Pertamina Kumpulkan 42 Ribu Barel Minyak yang Tumpah di Laut Karawang

Pertamina akan melibatkan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) untuk memilah ulang kandungan minyak.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 23 Sep 2019, 19:45 WIB
Diterbitkan 23 Sep 2019, 19:45 WIB
Tumpahan Minyak Pertamina Cemari Perairan Muara Gembong
Pegawai Pertamina melintas di depan tumpukkan karung berisi limbah tumpahan minyak (oil spill) di Pantai Muara Beting, Muara Gembong, Bekasi, Jawa Barat, Minggu (28/7/2019). Oil spill akibat kebocoran terjadi di sumur lepas pantai YYA1 Karawang. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta - Pertamina Hulu Energi (PHE) mencatat tumpahan minyak di laut dari Sumur YYA-1 Blok Offshore North West Java (ONWJ) telah berhasi‎l dikumpulkan sebanyak 42 ribu barel per 22 September 2019.

Ketua Tim Penanganan Kebocoran Gas dan Tumpahan Minyak Sumur YYA-1 ‎Taufik Aditiyawarman mengatakan,‎ sejak ditemukannya tumpahan minyak imbas dari kebocoran gas di Sumur YYA-1 pada Juli 2019, tim PHE telah berhail mengumpulkan 42 ribu barel minyak di laut dan 5,7 juta karung minyak tercampur lumpur dari darat.

‎"Total minyak tumpah yang tertangkap per 22 September Pukul 24.00 ini," kata ‎Taufik, di Kantor Pusat Pertamina Jakarta, Senin (23/9/2019).

Direktur Hulu Pertamina Dharmawan H Samsu mengungkapkan, 42 ribu barel minyak tersebut masih tercampur dengan‎ air.

Pertamina akan melibatkan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) untuk memilah ulang kandungan minyak, sehingga dapat diketahui secara pasti jumlah minyak yang keluar dari sumur YYA-1.

"42.000 barel itu fluida, jadi masih ada kandungan air di sana, kami libatkan LIPI untuk lakukan sampling, dari situ akan kami kalkulasi ulang untuk memastikan," tuturnya.

‎Pertamina ingin mengolah minyak yang terkumpul tersebut, namun masih menunggu keputusan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk menetapkan minyak tersebut bisa diolah atau menjadi Bahan Berbahaya dan Beracun (B3).

"Minyaknya mau dikemanakan, kan gross 42 ribu barel tadi, maunya kita itu, tapi yang declare itu minyak atau limbah B3 masih dikaji KLHK, tapi kami simpan di Marunda," tandasnya. 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Pekan Depan, Giliran Warga Bekasi dan Pulau Seribu Dapat Kompensasi Tumpahan Minyak

Antusiasme Nelayan Muara Gembong Kumpulkan Tumpahan Minyak Pertamina
Nelayan mengumpulkan tumpahan limbah minyak (oil spill) yang mencemari Pantai Muara Beting, Muara Gembong, Bekasi, Jawa Barat, Minggu (28/7/2019). Nelayan Muara Gembong memilih untuk menjadi pengepul oil spill karena tidak mungkin melaut dalam kondisi air tercemar. (merdeka.com/Iqbal Nugroho)

Pertamina Hulu Energi (PHE) akan menyalurkan kompensasi dampak kebocoran minyak ke masyarakat Bekasi dan Kepulauan Seribu. Sebelumnya masyarakat Karawang telah mendapatkan kompensasi terlebih dahulu.

Ketua Tim 1 Penanganan Dampak Eksternal PHE ONWJ Rifky Effendi Hardijanto mengatakan, PHE sudah memberikan kompensasi perdana untuk 2.401 warga Karawang yang terdampak sejak 11 September 2019. Adapun pembagian tahap kedua untuk mengejar target 10.471 warga.

"Kamis sudah membagikan kartu ATM dan buku tabungan, untuk menyalurkan kompensasi ke 2.401 warga di Karawang," kata Rifky, di Kantor Pusat Pertamina, Jakarta, Jumat (20/9/2019).

Menurut Rifky, penyaluran kompensasi dampak tumpahan minyak akan diperluas. Rencananya, pekan depan masyarakat Bekasi dan Kepulauan Seribu yang terdampak akan mendapatkan kompensasi.

Besaran kompensasi yang diterima masyarakat mencapai Rp 900 ribu per bulan sejak kejadian pertama kali semburan. Peristiwa tumpahan minyak sudah menginjak dua bulan maka kompensasi yang diterima sebesar Rp 1,8 juta hingga September 2019.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya