menggunakan bahan baku dari PGN. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Liputan6.com, Jakarta - PT Perusahaan Gas Negara (PGN) Tbk meminta anak usahanya PT SAKA Energi Indonesia untuk lebih meningkatkan produksi minyak dan gas bumi (migas) di dalam negeri, untuk membantu pemerintah  meningkatkan produksi hulu migas nasional.

Direktur Utama PGN, Gigih Prakoso mengatakan, selaku anggota Holding Migas dan sebagai sub holding gas, PGN mendukung semua upaya yang dilakukan pemerintah terutama Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM), untuk meningkatkan investasi dan produksi hulu migas.

"Untuk mendukung upaya pemerintah tersebut, PGN meminta manajemen SAKA Energi untuk fokus meningkatkan produksinya, baik minyak maupun gas bumi," kata Gigih, di Jakarta, Senin (17/12/2018).

Gigih mengungkapkan, Saka Energi tengah mengincar pengeboran di 14 sumur migas pada 2019. Pengeboran meliputi wilayah operasi di Blok Wokam II Papua, serta Blok Pangkah Jatim.

Rencana itu bisa direalisasikan tanpa melakukan aksi akuisisi. Sebab Saka Energi telah mengantongi 11 hak kelola blok Migas, dengan lima blok yang belum memberikan hasil.

"Sumber-sumber eksisting itu perlu optimalisasi," ucap Gigih.

Saka Energi sudah menetapkan rencana pengembangan lapangan Sidayu, Pangkah, Jawa Timur. Hal itu merupakan upaya Saka Energi untuk mengoptimalkan lapangan eksisting.

Untuk proses pengembangan fase pertama itu, Saka Energi telah menggelontorkan investasi senilai Rp 2,4 triliun. Sebagaimana estimasi Saka Energi, lapangan Sidayu akan menggenjot produksi di Pangkah PSC mencapai 12.500 BOPD.

"Hal itu seturut dengan strategi yang telah ditetapkan," ujar dia.

 

PGN Mulai Alirkan Gas Perdana untuk Jaringan Pipa Duri-Dumai

Gas Bumi
Ilustrasi Foto Gas Bumi (iStockphoto)

Sebelumnya, PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) mulai pengaliran gas perdana (gas in) untuk jaringan pipa transmisi Duri-Dumai di Riau.

Hal ini merupakan bentuk komitmen untuk memperluas manfaat penggunaan energi baik dari gas bumi di wilayah Sumatera, khususnya di Riau.

Sekretaris Perusahaan PGN, Rachmat Hutama mengatakan,PGN telah mengalirkan gas tahap pertama dari jaringan pipa transmisi Duri-Dumai.

Penyaluran gas selanjutnya akan ditujukan terlebih dulu kepada pelanggan rumah tangga, industri, dan komersial, yang berada di wilayah Dumai yang selama ini dikelola oleh PGN. 

"Kemudian dalam waktu dekat ini, gas bumi dari jaringan pipa transmisi Duri-Dumai ini juga akan mengalir untuk Pertamina RU 2,” kata Rachmat, di Jakarta, seperti ditulis Minggu 25 November 2018.

Proyek pembangunan jaringan pipa gas transmisi Duri-Dumai merupakan hasil sinergi Badan Usaha Milik Negara (BUMN), antara PGN dengan PT Pertamina (Persero) melalui anak usahanya PT Pertamina Gas (Pertagas) yang merujuk pada Keputusan Menteri ESDM Nomor 5975 K/12/MEM/2016. 

Pada Juni 2017, kedua BUMN ini telah menandatangani Head of Agreement (HoA). Dari HoA tersebut, selanjutnya kedua pihak telah sepakat menandatangani Perjanjian Kerja Sama Pembangunan Pipa Gas Bumi Ruas Duri-Dumai pada 10 November 2017. 

Dengan kerja sama tersebut, PGN dan Pertamina bersepakat membangun pipa transmisi sepanjang 67 km. Investasi yang dikucurkan sekitar USD 70 juta. 

Rachmat mengungkapkan, gas yang akan dialirkan ke jaringan pipa ini berasal dari Blok Corridor yang saat ini dikelola oleh ConocoPhilips di Sumatera Selatan. Selain itu, akan ada tambahan gas dari Blok Bentu yang dioperasikan oleh Energi Mega Persada (EMP). 

"Jika jaringan pipa Duri-Dumai beroperasi total, maka pasokan gas yang akan mengalir ke jaringan pipa transmisi tersebut sekitar 200 juta kaki kubik per hari (mmscfd)," ujar dia.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya