Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak menguat pada perdagangan Selasa ini. Rupiah berlanjut menguat terbatas terbawa sentimen penguatan mata uang kuat Asia.
Mengutip Bloomberg, Selasa (25/6/2019), rupiah dibuka di angka 14.144 per dolar AS, menguat tipis jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya yang ada di angka 14.146 per dolar AS. Menjelang siang, rupiah terus menguat ke 14.104 per dolar AS.
Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 14.104 per dolar AS hingga 14.144 per dolar AS. Jika dihitung dari awal tahun, rupiah menguat 1,99 persen.
Advertisement
Sedangkan berdasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor), rupiah dipatok di angka 14.138 per dolar AS, menguat jika dibandingkan dengan patokan sehari sebelumnya yang ada di angka 14.165 per dolar AS.
Baca Juga
Ekonom Samuel Aset Manajemen Lana Soelistianingsih mengatakan, kemungkinan rupiah berlanjut menguat terbatas terbawa sentimen penguatan mata uang kuat Asia dolar Hong Kong dan dolar Singapura pagi ini.
"Walaupun secara teknikal ada potensi pelemahan karena penguatan yang terjadi pada minggu lalu sampai kemarin," ujar Lana dikutip dari Antara, Selasa (25/6/2019).
Dari eksternal, indeks aktivitas bisnis The Fed of Dallas turun tajam, yaitu minus 12 pada Juni 2019 dari minus 5,3 pada Mei 2019 sementara konsensus pasar hanya turun 1. Penurunan ini merupakan yang terendah sejak Juni 2016.
Turunnya indeks ini menambah daftar indikator ekonomi AS yang mulai melambat. The Fed telah mengantisipasi potensi perlambatan ekonomi AS dengan merevisi turun proyeksi pertumbuhan ekonomi AS dari 2019 sebesar 2,3 persen menjadi 2,1 persen, dan untuk 2020 sebesar 2 persen menjadi 1,9 persen dan tahun 2021 tetapi 1,8 persen.
"Dengan proyeksi ini tampaknya ruang The Fed turunkan suku bunga masih akan berlanjut hingga 2021," kata Lana.
Lana memprediksi rupiah hari ini berpotensi menguat menuju kisaran antara 14.140 per dolar AS sampai 14.150 per dolar AS.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
BI Prediksi Nilai Tukar Rupiah 13.900 - 14.000 per Dolar AS di 2020
Sebelumnya, Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo menyampaikan asumsi ekonomi makro tahun 2020 untuk nilai tukar Rupiah adalah pada level 13.900-14.300 dan inflasi 3 persen plus minus 1.
Perry menilai,sejauh ini Rupiah masih menunjukan kondisi yang positif. Tercatat hingga hari ini nilai tukar berada pada posisi 14.250 terhadap dolar Amerika Serikat (USD).
"Hingga tanggal 10 Juni 2019 nilai tukar Rupiah 14.250 per USD atau menguat 0,91 persen bila dibandingkan dengan level akhir tahun 2018 yaitu Rp 14.380, nilai tukar rupiah pada tahun 2019 mencapai Rp 14.187 atau menguat 0,41 persen dibandingkan rerata tahun 2018 Rp 14.246," kata dia pada Selasa 11 Juni 2019.
BACA JUGA
Selain itu, BI memperkirakan bahwa Neraca Pembayaran Indonesia akan mencatat surplus sejalan dengan prospek aliran masuk modal asing yang terus berlanjut.
Sementara itu, defisit transaksi berjalan atau Current Account Defisit (CAD) 2019 juga diperkirakan lebih rendah dari tahun 2018 yaitu dalam kisaran 2,5 sampai 3 persen terhadap PDB.
"Sejalan dengan perkiraan neraca pembayaran tersebut, kami memperkirakan rata-rata nilai tukar pada tahun 2019 akan berada pada kisaran Rp 14.000 - Rp 14.400 terhadap dolar Amerika Serikat," ujarnya.
"Pada tahun 2020 kami memperkirakan bahwa prospek penguatan Neraca Pembayaran Indonesia akan berlanjut ditopang oleh peningkatan aliran masuk modal asing dan penurunan defisit transaksi berjalan," dia menambahkan.
Aliran masuk modal asing (inflow) diperkirakan meningkat dipengaruhi oleh prospek ekonomi yang membaik dan juga koordinasi yang kuat kebijakan antara pemerintah Indonesia dan berbagai otoritas terkait, untuk 2019 defisit transaksi berjalan kita akan tetap terkendali.
"Dengan berbagai perkembangan tersebut kami memperkirakan bahwa rata-rata nilai tukar Rupiah pada tahun 2020 akan berada pada kisaran Rp 13.900 sampai dengan Rp14.300 dolar Amerika Serikat," tutupnya.
Advertisement