Produksi Minyak Siap Jual di Sumbagut Lampaui Target

Lifting minyak di wilayah Sumbagut yang melampaui target didapat seiring penerapan kebijakan baru.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 25 Feb 2019, 12:17 WIB
Diterbitkan 25 Feb 2019, 12:17 WIB
lustrasi tambang migas
Ilustrasi tambang migas (iStockPhoto)

Liputan6.com, Jakarta Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mencatat, produksi minyak siap jual (lifting minyak) d‎i wilayah Sumatera Bagian Utara (Sumbagut) memenuhi target yang ditetapkan dalam Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) 2019.

Pengawas Utama Lifting SKK Migas Sumbagut, Yanin Kholison mengatakan, berdasarkan data operasional dokumen lifting Januari 2019, lifting minyak mentah dan kondensat mencapai sekitar 222,330 ribu barel perhari (bph).

Adapun target APBN 2019 untuk sembilan perusahaan Kontraktor Kontrak Kerjasama (KKKS) produksi yang berkontribusi di wilayah operasi Sumbagut sekitar 211,939 bph atau 4,9 persen lebih tinggi dari target APBN.

Sementara jika dibandingkan dengan penetapan target lifting WP&B (Work Program and Budget) 202,155 bph, maka angka kenaikannya mencapai 10 persen. Jumlah tersebut belum termasuk produksi minyak di laut Anambas dan Natuna Propinsi Kepulauan Riau, yang diawasi Pengawas SKK Migas Pusat.

"Lifting minyak bumi dan kondensat di wilayah Sumatera Bagian Utara (Sumbagut), berhasil melampau target yang ditetapkan pemerintah melalui APBN, pada awal tahun 2019," kata Yanin, di Jakarta, Senin (25/2/2019).

Menurutnya, lifting minyak di wilayah Sumbagut yang melampaui target didapat seiring penerapan kebijakan baru, berupa pengawasan langsung kegiatan lifting oleh Pengawas Lapangan SKK Migas untuk mengamankan penerimaan negara mulai dirasakan hasilnya.

Selain pengawasan langsung oleh SKK Migas, capaian positif ini terjadi karena realisasi produksi minyak yang membaik serta adanya kebijakan untuk memaksimalkan lifting bulanan.

Dibandingkan pada tahun sebelumnya total kenaikan pada bulan Januari tercatat sekitar 11 persen. Pada 2018 sebesar 6,274,682 barel. Sedangkan pada tahun 2019 mencapai 6,892,215 barel.

Menurut Kepala Divisi SDM SKK Migas, Hudi D Suryodipuro, SKK Migas telah memiliki 160 pengawas lifting profesional tersertifikasi, di wilayah Sumbagut sendiri telah ditempatkan 17 pengawas lifting yang langsung ditempatkan di terminal titik serah minyak di Perusahaan KKKS.

Terkait lifting 2019 diharapkan mendekati bahkan sama dengan produksi, sehingga kontribusi migas sebagai penerimaan negara terbesar dari sektor Pendapatan nasional bukan pajak (PNBP) dapat terus ditingkatkan.

 

Kontribusi

Ilustrasi tambang migas
Ilustrasi tambang migas (iStockPhoto)

Kepala Perwakilan Sumbagut Avicenia Darwis pada kesempatan yang sama menyampaikan terima kasih atas arahan dan dukungan positif manajemen kepada Pengawas Lifting SKK Migas.

Avicenia juga menyampaikan apresiasi sikap profesional Pengawas lifting di lapangan ditengah situasi kendala kebakaran hutan dan asap di daerah operasi Blok Rokan di Dumai, Riau.

“Pengawas Lifting dan tim supporting bekerja profesional mengawal pergerakan lifting dan kita patut berikan apresiasi,” jelas dia.

Saat ini secara nasional kontribusi lifting minyak dan kondensat minyak wilayah operasi Sumbagut sekitar 30 persen dari target APBN yang mencapai 775 ribu barel perhari. Di wilayah Sumbagut sumber produksi utama berasal dari Blok Rokan - PT Chevron Pacific Indonesia.

Selain Chevron, terdapat KKKS Produksi minyak lainnya yaitu Pertamina EP, BOB BSP-PH, EMP Malacca Straits, EMP Tonga, PHE Siak, PHE Kampar dan PHE NSO-NSB dan SPR Langgak. Wilayah Kerja SKK Migas Sumbagut sendiri masih mengcover wilayah migas di Propinsi Riau, Aceh dan Sumatera utara.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya