Peternak Ayam Diminta Tak Khawatir Kekurangan Pasokan Pakan

Menteri Pertanian Amran Sulaiman mengatakan, posisi Indonesia saat ini dalam keadaan surplus jagung pakan sehingga mampu melakukan ekspor.

oleh Liputan6.com diperbarui 15 Jul 2019, 18:15 WIB
Diterbitkan 15 Jul 2019, 18:15 WIB
20161130-Produksi-Telur-Ayam-FF1
Pekerja memberi pakan di kandang ternak ayam telur di Cibeber, Cianjur, Jawa Barat, Rabu (30/11). Peternakan ayam tersebut memproduksi telur ayam mencapai satu ton telur per hari dari 20 ribu ekor ayam. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjend PKH) terus meningkatkan produksi ayam potong untuk mendukung akselerasi ekspor dan ketahanan nasional. Salah satu upayanya antara lain dengan menggencarkan program upaya khusus (Upsus) jagung untuk kebutuhan pakan ternak.

Menteri Pertanian Amran Sulaiman mengatakan, posisi Indonesia saat ini dalam keadaan surplus jagung pakan, sehingga mampu melakukan ekspor. Selain itu, peternak juga tidak perlu khawatir kekurangan pasokan pakan ternak.

"Kita sudah membagikan bibit untuk ditanam petani seluas 3 juta hektar. Semuanya gratis tanpa dipungut biaya sepeser pun. Maka itu, bibit yang diberikan juga harus bagus supaya produktivitasnya mencapai 10 ton," ujar dia di Jakarta, Senin (15/7/2019).

Namun di sisi lain, kata Amran, mengurus pertanian tidak cukup tertuju pada komoditas jagung semata. Ada ratusan komoditas lain yang harus dijaga selama 24 jam setiap hari.

"Komoditas cabai saja ada 3, belum bawang, sawit dan yang lain. Tapi, intinya, soal jagung dulu kita impor 3,5 juta, sekarang kita sudah ekspor. Artinya ini kan ada kemajuan terkait apa yang sudah kita kerjakan. Termasuk juga kontribusi teman-teman kadin yang sudah bekerjasama dalam bentuk investasi," kata dia.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Bantuan Pakan Ternak

Ayam Herbal
Ayam di peternakan "Rudy Jaya Farm" menggunakan pakan pengganti antibiotik dari pabrik. (Liputan6.com/Fitri Haryanti Harsono)

Terkait hal ini, peternak mandiri ayam broiler asal Cianjur, Jawa Barat, Andi Sugimin mengaku merasakan betul upaya pemerintah dalam penyediaan dan bantuan pakan ternak. Khusus untuk bantuan, Andi menyebutnya sebagai bukti hadirnya pemerintah saat petani menghadapi kesulitan.

Menurut dia, salah satu kehadiran pemerintah yang sangat dirasakan peternak adalah bantuan jagung selama musim paceklik beberapa bulan lalu. Bantuan itu, kata dia, merupakan suplemen bagi peternak untuk menjaga semangat produksi.  

"Peternak kecil bisa jadi gulung tikar jika saat itu kondisi jagung tetap langka. Tapi kita berterima kasih pada pemerintah atas bantuan penyediaan jagung sehingga kami bisa melanjutkan produksi. Semoga ke depan bantuan jagung terus bertambah," katanya.

Meski demikian, Andi berharap pemerintah membatasi perizinan kuota perusahaan asing yang dinilai tidak seimbang baik dari sisi permodalan maupun alat yang digunakan. Menurutnya dalam hal ini pemerintah harus berani menolak izin usaha tersebut, sembari mengucurkan bantuan yang ada untuk peternak kecil.

"Kalau bisa populasi perusahan asing yang besar dibatasi supaya yang lokal bisa tumbuh. Kan mereka datang ke Indonesia dengan investasi besar dan infrastruktur yang bagus. Kalau bisa bersinergi lah supaya berbarengan. Apalagi mereka sudah menggunakan beragam teknologi," katanya.

Dia menambahkan, selama ini Amran dinilai cukup berani dalam mengambil kebijakan strategis di antaranya soal pembatasan impor bahan pangan hasil pertanian untuk melindungi petani di tanah air. Andi berharap Kementan juga menertibkan perusahaan-perusahaan di bidang peternakan ayam jika terbukti melakukan tidakan yang merugikan peternak lokal.

"Saya yakin masih ada perusahan besar yang nakal. Makanya pemerintah harus menginvestigasi perusahan yang ada di seluruh Indonesia," tutup dia.

Hasil Jagung Melimpah di Tuban

Panen Jagung
Foto: Arfandi Ibrahim/ Liputan6.com

Jawa Timur merupakan sentra jagung nasional. Ada tujuh kabupaten mulai gelaran panen raya, seperti di Tuban, Lamongan, Lumajang, Jember, Kediri, Mojokerto, dan Pasuruan. Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman ikut hadir dalam panen raya jagung di desa Talun, Kecamatan Montong, Tuban, Jumat (15/2).

Amran tampak sumringah melihat hasil panen jagung melimpah di Tuban. Dengan penuh rasa gembira, Amran pun ikut berdialog langsung dengan para petani. "Saya senang lihat para petani tersenyum dengan hasil panennya. Di sini kami memang untuk melayani, jadi kami datang tidak dengan tangan kosong," kata Amran. 

Pada Februari ini, Desa Talun, Kecamatan Montong memanen sekitar 10 ribu hektare lahan jagung. Lalu untuk Kabupaten Tuban keseluruhan memanen lebih dari 50 ribu hektare lahan jagung.

Dengan tibanya masa panen jagung ini, Amran berharap para petani dapat mensuplai kebutuhan jagung peternak, baik yang berada di wilayah Tuban, maupun di kabupaten lainnya.

"Kami berharap Bulog dapat membantu menyerap jagung petani saat panen raya seperti ini, sehingga dapat menjadi buffer stock. Kalau mekanisme ini berjalan baik, petani tak akan lagi terjerat tengkulak," kata Amran.

Amran berharap petani jagung dan peternak ayam mandiri dapat menikmati masa panen raya jagung saat ini melalui mekanisme distribusi dan stok yang baik. Sukses panen jagung ini tak lepas dari kerjasama semua pihak.

Mulai dari mulai stakeholder pertanian tingkat pusat hingga daerah, kelompok-kelompok usaha tani, perbankan dan masyarakat petani. Salah satu yang ikut mendorong sukses panen ini adalah Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan lewat bantuan alsintannya kepada petani.

Secara terpisah Dirjen Prasarana dan Sarana (PSP) Kementan, Sarwo Eddy mengatakan bahwa sudah menjadi kewajiban pihaknya, untuk membantu petani jagung dalam usaha meningkatkan hasil pertanian mereka.

"Produksi jagung harus ditingkatkan ke depan. Kami akan terus membantu para petani untuk mewujudkan hal tersebut. Saya juga mengharapkan para petani tetap semangat melakukan usaha tani dengan memproduksi pangan lokal, serta mencintai produk dalam negeri," kata Sarwo Eddy.

Ditambahkan Sarwo Eddy Ditjen PSP sendiri akan melanjutkan program mekanisasi pertanian. Untuk tahun 2019, Kementan akan mengalokasikan alat mesin pertanian (alsintan) sebanyak 40.390 unit

  

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya