Cadangan Devisa Turun Dorong Pelemahan Rupiah

Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 14.279 per dolar AS hingga 14.302 per dolar AS.

oleh Arthur Gideon diperbarui 14 Jun 2019, 11:55 WIB
Diterbitkan 14 Jun 2019, 11:55 WIB
Nilai tukar Rupiah
Petugas menunjukkan pecahan uang dolar Amerika di salah satu gerai penukaran mata uang asing di Jakarta, Rabu (5/9). Nilai tukar Rupiah di pasar spot menguat tipis 0,06 persen ke Rp 14.926 per dollar Amerika. (Merdeka.com/Imam Buhori)

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak melemah pada perdagangan Jumat ini. Cadangan devisa yang turun menjadi sentimen penekan rupiah. 

Mengutip Bloomberg, Jumat (14/6/2019), rupiah dibuka di angka 14.279 per dolar AS, menguat tipis jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya yang ada di angka 14.280 per dolar AS. Namun pada siang ini, rupiah melemah ke 14.302 per dolar AS.

Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 14.279 per dolar AS hingga 14.302 per dolar AS. Jika dihitung dari awal tahun, rupiah masih menguat 0,60 persen.

Sedangkan berdasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah dipatok di angka 14.304 per dolar AS, melemah jika dibandingkan dengan patokan sebelumnya yang ada di angka 14.270 per dolar AS.

Analis Monex Investindo Futures Dini Nurhadi Yasyi mengatakan, sentimen negatif bagi rupiah yaitu terkait cadangan devisa yang anjlok dan dari sisi pergerakan rupiah sendiri masih akan cenderung terkoreksi setelah penguatan tajam waktu awal perdagangan setelah Lebaran.

"Karena sebenarnya rupiah masih berpotensi menguat karena dari sisi dolar, ekspektasi pemangkasan tingkat suku bunga The Fed masih kuat," ujar Dini dikutip dari Antara.

Menurut Dini, pelemahan rupiah hari ini juga kemungkinan karena sentimen "risk appetite" pasar agak berkurang karena pasar masih mengantisipasi hubungan dagang antara Amerika dan China. Pada pertemuan G20 tanggal 28-29 Juni 2019 nanti diperkirakan akan terbentuk kesepakatan.

"Cuma yang dikhawatirkan adalah ancaman Trump yang menyebutkan kalau China tidak menyetujui kesepakatan, maka dia bakal berlakukan kenaikan tarif impor baru. Bahkan Amerika mau menaikkan tarif impor untuk seluruh barang dari China," kata Dini.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


BI Prediksi Nilai Tukar Rupiah 13.900 - 14.000 per Dolar AS di 2020

Nilai Tukar Rupiah Menguat Atas Dolar
Teller tengah menghitung mata uang dolar di penukaran uang di Jakarta, Junat (23/11). Nilai tukar dolar AS terpantau terus melemah terhadap rupiah hingga ke level Rp 14.504. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo menyampaikan asumsi ekonomi makro tahun 2020 untuk nilai tukar Rupiah adalah pada level 13.900-14.300 dan inflasi 3 persen plus minus 1.

Perry menilai,sejauh ini Rupiah masih menunjukan kondisi yang positif. Tercatat hingga hari ini nilai tukar berada pada posisi 14.250 terhadap dolar Amerika Serikat (USD).

"Hingga tanggal 10 Juni 2019 nilai tukar Rupiah 14.250 per USD atau menguat 0,91 persen bila dibandingkan dengan level akhir tahun 2018 yaitu Rp 14.380, nilai tukar rupiah pada tahun 2019 mencapai Rp 14.187 atau menguat 0,41 persen dibandingkan rerata tahun 2018 Rp 14.246," kata dia pada, Selasa 11 Juni 2019. 

Selain itu, BI memperkirakan bahwa Neraca Pembayaran Indonesia akan mencatat surplus sejalan dengan prospek aliran masuk modal asing yang terus berlanjut.

Sementara itu, defisit transaksi berjalan atau Current Account Defisit (CAD) 2019 juga diperkirakan lebih rendah dari tahun 2018 yaitu dalam kisaran 2,5 sampai 3 persen terhadap PDB.

"Sejalan dengan perkiraan neraca pembayaran tersebut, kami memperkirakan rata-rata nilai tukar pada tahun 2019 akan berada pada kisaran Rp 14.000 - Rp 14.400 terhadap dolar Amerika Serikat," ujarnya.

"Pada tahun 2020 kami memperkirakan bahwa prospek penguatan Neraca Pembayaran Indonesia akan berlanjut ditopang oleh peningkatan aliran masuk modal asing dan penurunan defisit transaksi berjalan," dia menambahkan.

Aliran masuk modal asing (inflow) diperkirakan meningkat dipengaruhi oleh prospek ekonomi yang membaik dan juga koordinasi yang kuat kebijakan antara pemerintah Indonesia dan berbagai otoritas terkait, untuk 2019 defisit transaksi berjalan kita akan tetap terkendali.

"Dengan berbagai perkembangan tersebut kami memperkirakan bahwa rata-rata nilai tukar Rupiah pada tahun 2020 akan berada pada kisaran Rp 13.900 sampai dengan Rp14.300 dolar Amerika Serikat," tutupnya.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya