Raih Pendanaan USD 13 Juta, Marketplace Ini Siap Ekspansi

Pendanaan sebesar USD 13 juta akan digunakan untuk membantu pengembangan UMKM di Indonesia dan melakukan ekspansi.

oleh Liputan6.com diperbarui 26 Jul 2019, 20:55 WIB
Diterbitkan 26 Jul 2019, 20:55 WIB
Ilustrasi e-Commerce, eCommerce, Online Marketplace, Bisnis Online
Ilustrasi e-Commerce, eCommerce, Online Marketplace, Bisnis Online

Liputan6.com, Jakarta - Perusahaan penyedia platform B2B marketplace online, Ralali.com, berhasil meraih pendanaan USD 13 juta untuk membantu pengembangan UMKM di Indonesia.

Pendanaan ini dipimpin oleh Arbor Ventures (Singapura), TNB Aura (Singapura) dan founder dari ZIGExN Co., Ltd., Mr Jo Hirao (Jepang), dengan partisipasi dari AddVentures (Thailand) dan Qualgro (Singapura) sebagai investor pendahulu.

"Kami berencana menggunakan pendanaan untuk memudahkan, memperluas dan memperkuat UMKM Indonesia dalam pemenuhan kebutuhan usaha," kata, CEO Ralali.com Joseph Aditya seperti dikutip Antara di Jakarta, Jumat (26/7/2019).

Menurutnya saat ini UMKM tidak memiliki akses pemerataan dalam pemenuhan kebutuhan, pembiayaan, logistik dan kebutuhan usaha lainnya dikarenakan UMKM tidak memiliki skala ekonomi dan teknologi untuk mengelola serta merekam data.

Dengan jumlah lebih dari 60 juta UMKM di negara ini, hanya 8 persen di antaranya yang sudah melek digital. Menyadari hal tersebut, untuk itu pihaknya memiliki misi untuk dapat berkontribusi melalui teknologi, jelasnya.

Saat ini Ralali.com menghubungkan 12 ribu pemasok termasuk brand besar seperti Unilever Food Solutions, PaperOne, Asus, Siam Cement Group, P&G, Unil Opal dengan lebih dari setengah juta UMKM di seluruh Indonesia sebagai penggunanya.

Menawarkan one-stop-solution berbasis teknologi termasuk web dan aplikasi mobile untuk melakukan pemesanan, perusahaan tersebut menyediakan solusi pemenuhan kebutuhan usaha dan pembiayaan untuk UMKM.

“Misi kami adalah membantu UKM tradisional bertumbuh dengan memanfaatkan teknologi digital. Pendanaan ini akan membantu kami meningkatkan teknologi dan tim kami untuk melayani jutaan UMKM Indonesia dalam memenuhi kebutuhan usaha mereka melalui platform digital Ralali.com. ” ujar Joseph.

Sejak 2018 perusahaan itu telah menciptakan akses pembiayaan B2B demi membuat UMKM lebih inklusif dan lebih efisien, seperti pinjaman mikro dan ketentuan pembayaran (term of payment). Hingga saat ini sudah lebih dari 1.500 UMKM yang menikmati fasilitas tersebut.

Mengenai rencana pertumbuhan, Managing Director, AddVentures by SCG Joshua Pas mengatakan akan terus mendukung Ralali.com melalui investasi serta kolaborasi strategis melalui grup perusahaan SCG se-Asia Tenggara.

 

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Mendag Ingin Marketplace Hadirkan Produk Lokal

YDBA Ajak Pelaku Usaha Otomotif Lokal di GIIAS 2019
Pelaku usaha menengah merapikan batu alam UMKM Kreasi Batu Alam di booth Yayasan Dharma Bhakti Astra (YDBA) GIIAS 2019, ICE BSD Tangerang, Jumat (19/7/2019). YDBA mewadahi produk unggulan Women’s Corner dengan mengajak keterlibatan unsur lokal. (Liputan6.com/Fery Pradolo)

Menteri Perdagangan (Mendag), Enggartiasto Lukita, meminta kepada seluruh marketplace yang ada di Indonesia agar setiap minggunya hanya menampilkan produk-produk dalam negeri saja atau produk lokal.

Ini dilakukan sebagai upaya mendorong para Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) menjadi tuan rumah di negerinya sendiri.

"Kita akan undang lagi marketplace bersama nanti dengan Kominfo (Kementerian Komunikasi dan Informatika) dan Bekraf (Badan Ekonomi Kreatif) untuk mengajak mereka setiap minggunya, setiap Jumat seluruh market place terutama yang besar besar tampilkanlah hanya produk produk lokal, hanya produk Indonesia," kata Enggartiasto, dalam deklarasi Gerakan Bangga Kreasi Lokal, di Senayan, Jakarta, seperti ditulis Senin (17/12/2018).

Enggartiasto mengatakan, gagasan ini merupakan inisiasi yang diberikan oleh Tokopedia.Hal ini juga sejalan dengan program Kementerian Perdagangan untuk meningkatkan daya saing produk lokal, khususnya di era perdagangan bebas ini. 

"Sebab kalau tidak kita sulit sekali. Dengan market place seperti Tokopedia ini akan lebih cepat penjualannya," kata dia. Enggartiasto menekankan, upaya ini bukan berarti pemerintah melarang produk asing. Hanya saja dirinya meminta ada satu hari khusus di mana produk-produk Indonesia yang ditampilkan.

"Jadi kita tidak anti asing, kita boleh, mereka juga bangga dengan produk mereka sendiri, kita juga bangga dengan produk kita sendiri," imbuhnya.

Sebelumnya, Kementerian Perdagangan beserta Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (IWAPI) bekerja sama dalam mengkampanyekan program Aku Cinta Produk Indonesia. Kegiatan ini merupakan suatu perayaan untuk mendorong produk Indonesia agar bisa berjaya di pasar negeri sendiri.

"Pagi tadi (kita sudah lakukan deklarasi) Aku Cinta Produk Indonesia di jalan sehat diakhiri dengan hal seperti ini, ini hari bahagia buat saya," ujar dia.

Mendag Dorong Kombinasi Transaksi Online dan Offline agar Perkuat Bisnis

Mayora Ekspor 1000 Kontainer Torabika Cappuccino ke Rusia
Menteri Perdagangan RI Enggartiasto Lukita saat memberikan penjelasan kepada media di Jakarta, Rabu (6/2). Pada 2018, Mayora tercatat telah mengekspor 1.000 kontainer Torabika Cappuccino. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita mengimbau kepada para pelaku usaha mandiri, untuk bisa memadukan transaksi online dan offline dalam geliat usahanya. Hal ini ia tekankan, sebab pengaruh kemajuan teknologi dalam dunia perdagangan kini menular begitu cepat.

"Peningkatan itu terjadi sangat tajam. Kalau sekarang ditanya, enggak ada satu pun yang bisa menduga. Switching dari offline ke online, no one in the world can predict it," ujar dia di Jakarta, seperti ditulis Senin 17 Desember 2018.

Akan tetapi, ia mengimbau, agar pengusaha ke depannya juga tidak sampai melupakan unsur transaksi offline secara tunai, tapi dapat mengkombinasikannya dengan bentuk transaksi online.

"Kolaborasi antara offline dan online itu yang akan meningkat. Enggak bisa kita hanya mau online. Kombinasi online dan offline itu akan mempercepat (geliat bisnis)," sambung Mendag.

Demi mempertegas pernyataan itu, ia mengatakan, dunia usaha memiliki banyak sekali pelaku hingga komoditas yang diperdagangkan. Dari sekian banyak aspek itu, lanjutnya, belum tentu bisa diperjualbelikan hanya secara offline maupun online.

"Secara teoritis, sebagai latar belakang seorang pengusaha, maka saya akan mengkombinasikannya. Kalau sekarang saya punya produk, saya enggak mau hanya menjualnya secara online saja," tegasnya.

"Saya juga tidak mau hanya offline saja. Kan tujuannya adalah bagaimana kita meningkatkan penjualan kita," pungkas Mendag.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya