Gas Bocor di Pantai Utara Jawa, Pertamina Kejar Ketertinggalan Produksi

Pertamina telah berkoordinasi dengan pemerintah dan mendapat tawaran bantuan dari Kontraktor Kontrak Kerjasama (KKKS) lain untuk menangani masalah gelembung gas.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 22 Jul 2019, 19:17 WIB
Diterbitkan 22 Jul 2019, 19:17 WIB
Pekerja Pertamina Hulu Energi (PHE) menggunakan hak suara melalui Pemilu 17 April 2019. Dok PHE
Pekerja Pertamina Hulu Energi (PHE) menggunakan hak suara melalui Pemilu 17 April 2019. Dok PHE

Liputan6.com, Jakarta - PT Pertamina (Persero) akan mengejar keterlambatan produksi minyak dan gas bumi (migas) dari lapangan YY Blok Offshore North West Java (ONWJ) yang saat ini berhenti kegiatan pencarian migas karena ada kebocoran gas.

Direktur Hulu Pertamina Dharmawan Samsu mengatakan, perseroan sedang melakukan evaluasi kegiatan pencarian migas. Diharapkan selama enam bulan ke depan ada kesempatan untuk mengejar ketertinggalan produksi migas.

"Jadi gini, kan banyak opsi, jadi kami sudah perintahkan tim perencanaan evaluasi performance itu sudah mulai dilakukan, harapan kami punya 6 bulan ke depan, kita lihat kesempatannya," kata Dharmawan, di Kantor Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM), Jakarta, Senin (22/7/2019).

Saat ini penanganan kebocoran sudah dilakukan, termasuk tumpahan minyak. Pertamina telah berkoordinasi dengan pemerintah dan mendapat tawaran bantuan dari Kontraktor Kontrak Kerjasama (KKKS) lain untuk menangani masalah tersebut.

‎"Minyak yang jelas sudah tercontain dengan baik, ini juga mencontoh common practice yang lain, kami jangan menunggu, di samping sinergi yang dilakukan dengan pemerintah, banyak KKKS menawarkan oil boom. kita terima, kami juga terima kasih ke KKKS yang lain," tutur Dharmawan.

‎Pertamina telah mengoptimalkan penanganan ‎kebocoran gas sehingga menimbulkan gelembung di perairan Pantai Utara Jawa, Karawang Jawa Barat‎ tersebut.

"Kami memastikan kru kita yang berada di emergency respond dalam keadaan aman untuk memastikan dampak diminimalkan. Kemudian langkah selanjutnya untuk masyarakat jangan mendekat, dan daerah-daerah yang memerlukan penjagaan kami lakukan juga. Ini untuk memastikan dampak ke lingungkan seminimal-minimalnya," papar Dharmawan.

 

Andalan

Sumur migas milik PT Pertamina Hulu Energi (PHE), salah satu anak usaha PT Pertamina (Persero). (Dok PHE)
Sumur migas milik PT Pertamina Hulu Energi (PHE), salah satu anak usaha PT Pertamina (Persero). (Dok PHE)

‎Sebelumnya, Deputi Operasi Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) ‎Fatar Yani Abdurrahman mengatakan, lapangan YY Blok ONWJ merupakan salah satu andalan untuk meningkatkan produksi migas pada 2019. Namun akibat insiden gelembung gas di sumur YYA-1, jadwal produksi migas ditunda menjadi tahun dean.

Berdasarkan jadwal awal, lapangan‎ YY akan berproduksi kuarta pada kuarta IV 2019, untuk produksi minyak sebear 5.500 barel per hari dan gas 40 MMSCFD.

"Ada satu hal yang terjadi sumur pengembangan YY di ONWJ, itu kemungkinan besar akan bergeser tahun depan," kata Fatar.

Fatar mengungkapkan, mundurnya produksi migas dari sumur lapangan YY yang dioperatori Pertamina Hulu Energi ONWJ tersebut disebabkan pemulihan sumur serta pengeboran ulang‎, hal ini membutuhkan waktu sekitar satu tahun.

"Kami berusaha menangani, sehingga bisa direcover sehingga sumur di lapangan YY ini bisa beroperasi kembali," tandasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya