Pertamina Klaim Tak Ada Lagi Tumpahan Minyak di Laut Karawang

Pertamina menyatakan saat ini perairan Karawang sudah bersih dari tumpahan minyak, dengan terakhirnya ceceran minyak yang diangkut dari laut.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 10 Okt 2019, 17:04 WIB
Diterbitkan 10 Okt 2019, 17:04 WIB
Tumpahan Minyak Pertamina Cemari Perairan Muara Gembong
Pegawai Pertamina melintas di depan tumpukkan karung berisi limbah tumpahan minyak (oil spill) di Pantai Muara Beting, Muara Gembong, Bekasi, Jawa Barat, Minggu (28/7/2019). Oil spill akibat kebocoran terjadi di sumur lepas pantai YYA1 Karawang. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta - PT Pertamina (Persero) menyatakan, sudah tidak ada tumpahan minyak yang berada di perairan Karawang Jawa Barat, seiring dengan berhasilnya penutupan sumur YYA-1 yang mengalami kebocoran gas dan minyak.

Direktur Hulu Pertamina Dhamawan H Samsu mengatakan, saat ini perairan Karawang sudah bersih dari tumpahan minyak, dengan terakhirnya ceceran minyak yang diangkut dari laut.

"S‎udah nggak ada, menurut motumnya hari ini hari terakhir minyak mendarat ke pantai. Lautan sudah clear, dari citra satelit juga sudah clear," kata Dharmawan, di Jakarta, Kamis (10/10/2019).

Menurut Dharmawan, meski sudah tidak ada tumpahan minyak di laut, Pertamina masih mengerahkan tim dan peralatan penangkap tumpahan minyak. Hal ini untuk memastikan lautan bersih dari minyak.

"Semuanya masih di sana, belum di-remove, kita jaga untuk pastikan," tuturnya.

Dhamrawan mengungkapkan, sampai saat ini kegiatan penyemenan untuk penutupan permanen lobang sumur masih dilakukan, namun dia memastikan sumur YYA-1 yang mengalami kebocoran gas sejak 12 Juli 2019 sudah berhasil‎ disumbat.

"Sudah, dia sudah mati. Kita mau pastikan dari atas juga, jadi penyemenan dari atas juga," tandasnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Tumpahan Minyak yang Cemari Daratan Karawang Capai 5 Juta Karung

Tumpahan Minyak Pertamina Cemari Perairan Muara Gembong
Oil spill yang telah membeku di sekitar tambak penangkap udang di perairan Muara Beting, Muara Gembong, Bekasi, Jawa Barat, Minggu (28/7/2019). Oil spill akibat kebocoran di sumur lepas pantai YYA1 Karawang milik Pertamina Hulu Energi di blok migas ONWJ. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

PT Pertamina Hulu Energi (PHE) masih melakukan penanganan kebocoran gas dan tumpahan minyak di Karawang, Jawa Barat. Kebocoran gas dan tumpahan minyak tersebut berasal dari Sumur YYA-1 Blok Offshore North West Java (ONWJ) yang berlokasi di Lepas Laut Jawa Barat, Karawang.

Commander Incident PT Pertamina Hulu Energi (PHE) Taufik Adityawarman menyampaikan, hingga 19 September 2019, tumpahan minyak secara kumulatif sebesar 39.685 barel untuk di offshore.

"Volume oil spill recovery 39.685 barel kumulatif di offshore," kata dia, di Jakarta, Jumat (20/9/2019).

Penanganan juga dilakukan di darat. Taufik mengatakan, minyak bercampur pasir yang sudah dikumpulkan hingga saat ini mencapai 5 juta karung, tepatnya 5.535.627 karung. Minyak bercampur pasir yang sudah terkumpul selanjutnya dikirim ke tempat pengolahan limbah.

"Yang sudah terkirim untuk ke pengolahan limbah sudah 5.532.262," ujar Taufik.

Aspek Penanganan

Tercemar Minyak Pertamina, Petani Garam di Karawang Berhenti Produksi
Petani garam di pesisir pantai utara Karawang, berhenti berproduksi, dampak air laut sebagai sumber utama pembuatan garam tercemar minyak pertamina yang bocor sejak dua minggu lalu. (Liputan6.com/Abramena)

Diketahui, hingga saat ini, penanganan masih dilakukan untuk tiga aspek, yaitu pengendalian sumur, penanganan di laut, dan penanganan di darat. Koordinasi dengan pihak-pihak terkait pun terus dilakukan sehingga proses penanganan dapat berjalan sesuai dengan jadwal yang ditentukan.

Direktur Utama PT Pertamina Hulu Energi (PHE) Meidawati mengatakan, upaya penanganan tumpahan minyak melibatkan sejumlah pihak. Masyarakat juga dilibatkan dalam upaya tersebut.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya