Gandeng Swasta, Pemerintah Gencarkan Replanting Kebun Sawit

Saat ini tantangan yang dihadapi para petani sawit plasma adalah tanaman yang sudah berusia tua dan pokok sudah terlalu tinggi.

oleh Septian Deny diperbarui 03 Okt 2019, 12:00 WIB
Diterbitkan 03 Okt 2019, 12:00 WIB
Ilustrasi Perkebunan Sawit
Ilustrasi Perkebunan Sawit (iStockphoto)​

Liputan6.com, Jakarta - Sinar Mas Agribusiness and Food melalui anak usahanya yang beroperasi di wilayah Riau, PT Ramajaya Pramukti menggelar penanaman kembali (replanting) perdana program peremajaan kebun kelapa sawit.

Kegiatan ini sebagai tindak lanjut dari penandatanganan perjanjian kerjasama pada Februari 2019 lalu antara Koperasi Unit Desa (KUD) Makmur Lestari, PT BRI Agroniaga, Tbk serta Badan Pengelola Dana Perkebunan-Kelapa Sawit (BPDP-KS) selaku perwakilan pemerintah.

Perjanjian ini mengatur pemberian dana hibah peremajaan kebun kelapa sawit dengan total lebih dari USD 8 miliar dari BPDP-KS untuk petani kelapa sawit anggota KUD. 

Tahap pertama peremajaan telah dilakukan di kebun plasma anggota KUD Makmur Lestari di Desa Kenantan, Kecamatan Tapung, Kabupaten Kampar seluas 322 hektar (145 petani) dari total kurang lebih 32 ribu hektare (ha) kebun plasma binaan perusahaan di Riau. Program peremajaan sawit ini akan dilakukan secara bertahap dari 2019 hingga 2027 untuk seluruh wilayah Indonesia.

CEO Perkebunan Sinar Mas Agribusiness and Food wilayah Riau Franciscus Costan menyatakan, saat ini tantangan yang dihadapi para petani plasma adalah tanaman yang sudah berusia tua dan pokok sudah terlalu tinggi, sehingga produktivitas menurun dan memerlukan biaya panen yang cukup tinggi.

“Dengan melakukan peremajaan kebun sawit melalui praktik agronomi yang baik, kami dapat membantu petani meningkatkan produktivitasnya tanpa harus membuka lahan baru. Mereka juga dapat bekerja sesuai standar rasio tenaga kerja dan mendapatkan upah sesuai ketentuan yang berlaku. Selain itu petani plasma juga mendapatkan kesempatan untuk memperoleh sertifikasi ISPO yang sangat penting sebagai standar wajib tata kelola perkebunan sawit,” jelas dia dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis (3/10/2019).

Program replanting merupakan bentuk dari komitmen perusahaan untuk mendukung industri kelapa sawit yang sukses dan berkelanjutan. Kesuksesan para petani adalah kesuksesan perusahaan.

Manfaat yang besar akan didapatkan oleh para petani plasma jika mereka segera bergabung dalam program ini. Saat ini kondisi harga Crude Palm Oil (Minyak Sawit Mentah) relatif rendah dan mereka dapat meminimalisir hilangnya pendapatan jika melakukan peremajaan kebun sawit sekarang juga.

Ketika tanaman memasuki masa panen nanti, produktivitasnya akan lebih tinggi karena menggunakan bibit yang lebih baik serta didukung oleh pengetahuan dan pengalaman dari para ahli di Sinar Mas Agribusiness and Food.

“Para petani tak perlu ragu untuk segera mengikuti program replanting ini, karena jika mereka cepat gabung, cepat untung,” tegas Franciscus Costan.

 

* Dapatkan pulsa gratis senilai Rp 5 juta dengan download aplikasi terbaru Liputan6.com di tautan ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Dorong Kemitraan Strategis

Sawit
Berdasarkan data Dinas Pertanian dan Perkebunan provinsi itu per tahun 2019, kabupaten dengan Hak Guna Usaha (HGU) kebun kelapa sawit terluas di Aceh, yakni 71,661.53 hektare. (Liputan6.com/ Rino Abonita)

Ketua Dewan Pengawas Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDP-KS) Rusman Heriawan berharap penanaman perdana ini bisa jadi momentum awal bagi kemitraan strategis karena program peremajaan sawit yang dimulai sejak 2016 masih kurang optimal.

“Semoga ini jadi contoh kemitraan strategis, dicontoh perusahaan lain untuk mempercepat program peremajaan sawit rakyat,” jelasnya.

Bupati Kampar Catur Sugeng Susanto menyambut baik terealisasinya penanaman perdana program peremajaan kelapa sawit ini sebagai upaya menjaga sawit sebagai komoditas strategis nasional tetap berkelanjutan.

"Kami sangat mendukung terlaksananya program ini dan tentu saja dukungan dari pihak perusahaan swasta sebagai mitra petani sangatlah penting. Program ini dapat meningkatkan pengetahuan serta keahlian para petani dalam praktik budidaya kelapa sawit dan memperbaiki kesejahteraan hidup mereka," ungkap Bupati Kampar.

Sementara itu petani plasma sekaligus Ketua KUD Makmur Lestari Sudirman menjelaskan bahwa kelapa sawit merupakan tulang punggung ekonomi para petani.

"Peremajaan  kebun memerlukan biaya yang besar. Dana hibah dari BPDP-KS untuk program ini sangat membantu petani khususnya anggota KUD. Hal ini tak terlepas dari peran perusahaan sebagai mitra usaha strategis yang memfasilitasi dan melakukan pendampingan proses pengajuan hingga mendapatkan dana hibah tersebut”, jelas Sudirman.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya