Cadangan Devisa Naik, IHSG Berpeluang Menguat

IHSG diperkirakan akan diperdagangkan pada level 6.123-6.421.

oleh Bawono Yadika diperbarui 09 Jan 2019, 06:20 WIB
Diterbitkan 09 Jan 2019, 06:20 WIB
IHSG
Pekerja beraktivitas di BEI, Jakarta, Selasa (4/4). Sebelumnya, Indeks harga saham gabungan (IHSG) menembus level 5.600 pada penutupan perdagangan pertama bulan ini, Senin (3/4/2017). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi akan rebound pada perdagangan saham Rabu (9/1/2019). IHSG diperkirakan akan diperdagangkan pada level 6.123-6.421.

Analis Panin Sekuritas William Hartanto mengatakan, hasil negosiasi perang dagang antara Amerika Serikat (AS)-China masih menjadi penantian dari pelaku pasar modal atau investor.

"Hasil dialog lanjutan AS-China masih menjadi sentimen IHSG untuk hari ini," ucapnya kepada Liputan6.com, Rabu (9/1/2019).

Dia menambahkan, pelemahan yang terjadi pada IHSG kemarin merupakan pelemahan yang masih bersifat wajar. "Koreksi itu masih wajar, hanya menutup gap kemarin saja, dan masih di atas indikator MA5, IHSG," ujarnya.

Adapun pada hari ini Hartanto memperkirakan IHSG berpeluang rebound di kisaran support dan resistance di 6.210-6.270. Sementara itu, Analis Indosurya Bersinar Sekuritas William Suryawijaya menjelaskan IHSG akan bertengger di zona hijau usai rilis cadangan devisa (cadev).

Bank Indonesia melaporkan posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Desember 2018 terus meningkat menjadi USD 120,7 miliar, lebih tinggi dibandingkan dengan akhir November 2018 yang tercatat USD 117,2 miliar.

"IHSG paska rilis data perekonomian cadev yang menunjukkan adanya pertumbuhan terlihat akan semakin kokoh untuk dapat melanjutkan progres kenaikan jangka panjangnya. IHSG akan berada di rentang 6.123-6.421," pungkasnya.

Untuk hari ini, Hartanto menganjurkan saham PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA), PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia Tbk (GMFI), PT PP Properti Tbk (PPRO), dan PT Adi Sarana Armada Tbk (ASSA).

Sedangkan William merekomendasikan saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI), serta PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM).

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya