Liputan6.com, Jakarta - PT PLN (Persero) menyatakan, konsumsi listrik Jawa-Bali akan mengalami penurunan konsumsi listrik mencapai 60 persen, saat Idul Fitri 1440 H atau 2019.
Direktur Bisnis Regional Jawa Bagian Tengah Amir Rosidin, mengatakan, pada saat Lebaran beban puncak listrik sebesar 17.179 Mega Watt (MW), sementara daya mampu pasok sebesar 27.817 MW. Perkiraan konsumsi tersebut mengalami penurunan 56 sampai 60 persen.
"Jumlah ini cukup untuk melayani beban puncak Lebaran yang diperkirakan mencapai Cadangan Operasi 10.637 MW dan Reserve Margin 62 persen," kata Amir saat meninjau Pusat Pengatur Beban (P2B), Gandul, Depok Kamis (19/5/2019).
Advertisement
Baca Juga
Menurut Amir, penurunan konsumsi listrik terjadi secara bertahap mulai terjadi pada 31 Mei 2019 sampai 9 Juni 2019, penurunan terendah terjadi saat puncak perayaan Lebaran Idul Fitri yang diperkiraan jatuh pada 5 Juni 2019.
"Ini cukup panjang, hampir dua minggu ya," ujarnya.
Berdasarkan pengalaman selama ini, beban puncak pada saat Idul Fitri pada umumnya lebih rendah dibandingkan dengan beban puncak pada kondisi hari kerja, kondisi ini disebabkan banyaknya industri dan bisnia yang berhenti beroperasi karena libur lebaran.
"Karena banyaknya industri dan perkantoran yang libur, biasanya memang beban puncak menurun, namun kami akan tetap pastikan suplai dan keandalan tetap terjaga" tuturnya.
Meski demikian PLN akan menyiapkan satuan tugas distribusi yang tersebar di seluruh wilayah. Hal ini untuk menjamin pasokan listrik dan antisipasi gangguan jaringan selama Ramadan hingga lebaran nanti.
"PLN telah menetapkan masa siaga Lebaran dari H-15 sampai dengan H+15 dengan membentuk Posko Lebaran yang beroperasi24 jam. Meski kebutuhan pasokan listrik saat Lebaran menurun, kehandalan sistem harus dijaga," tandasnya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Amankan Infrastruktur Kelistrikan, PLN Siagakan Kendaraan Lapis Baja
PT PLN (Persero) meningkatkan pengamanan pada infrastruktur kelistrikan untuk mengantisipasi gangguan keamanan oleh oknum yang ingin melakukan pengerusakan. Salah satu infrastruktur kelistrikan yang mendapat penjagaan ketat adalah Pusat Pengatur Beban (P2B) Kelistrikan Jawa Bali, Gandul, Depok.
Pantauan Liputan6.com di lokasi tersebut, Kamis (23/5/2019), pengamanan di Gardu Induk Gandul dilakukan oleh anggota TNI dan Polri. Selain itu, pengamanan juga diperkuat dengan kendaraan lapis baja.
Plh Executive Vice President Corporate Commution dan CSR PLN Dwi Suryo Abdullah mengatakan, peningkatan keamanan merupakan upaya PLN untuk mengantisipasi gangguan eksternal tang dapat mengganggu kehandalan pasokan listrik.
"Jadi ini merupakan upaya PLN menjaga instalasi milik PLN, jadi semua objek vital. Tentunya dalam rangka menjaga keamanan lingkungan terutama aset milik PLN yang menjadi objek vital," kata Dwi, di P2B Gandul, Depok, Kamis (23/5/2019).
Menurut Dwi, infrastruktur P2B Jawa Bali yang terletak di Gandul, mendapat pengamanan anggota TNI sebanyak 50 personel yang berjaga 24 jam. Penjagaan ketat ini juga berlaku untuk semua infrastruktur kelistrikan yang masuk dalam kategori objek vital nasional (obvitnas).
"Khusus di P2B di bantu kerjasama setiap hari 24 jam ada 50 personel TNI," tuturnya.
Dwi melanjutkan, selain pengamanan anggota TNI, infrastruktur kelistrikan juga dijaga kendaraan lapis baja. Menurutnya, hal ini bentuk kewaspadaan terhadap gangguan keamanan yang dapat mengganggu kehandalan pasokan listrik.
"Mobil panser supaya siap. Kami meningkat kewaspadaan supaya betul-betul aman," tandasnya.
Advertisement
PLN Siapkan 3 Lapis Pasokan Listrik untuk KPU dan Bawaslu
PT PLN Distrikbusi Jakarta Raya (Disjaya) menyiapkan petugas teknik untuk mengantisipasi penanganan gangguan listrik pasca-pengumuman hasil Pemilihan Presiden (Pilpres).
Manager Komunikasi PLN Distribusi Jakarta Raya Dita Artsana mengatakan, dalam mengantisipasi gangguan pasokan listrik pasca-pengumuman hasil Pilpres, PLN Disjaya telah menyiapkan berbagai upaya.
Salah satunya adalah menyiagakan petugas untuk mengantisipasi penanganan gangguan pasokan listrik. "Petugas pelayanan teknik standby semua untuk pengamanan jaringan," kata Dita saat berbincang dengan Liputan6.com, di Jakarta, Kamis (23/5/2019).
Untuk menjaga pasokan listrik di tempat strategis seperti kantor pusat Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) , PLN Disjaya menyiapkan tiga lapis pasokan listrik.
"Lapis satu dan lapis dua dilengkapi dengan ATS/ACO, UPS 500 kVA Gedung, 100 kVA ruang server, dan 2x30 kVA ruang pleno, serta Genset 500 kVA," tuturnya.
"Kami siapkan melalui Unit Kabel Bergerak, Powerbank 1 MVA, dilengkapi juga dengan UPS 500 kVA," tambahnya.
PLN Beri Diskon 100 Persen untuk Tambah Daya Listrik di Rumah Ibadah
Pada momen Ramadan dan Lebaran tahun ini, PT PLN (Persero) Unit Induk Distribusi (UID) Jawa Timur (Jatim) meluncurkan Promo Gemerlap Lebaran 2019. Promo ini berupa diskon Biaya Penyambungan (BP) tambah daya listrik sebesar 50 persen untuk pelanggan dengan daya 450 Volt Ampere (VA), hingga 197 kilo Volt Ampere (kVA) dengan maksimum potongan Rp 10 juta.
"Khusus untuk rumah ibadah, PLN memberikan potongan 100 persen atau bebas biaya. Potongan 100 persen berlaku untuk semua rumah ibadah, bukan hanya Masjid, bisa Gereja dan rumah ibadah lainnya,” ujar Manager Strategi Pemasaran PLN Unit Induk Distribusi (UID) Jatim, Tegar Hasadi.
Selain memberikan potongan biaya penyambungan tambah daya, PLN juga menggratiskan biaya Jaminan Pelanggan yang merupakan jaminan atas pemakaian daya dan tenaga listrik selama menjadi pelanggan PLN.
Pelanggan bisa mendapatkan tambahan daya listrik dengan cepat karena proses tambah daya pada promo ini dapat dinikmati pelanggan maksimal 24 jam, terhitung setelah pelanggan melakukan pembayaran jika pelanggan tidak mengajukan migrasi kWh meter paskabayar menjadi prabayar ataupun sebaliknya.
"Proses penambahan daya bisa dilakukan kurang dari 24 jam, apabila jaringan PLN ke rumah pelanggan sudah tersedia. Jika belum tersedia, akan memerlukan waktu lebih dari 1 hari," kata dia.
Normalnya untuk tambah daya dari 900 VA ke 1.300 VA dikenakan biaya tambah daya sejumlah Rp 374.800, dengan Promo Gemerlap Lebaran 2019 ini, pelanggan cukup membayar Rp 187.400 saja.
"Promo Gemerlap Lebaran 2019 akan berlaku sampai dengan 31 Juni 2019," imbuhnya.
Untuk mendapatkan kesempatan ini, pelanggan dapat mengajukan permohonan penyambungan tambah daya ke kantor layanan PLN terdekat atau mendaftar ke Contact Center PLN 123 yang dapat diakses melalui ponsel (kode area+123), telepon 123, email pln123@pln.co.id, Twitter @pln_123, Facebook PLN 123 dan website www.pln.co.id. Pelanggan juga bisa mendaftar melalui Aplikasi PLN Mobile.
Advertisement