Liputan6.com, Jakarta PT PLN (Persero) terus berupaya untuk meningkatkan pemerataan kelistrikan (rasio elektrifikasi) di Maluku dan Maluku Utara. Upaya ini dilakukan dengan terus melistriki desa yang belum mendapatkan penerangan.
General Manager PLN Unit Induk Wilayah Maluku dan Maluku Utara (UIW MMU) Romantika Dwi Juni Putra mengatakan, PLN telah melistriki lima desa di Kabupaten Halmahera Selatan. Kelima desa tersebut yaitu, Desa Liaro, Desa Wayakuba, Desa Sumatinggi, Desa Indari dan Desa Nondang.
Advertisement
Baca Juga
"Dengan telah terlistrikinya kelima desa di Kabupaten Halmahera Selatan ini, maka kini terdapat 36 desa lagi di Kabupaten Halmahera Selatan yang akan dilistriki PLN hingga tahun 2020 mendatang," kata Romantika, di Jakarta, Rabu (21/5/2019).
Dalam melistriki kelima desa tersebut, PLN membangun Jaringan Tegangan Menengah (JTM) sepanjang 28,93 Kms, Jaringan Tegangan Rendah (JTR) sepanjang 2,7 kms dan Gardu Distribusi sebanyak 6 buah.
Namun untuk melistriki desa-desa yang belum berlistrik, PLN tentunya membutuhkan dukungan dari berbagai pihak.
"PLN memiliki cita-cita untuk meningkatkan rasio elektrifikasi hingga 2020-2021. Namun terdapat beberapa kendala di lapangan yang belum memadai seperti infrastruktur yang belum siap terdiri dari jalan dan pelabuhan yang belum ada, karena justru peningkatan rasio eletrifikasi ini malah di daerah yang jauh dan minim infrastruktur," ujar Romantika.
Adapun rasio elektrifikasi PLN di Provinsi Maluku Utara kini telah mencapai 88,16 persen dengan target 90,89 Persen pada 2019 ini.
Dengan demikian, diharapkan pasokan listrik di kelima desa tersebut dapat membantu meningkatkan aktivitas perekonomian masyarakat dan juga membantu berbagai aktivitas lainnya, seperti misalnya kegiatan belajar anak-anak yang kini mendapatkan penerangan di malam hari.
“PLN memiliki 2 misi yang sangat penting, yang pertama adalah meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat dan juga mendorong perekonomian masyarakat," tandasnya.
Warga Desa Mandong Kalbar Kini Nikmati Pasokan Listrik
Warga Desa Mandong, Kecamatan Tayan Hulu Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat menyambut baik program penyambungan listrik yang dilakukan PT PLN (Persero). Sebab warga desa terpencil tersebut bisa lebih leluasa beraktifitas saat malam Hari.
Kepala Desa Mandong Andreas mengatakan, dengan adanya listrik segala aktifitas dapat dengan mudah dilaksanakan, tidak tergantung dengan waktu. Diantaranya anak-anak akan lebih mudah dan nyaman belajar dimalam hari.
"Segala aktifitas usaha pastinya akan tumbuh ditengah-tengah masyarakat, apalagi Desa Mandong ini kan letaknya tidak jauh dari jalan provinsi, mungkin sekitar 7 km dari jalan raya Sosok," kata Andreas, di Kalimantan Barat, Selasa (21/5/2019).
Baca Juga
Menurutnya, warga Mandong menyambut antusias rencana pembangunan Jaringan Tegangan Menengah (JTM) sepanjang 7,228 Kilo meter sirkit (kms), Jaringan Tegangan Rendah (JTR) sepanjang 2,024 kms dan trafo gardu distribusi dengan total kapasitas sebesar 300 kVA. Dengan pembangunan dan perluasan jaringan listrik ini nantinya PLN akan melistriki sekitar 171 rumah warga.
Khusus di Desa Mandong sendiri nantinya akan dibangun JTMsepanjang 7,228 kms, JTR sepanjang 2,024 kms dan trafo gardu distribusi dengan total kapasitas sebesar 300 kVA. Dengan pembangunan dan perluasan jaringan listrik ini nantinya PLN akan melistriki sekitar 171 rumah warga.
Andreas mengungkapkan, keberadaan listrik pastinya akan mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat yang umumnya berkebun sawit dan karet. Sebelumnya untuk penerangan di rumah, pada umumnya warga menggunakan mesin genset dengan rata-rata penyalaan setiap malam sekitar 2 hingga 3 jam.
"Untuk menghidupkan mesin genset warga harus mengeluarkan dana antara 800 hingga 900 ribu per bulan untuk membeli bahan bakar, tentunya cukup berat bagi ukuran masyarakat desa, dengan adanya listrik yang akan segera masuk di desa kami pastinya akan memangkas pengeluaran rutin yang selama ini harus kami keluarkan," tutur Andreas.
Advertisement
Disambut Baik Masyarakat
Senada, Maria warga Dusun Tuan juga menyambut baik rencana pembangunan listrik di sekitar tempat tinggalnya, selama ini nyaris tidak ada aktifitas yang dapat dilakukan jika malam tiba, semua serba terbatas.
Sebab warga dusun yang cukup mampu bisa menggunakan mesin genset untuk penerangan di rumah saat malam tiba. Tapi bagi yang kurang mampu menggunakan lampu pelita dengan bahan bakar Minyak tanah sebagai penerangan.
"Listrik bagi kami adalah sesuatu yang sangat kami nantikan, rasanya mimpi jadi kenyataan jika nanti listrik menerangi tiap-tiap rumah warga," ujarnya.
PLN telah memulai program kelistrikan desa (Lisdes) di Kalimantan Barat. Pada 2019, ini PLN akan melistriki 60 desa atau dusun yang tersebar di 12 Kabupaten yang ada di Kalimantan Barat.
Menurut General Manager PLN UIW Kalimantan Barat, Agung Murdifi mengungkapkan, saat ini rasio desa berlistrik di Kalbar sebesar 79,25 persen dari 2.130 desa yang ada, dengan rincian 1.515 desa menggunakan listrik PLN dan 174 desa non PLN.
"Kegiatan ground breaking ini menandai akan segera dilaksanakannya pekerjaan proyek kelistrikan di 60 desa dan dusun yang tersebar di 12 Kabupaten. Kami berharap seluruh pekerjaan dapat berjalan dengan lancar dan selesai tepat waktu," tandasnya.