Pertengahan Bulan, Harga Cabai di Pasar Tradisional Meroket

Harga cabai merah keriting naik dari Rp 42 ribu jadi Rp 46 ribu per kg.

oleh Athika Rahma diperbarui 14 Okt 2019, 12:00 WIB
Diterbitkan 14 Okt 2019, 12:00 WIB
Harga Cabai di Pasar Induk Kramat Jati
Pedagang memperlihatkan dagangan cabai di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta, Senin (8/7/2019). Harga cabai merah besar di pasar tersebut naik mencapai Rp55 ribu per kg, sedangkan cabai rawit menjadi Rp50 ribu per kg dan cabai rawit hijau pada kisaran Rp 60 ribu per kg. (merdeka.com/Iqbal S Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta - Pertengahan Oktober 2019, harga komoditas terpantau fluktuatif. Komoditas seperti cabai mengalami kenaikan yang cukup tinggi.

Berdasarkan pantauan pasar Liputan6.com di Pasar Koja Baru, Jakarta Utara, cabai merah keriting naik dari Rp 42 ribu jadi Rp 46 ribu (dua hari yang lalu) per kg. Sementara cabai rawit merah naik dari Rp 36 ribu jadi Rp 42 ribu (sehari yang lalu) per kg.

Cabai rawit hijau masih stabil di angka Rp 36 ribu per kg dan cabai merah besar masih berada di angka Rp 60 ribu per kg.

Salah satu pedagang di Pasar Koja Baru, Ikhsan, menyatakan jika mahalnya komoditas cabai dikarenakan petani mengalami telat panen.

"Katanya, sih, dari sananya (petani) telat panen, tapi saya dapat info kalau hari ini sudah mulai (panen)," tuturnya kepada Liputan6.com, Senin (14/10/2019).

Untuk komoditas lain seperti bawang merah, harga yang dipatok masih tergolong rendah, yaitu Rp 26 ribu per kg. Untuk bawang putih berada di angka Rp 40 ribu per kg meski sempat turun jadi Rp 35 ribu dua hari yang lalu.

Pedagang lain, Susi, juga menyatakan hal yang sama. Harga cabai segar masih dikatakan tinggi sehingga pembeli membeli cabai keriting sebagai alternatif.

"Tapi, cabai keriting juga mulai naik harganya. Saya berdoa saja supaya cepat panen melimpah biar harganya stabil lagi," ujar Susi.

Sementara untuk sayuran lain seperti tomat dan kentang masih ajeg di harga Rp 10 ribu per kg dan Rp 16 ribu per kg.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Kementan Klaim Harga Cabai Turun di Akhir September

20161003-Pasar Tebet-Jakarta- Angga Yuniar
Pedagang merapikan barang dagangannya di Tebet, Jakarta, Senin (3/10). Secara umum, bahan makanan deflasi tapi ada kenaikan cabai merah sehingga peranannya mengalami inflasi. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Direktur Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian, Prihasto Setyanto memperkirakan harga cabai bakal turun pada akhir bulan ini. Sebab, menurut dia para petani cabai kini sudah mulai menanam kembali dan akan memasuki masa panen di akhir September.

"Tapi sekarang mereka sudah mulai menanam cabainya dan insya Allah bulan-bulan September-Oktober ini, akhir September stabil," kata dia saat ditemui di Kementerian Koordinator Perekonomian, Jakarta, Selasa (3/9).

Seperti diketahui, tingginya harga cabai menyebabkan terjadinya inflasi pada bulan Agustus kemarin. Di mana berdasarkan data Badan Pusat Stastistik (BPS) andil inflasi cabai merah menyumbang sebesar 0,01 persen, dan cabai rawit sebesar 0,07 persen.

Sebelumnya, Kepala Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kementerian Pertanian, Agung Hendriadi menyebut bahwa harga cabai akan turun mulai minggu ini. Harga cabai telah meroket sejak beberapa bulan balu akibat kekeringan yang menggagalkan panen di beberapa daerah.

Agung menjelaskan, harga cabai dipastikan akan kembali turun sebab di beberapa daerah sudah mulai memasuki masa panen.

"Cabai itu sudah mau masuk panen semua bentar lagi, saya rasa bakal turun perlahan," kata dia saat ditemui di Gedung Kemenko Perekonomian, Jakarta, Senin (3/9).

Operasi Pasar

cabai rawit
ilustrasi cabai merah/Photo by Elle Hughes on Unsplash

Selama ini, Agung mengungkapkan Kementan telah melakukan berbagai upaya operasi pasar untuk menekan harga di masyarakat. Cabai tersebut dijual seharga Rp35 ribu per Kg. Jauh lebih murah dibanding harga cabai pada umumnya yang mencapai Rp100 ribu per Kg.

Harga cabai dipastikan turun drastis sekitar dua minggu ke depan. Sebab hasil panen sudah mulai menyerbu pasar.

 

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya