Peta Sawit Bakal Rampung Tahun Ini

Progres pembuatan peta sawit sudah rampung di tahap groundchecking.

oleh Liputan6.com diperbarui 20 Sep 2019, 20:53 WIB
Diterbitkan 20 Sep 2019, 20:53 WIB
20160304-Kelapa Sawit-istock
Ilustrasi Kelapa Sawit (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator bidang Perekonomian Darmin Nasution menggelar rapat koordinasi mengenai sawit. Rapat tersebut dihadiri oleh Menteri Agraria dan Tata Ruang Sofyan Djalil, Menteri Kehutanan Siti Nurbaya serta Kementerian Pertanian diwakili oleh Direktur Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian, Kasdi Subagyono.

Kasdi mengatakan, pemerintah tengah membuat peta sawit untuk mengkoordinasi seluruh data lokasi perkebunan. Hal tersebut terkait Instruksi Presiden Nomor 8 Tahun 2018 tentang penundaan dan evaluasi izin perkebunan kelapa sawit.

Dia memastikan peta sawit rampung paling lama tahun ini. Sampai saat ini, progres pembuatan peta sawit sudah rampung di tahap groundchecking.

"Groundcheck-nya sudah selesai, tinggal satu kali rapat rekonsiliasi tinggal diumumkan,” ujarnya saat ditemui di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Jumat (20/9).

Lebih lanjut, Kasdi menjelaskan, data yang akan masuk dalam satu peta sawit ini adalah luas lahan, titik lokasi, dan nama pemiliknya. Sementara untuk usia perkebunan sawitnya akan dimasukkan secara bertahap.

“Sekarang soal usia perkebunannya belum masuk. Baru luas, titik, dan pemilik. Nanti kan ada surat tanda daftar budidaya. Semua mendasarkan pada satu data itu nanti,” jelasnya.

Reporter: Anggun P. Situmorang

Sumber: Merdeka.com

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Atasi Perbedaan Data, Indonesia Bakal Punya Peta Sawit

20160308-Ilustrasi-Kelapa-Sawit-iStockphoto
Ilustrasi Kelapa Sawit (iStockphoto)

Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala BPN, Sofyan Djalil mengatakan pemerintah akan memperbaiki peta sawit Indonesia. Ini dilakukan untuk mengatasi perbedaan data terkait lahan sawit di antara lembaga-lembaga pemerintah.

"Sekarang ini kan data sawit kan beda-beda. Itu mau diverifikasi kenapa, harusnya kan faktanya satu, datanya satu," kata dia saat ditemui, di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Jumat (10/5).

Menurut dia, perbedaan data lahan sawit yang terjadi antara satu lembaga pemerintah dengan lembaga yang lain diakibatkan karena perbedaan metodologi maupun teknik pengambilan data yang digunakan. 

"Oleh sebab itu ada LAPAN (Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional), ada BIG (Badan Informasi Geospasial), Kementerian Kehutanan, ada ATR, ada Pertanian, masing-masing menyesuaikan apa referensinya sehingga terjadi perbedaan. Tapi sekarang ini ditugaskan kepada lapan, big, ATR," ungkapnya.

"Semua itu supaya mengkonsolidasikan dengan metode yang sama dengan teknik yang sama, informasi yang sama, pasti akan mengeluarkan data yang sama," imbuh dia.

Menurut dia, berdasarkan rapat koordinasi (Rakor), ditargetkan proses pembuatan satu peta sawit tersebut akan rampung pada akhir Agustus tahun ini.

"Itu mereka berkomitmen semua akan diselesaikan oleh BIG dan Lapan, pada akhir bulan Agustus," tandasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya