Investasi Hulu Migas Masih di Bawah Target

SKK Migas berupaya meningkatkan investasi dan mencari investor baru dalam kegiatan eksplorasi migas.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 09 Mei 2019, 10:17 WIB
Diterbitkan 09 Mei 2019, 10:17 WIB
Ilustrasi tambang migas
Ilustrasi tambang migas (iStockPhoto)

Liputan6.com, Jakarta Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mencatat investasi hulu migas mencapai USD 3,17 miliar, hingga April 2019. Lembaga tersebut pun terus melakukan ‎promosi lapangan migas Indonesia.

Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan, realisasi investasi migas ‎sampai April 2019 masih di bawah target Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) 2019 sebesar USD 14,79 miliar. "Realisasi investasi masih di bawah target," kata Dwi, di Jakarta, Kamis (9/5/2019).

Meski realisasi investasi di bawah target, namun masih ada tambahan investasi dari komitmen kerja pasti (KKP) di wilayah kerja Jambi Merang pada tahun ini sejumlah USD 38,1 juta.

Secara kumulatif, tambahan investasi dari KKP dan komitmen pasti (KP) hingga tahun 2026 adalah sebesar USD 2,16 miliar untuk kegiatan eksplorasi dan eksploitasi.

“Khusus untuk kegiatan eksplorasi, dalam KKP dan KP sudah dialokasikan sebesar US$1,14 miliar untuk meningkatkan penemuan eksplorasi,” ujar Dwi.

Menurut dia, SKK Migas berupaya meningkatkan investasi dan mencari investor baru dalam kegiatan eksplorasi.

Sejak tahun 2018 SKK Migas mencanangkan Exploration Roadshow, ke enam negara dengan mempromosikan sepuluh lapangan migas dengan potensi cadangan besar (area giant field).

Tidak hanya itu, SKK Migas gencar mendorong kegiatan eksplorasi yang masif dengan membentuk Indonesia Oil and Gas Institute (IOGI) pada 30 April lalu.

"Langkah ini merupakan bukti keseriusan SKK Migas untuk mencari potensi giant discovery," tandasnya.

 

Pemerintah Incar USD 39 Juta dari Lelang 4 Blok Migas

lustrasi tambang migas
Ilustrasi tambang migas (iStockPhoto)

Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) menggelar lelang Wilayah Kerja (WK) Minyak dan Gas Bumi (Migas) Konvensional Tahap II Tahun 2019. Kali ini, ada empat WK yang dilelang.

Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM Djoko Siswanto mengatakan, empat WK yang ditawarkan baik melalui mekanisme penawaran langsung maupun lelang reguler terdiri dari tiga WK Eksplorasi dan satu WK  Produksi.

"Lelang terbuka kepada seluruh Badan Usaha atau Bentuk Usaha Tetap pada kegiatan hulu minyak dan gas bumi," kata Djoko, di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Rabu (8/5/2019).

Dengan penawaran WK migas tahap kedua 2019 ini, potensi pendapatan negara dari bonus tanda tangan (Signature Bonus) yang akan diterima  sebesar USD 39 juta. Seluruh Wilayah Kerja tersebut ditawarkan dengan mekanisme lelang reguler dan menggunakan skema Kontrak bagi hasil Gross Split sesuai dengan Peraturan Menteri ESDM Nomor 52 Tahun 2017, tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No. 8 Tahun 2017 tentang Kontrak Bagi Hasil Gross Split.

Untuk memastikan wk migas yang dilelang jatuh ke perusahaan yang kredibel, pemerintahmengundang Badan Usaha dan Bentuk Usaha Tetap yang bergerak pada industri hulu minyak dan gas bumi yang memiliki kemampuan keuangan dan teknis, mampu memenuhi syarat minimum Komitmen Kerja Pasti lima Tahun atau Komitmen Pasti Eksplorasi, memenuhi syarat dan ketentuan pokok Lelang Wilayah Kerja, serta memiliki kinerja dan rekam jejak yang baik untuk dapat berpartisipasi pada Lelang Wilayah Kerja Migas Konvensional Tahap II  2019.

Pada Lelang Wilayah Kerja ini, pemerintah menetapkan akses paket data  peserta lelang yang telah mengakses dokumen lelang tidak dikenakan biaya atau gratis. Biaya akses paket data nantinya hanya dibebankan kepada pemenang lelang untuk masing-masing Wilayah Kerja.

Hal ini dilakukan untuk mendorong minat  badan usaha bidang hulu minyak dan gas bumi berpartisipasi pada lelang Wilayah Kerja ini untuk meningkatkan kembali kegiatan eksplorasi migas dan menambah cadangan serta produksi migas nasional di masa yang akan datang.

Adapun jadwal lelang tersebut sebagai berikut, Akses dokumen penawaran langsung 8 Mei sampai 21 Juni 2019 dan lelang reguler 8 Mei sampai 31 Juli 2019. Forum klarifikasi 13 Mei - 24 Juni 2019 Untuk lelang penawaran langsung dan 13 Mei - 2 Agustus 2019 untuk lelang reguler.

Penyerahan Dokumen Partisipasi untuk lelang penawaran langsung 19 Juni - 26 Juni 2019 dan lelang reguler 31 Juli - 5 Agustus 2019.

Lifting Migas Tak Capai Target di Kuartal I 2019

ilustrasi tambang migas
Ilustrasi tambang migas (iStockPhoto)

Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mencatat, realisasi produksi migas siap jual (lifting) hingga April 2019 mencapai 1,8 juta barel setara minyak per hari.

Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto merinci lifting minyak 750 ribu barel per hari (bph) dan lifting gas 5.909 juta kaki kubik per hari (MMscfd). Jumlah ini mencapai 89 persen dari target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2019 sebesar 2 juta barel setara minyak per hari. Namun dia optimistis target tersebut Dapat tercapai.

"Kami optimistis pada akhir tahun target lifting dapat tercapai," kata Dwi, di Kantor SKK Migas, Jakarta, Rabu (8/5/2019).

Dwi melanjutkan, lifting migas diproyeksikan dapat meningkat mengingat adanya 11 proyek utama yang akan mulai berproduksi (onstream) di tahun 2019, dengan tambahan produksi minyak mencapai 13.587 barel per hari dan gas 1.172 MMscfd.

Dia menjelaskan, satu proyek yang sudah beroperasi pada 2019 adalah Proyek Terang Sirasun Batur Phase 2, dengan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) Kangean Energy Indonesia dengan estimasi produksi sebesar 120 MMscfd dan investasi sebesar US$ 214 juta.

Terdapat lima proyek dengan aktualisasi di atas 60 persen, diharapkan dapat beroprasi pada semester satu dan lima proyek lainnya yang akan onstream di semester dua tahun 2019.

Rasio penggantian cadangan migas (reserve replacement ratio/RRR) hingga April 2019 sekitar 21 persen, dari target yang ditetapkan 100 persen. Hal itu bukan karena rendahnya kegiatan eksplorasi di awal tahun 2019, tetapi karena banyaknya penemuan dari kegiatan eksplorasi namun belum disahkan dalam plan of development (POD).

Giatnya kegiatan eksplorasi terbukti sejak tahun 2018 hingga 2019, sebanyak 16 sumur eksplorasi telah dibor dengan estimasi total investasi sebesar USD 170 juta. Jika melihat penemuan eksplorasi pada 2019, sampai dengan April 2019 terdapat lima sumur eksplorasi yang berhasil menemukan hidrokarbon, yaitu sumur Pauman-1, Benewangi-J1X, Randuwangi-1, MSBY-03, dan KBD-2X.

"Penemuan-penemuan baru ini tentunya akan menyokong lifting migas di masa yang akan datang," tandasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya