Daging Ayam dan Cabai Penyumbang Inflasi DKI Jakarta di Mei 2019

Permintaan masyarakat terhadap bahan pangan dan jasa transportasi akan berangsur-angsur berkurang sehingga bisa menekan angka inflasi.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 11 Jun 2019, 10:00 WIB
Diterbitkan 11 Jun 2019, 10:00 WIB
Inflasi
Pembeli membeli daging ayam di pasar, Jakarta, Jumat (6/10). Dari data BPS inflasi pada September 2017 sebesar 0,13 persen. Angka tersebut mengalami kenaikan signifikan karena sebelumnya di Agustus 2017 deflasi 0,07 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Inflasi di ibukota mengalami kenaikan pada bulan Ramadan 2019. Inflasi pada Mei 2019 tercatat sebesar 0,59 persen (mtm), meningkat dibandingkan dengan inflasi bulan sebelumnya yang tercatat 0,40 persen (mtm).

Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi DKI Jakarta Hamid Ponco Wibowo menjelaskan, peningkatan tersebut terjadi pada hampir seluruh kelompok pengeluaran terutama pada kelompok bahan makanan.

Dengan perkembangan tersebut, inflasi IHK sampai dengan Mei 2019 tercatat sebesar 1,64 persen (ytd), atau secara tahunan sebesar 3,50 persen (yoy), meningkat dari bulan lalu sebesar 3,37 persen (yoy). Pada akhir 2019, tingkat inflasi Jakarta diprakirakan tetap mendukung pencapaian sasaran inflasi nasional kurang lebih 3,5 persen.

"Meningkatnya tekanan inflasi Mei 2019 bersumber dari kelompok pengeluaran bahan makanan," jata Hamid dalam keterangannya, Selasa (11/6/2019).

Kelompok ini tercatat mengalami inflasi sebesar 2,03 persen (mtm), lebih tinggi dibandingkan dengan inflasi April 2019 sebesar 0,98 persen (mtm).

Tingginya inflasi pada kelompok ini disumbang oleh kenaikan harga pada subkelompok daging dan hasil-hasilnya, khususnya pada komoditas daging ayam ras yang tercatat mengalami inflasi hingga 5,98 persen (mtm).

Sejalan dengan subkelompok daging dan hasil-hasilnya, subkelompok telur, susu, dan hasil-hasilnya juga mencatat inflasi yang cukup tinggi, terutama disumbang oleh komoditas telur ayam ras dengan inflasi sebesar 3,50 persen (mtm).

Lebih lanjut pada subkelompok bumbu-bumbuan, tekanan inflasi terjadi pada komoditas cabai merah dan bawang putih yang masing-masing tercatat sebesar 17,16 persen (mtm) dan 14,75 persen (mtm).

"Cukup tingginya inflasi pada beberapa komoditas tersebut didorong meningkatnya permintaan masyarakat sepanjang pelaksanaan puasa dan untuk persiapan hari raya Idul Fitri," tambah Hamid.

Kelompok Makanan Jadi pada Mei 2019 juga memberikan tekanan yang lebih tinggi pada inflasi di Jakarta.Kelompok ini tercatat mengalami inflasi sebesar 0,76 persen (mtm), meningkat dibandingkan dengan inflasi pada bulan sebelumnya sebesar 0,34 persen (mtm). Inflasi kue kering berminyak pada bulan Mei 2019 yang tercatat sebesar 4,04 persen (mtm) menjadi salah satu penyebab inflasi pada kelompok ini.

Selain itu, kenaikan harga pada komoditas nasi dengan lauk juga berkontribusi terhadap inflasi pada kelompok ini. Naiknya harga-harga dari kelompok Makanan Jadi merupakan dampak dari naiknya harga sejumlah komoditas yang menjadi bahan dasar pembuatan makanan jadi tersebut.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Transportasi

H+4 Lebaran, 17.492 Penumpang Tiba di Terminal Kampung Rambutan
Suasana saat penumpang turun dari bus Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) di Terminal Kampung Rambutan, Jakarta, Selasa (19/6). Jumlah kedatangan penummpang diperkiran terus bertambah hingga malam nanti. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Lebih tingginya inflasi pada bulan Mei 2019 juga dikontribusi oleh kelompok pengeluaran transpor. Kelompok pengeluaran ini mencatat inflasi sebesar 0,32 persen (mtm), lebih tinggi dibandingkan dengan inflasi bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 0,16 persen (mtm).

Hamid menjelaskan, meningkatnya inflasi kelompok ini terutama didorong oleh inflasi angkutan antarkota yang mencapai 7,50 persen (mtm), sejalan dengan kenaikan harga angkutan tersebut menjelang musim mudik Idul Fitri. Hampir seluruh perusahan otobus menaikkan tarif bus Antar-Kota Antar-Provinsi (AKAP) mulai H-10.

"Kenaikan ini terjadi baik pada kelas ekonomi maupun kelas eksekutif, sehingga mendorong terjadinya inflasi kelompok transport secara keseluruhan. Di sisi lain, kebijakan pemerintah menurunkan tarif batas atas tiket pesawat udara berdampak pada deflasi tarif angkutan udara sebesar 1,31 persen (mtm)," paparnya.

Memerhatikan berbagai perkembangan harga di pasar serta bauran kebijakan pemerintah, inflasi pada Juni 2019 dan keseluruhan tahun diprakirakan tetap terkendali.

Permintaan masyarakat terhadap bahan pangan dan jasa transportasi akan berangsur-angsur berkurang, seiring dengan berlalunya momen hari raya Idul Fitri. Tekanan inflasi kemudian cenderung lebih rendah dibandingkan dengan bulan sebelumnya.

 

Koordinasi

Ilustrasi Bank Indonesia (2)
Ilustrasi Bank Indonesia

Penguatan koordinasi antara Bank Indonesia, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan Pemerintah Pusat melalui TPID, dan forum-forum yang ada akan terus ditingkatkan.

Menurut Hamid, hal itu perlu dilakukan mengingat pengendalian harga memerlukan kerjasama dan sinkronisasi langkah kebijakan dari tingkat pusat hingga daerah, serta komitmen yang kuat dalam implementasi kebijakan yang telah diputuskan.

"Dengan berbagai upaya tersebut diharapkan inflasi DKI Jakarta tahun 2019 dapat tetap terjaga dan mendukung capaian sasaran inflasi nasional sebesar 3,5 ± 1 persen," pungkasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya