Gubernur Anies Minta Bank DKI Melantai di Bursa Saham

Apabila Bank DKI melakukan IPO pada tahun ini, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta akan memberikan porsi yang besar untuk perseroan tersebut.

oleh Merdeka.com diperbarui 02 Jan 2019, 13:46 WIB
Diterbitkan 02 Jan 2019, 13:46 WIB
Ilustrasi IPO 3 (Liputan6.com/M.Iqbal)
Ilustrasi IPO 3 (Liputan6.com/M.Iqbal)

Liputan6.com, Jakarta Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menginginkan agar PT Bank DKI dapat segera melantai di bursa saham atau melakukan penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO). Hal tersebut agar Bank DKI sebagai salah satu fasilitator pendanaan dapat berperan besar bagi warga Ibu Kota.

"Kita berkeinginan agar proses IPO ini bisa cepat. Karena kita tahu begitu banyak kegiatan pendanaan di Jakarta selama ini justru menggunakan bank-bank lain," kata Anis saat ditemui di Kompleks Bank Indonesia, Jakarta, Rabu (2/1/2019).

Terkait waktu pelaksanaan dari IPO ini, Anies mengaku masih akan menunggu kesiapan dari Perseroan. Sebab, masih ada beberapa pokok pembahasan dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk mengimplementasikan rencana IPO tersebut.

"Jadi begini, kita berharap pada proses IPO ini kita bisa. Kalau soal waktunya nanti biar direksi yang menjelaskan," jelas dia.

Anies mengatakan, apabila Bank DKI melakukan IPO pada tahun ini, maka Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta akan memberikan porsi yang besar untuk perseroan tersebut.

"Bank DKI harus bisa memainkan peran lebih besar dan itu artinya porsi Pemprov untuk Bank DKI akan kita perbesar, tata kelola akan kita perbaiki, dan harapannya bisa lebih cepat," tutur dia.

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com

Catatkan Rekor, Jumlah Emiten Baru Capai 57 pada 2018

Ilustrasi IPO 1 (Liputan6.com/M.Iqbal)
Ilustrasi IPO 1 (Liputan6.com/M.Iqbal)

Pencatatan saham perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatatkan rekor tertinggi pada 2018. Hal ini ditunjukkan dari jumlah saham baru yang mencapai 57.

Angka itu lebih besar dari jumlah saham baru di BEI pada 2017 yang mencapai 37 perusahaan. Selain itu, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencapai rekor tertinggi sepanjang sejarah pasar modal Indonesia. IHSG tercatat mencapai level tertinggi 6.689,29. Total saham tercatat 619 saham, sudah termasuk 57 saham baru.

"IHSG tertinggi pada 2018 sebesar 6.689,29 poin. Pada 2018 tercatat 619 total saham. 57 saham baru di 2018, tertinggi sejak swastanisasi Bursa Efek Indonesia (BEI)," ujar Direktur Utama BEI, Inarno Djajadi, Jumat (28/12/2018).

Total dana yang dihimpun dari pasar modal mencapai Rp 16,01 triliun. Total rata-rata transaksi harian sepanjang 2018 mencapai Rp 8,5 triliun, naik 11,8 persen dibandingkan pada akhir 2017 sebesar Rp 7,6 triliun.

"Rp 16,01 triliun total dana yang dihimpun. Rata-rata nilai transaksi harian sepanjang 2018 sebesar Rp 8,5 triliun. Sementara rata-rata frekuensi transaksi harian 386.696 kali," kata dia.

Sementara itu, Analis PT RHB Sekuritas Henry Wibowo menuturkan, jumlah IPO meski cukup banyak tetapi perolehan dana tidak terlalu besar. Hal itu menunjukkan IPO yang dilakukan termasuk langkah strategis. “Ini IPO strategic. Jadi, sudah ada strategy buyer-nya, sehingga tidak likuid. Tidak ada yang besar. Big IPO belum ada,” kata Henry saat dihubungi Liputan6.com.

Akan tetapi, ia mengapresiasi langkah perusahaan untuk melepas sahamnya ke publik. Hal itu menunjukkan perusahaan lokal, terutama skala menengah, ingin bertambah besar. Selain itu, tata kelola perusahaan diharapkan menjadi lebih baik. “IPO juga dipandang masyarakat bagus,” tambah dia.

 

Reporter: Anggun P.Situmorang

Sumber: Merdeka.com

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya