AS Bagi Tips ke Indonesia Soal Datangkan Investasi

Duta Besar Amerika Serikat (AS) untuk Indonesia memberikan rekomendasi kepada Indonesia agar investasi mengalir deras ke dalam negeri.

oleh Liputan6.com diperbarui 21 Nov 2019, 14:49 WIB
Diterbitkan 21 Nov 2019, 14:49 WIB
Dubes Amerika Serikat Kunjungi PBNU
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Said Aqil Siradj menerima Duta Besar AS untuk Indonesia Joseph R Donovan Jr. di Jakarta, Senin (21/10/2019). Pertemuan dalam rangka silaturahmi kepada organisasi massa Islam di Jakarta dan menjalanin kerja sama. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - Duta Besar Amerika Serikat (AS) untuk Indonesia Joseph R Donovan Jr memberikan rekomendasi kepada Indonesia agar investasi mengalir deras ke dalam negeri.

Salah satunya, Indonesia perlu meningkatkan transparansi dan akuntabilitas dalam mengelola institusinya. Selain itu, diperlukan adanya konsultasi publik sebelum menerbitkan peraturan.

"Kurangnya transparansi dan akuntabilitas di Indonesia harus diperbaiki," ujar Joseph saat ditemui di Mandarin Oriental, Jakarta, Kamis (21/11).

Selain itu juga, pemerintah diharapkan dapat membuat badan pemerintah yang berdedikasi untuk analisis dampak regulasi.

Indonesia juga diharapkan bisa meningkatkan koordinasi dan komunikasi antar badan-badan pemerintahan. Kemudian, harus fokus pada tujuan jangka panjang dan tidak bersikap reaktif ketika ingin mendapatkan satu keinginan, khsusunya tentang investasi.

"Indonesia sering reaktif terhadap kebutuhan dan masalah, alih-alih itu diklaim sebagai rencana yang sudah dipikirkan dengan matang untuk masa depan. Dengan fokus pemerintah pada 2045, kami berharap perencanaan jangka panjang akan memandu pembuatan kebijakan untuk maju," jelas Joseph dalam laporannya.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Regulasi di Indonesia Diklaim Menantang

Bendera Amerika Serikat (AP PHOTO)
Bendera Amerika Serikat (AP PHOTO)

Joseph mengakui, regulasi berbisnis di Indonesia cukup menantang. Meski demikian, regulasi itu bisa mengatasi kendala-kendala birokrasi untuk berinvestasi. Oleh karena itu, pengurusan regulasi perizinan berbisnis di Indonesia perlu diperbaiki.

Joseph juga sempat menyinggung persoalan korupsi yang banyak terjadi di Indonesia. Walau banyak petinggi perusahaan tertangkap oleh lembaga antirasua, dia menyakini, perusahaan-perusahaan asal Amerika Serikat tidak mengurungkan niat mereka untuk berinvestasi di Indonesia.

"Saya pernah hadir pada pertemuan dengan perusahaan-perusahaan AS, dan tidak pernah ada satu kalimat dari mereka bahwa mereka tidak akan berivenstasi di Indonesia karena adanya upaya praktik korupsi. Tidak pernah," tandasnya.

Pemerintah Ajak Pengusaha AS Investasi di Indonesia

Bahlil Lahadalia
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Kepala BKPM Bahlil Lahadalia menyampaikan optimismenya akan pertumbuhan investasi di Indonesia pada Business Forum on Trade, Tourism, and Investment in Indonesia di New York, Amerika Serikat.

“Terdapat sekitar Rp 700 triliun investasi (baik PMA maupun PMDN) yang siap dieksekusi dan rencana investasi senilai hampir Rp 1.000 triliun yang siap masuk keIndonesia,” ungkapnya meyakinkan investor AS melalui video.

Oleh karena itu, untuk mempercepat realisasi investasi, Presiden telah meminta agar semua perizinan kementerian dan lembaga didelegasikan kepada BKPM, termasuk insentif pajak.

Wakil Menteri Luar Negeri Mahendra Siregar dalam sambutannya menyampaikan di tengah perang dagang antara AS dengan Tiongkok, Indonesia dapat menjadi alternatif sumber produk dan tujuan investasi bagi AS.

"Indonesia menargetkan peningkatan total perdagangan dengan AS sebesar dua kali lipat dalam lima tahun," kata Mahendra.

Untuk itu, di bawah koordinasi KBRI Washington DC, Indonesia telah mengidentifikasi sejumlah produk utama untuk ditingkatkan perdagangannya dalam waktu dekat mencakup tekstil, produkkaret, alas kaki, mesin elektronik, dan furnitur.

Sementara itu, beberapa produk potensial seperti produk kimia, mainan anak, dan kertas, serta produk strategis seperti mesin, produk plastik, dan suku cadang kendaraan membutuhkan investasi untuk ditingkatkan daya saing dan produksinya.

Selain itu, Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga menyampaikan, AS dan Indonesia merupakan dua mitra dagang yang komplementer, bukan kompetitor, dengan nilai total perdagangan USD 29 miliar tahun lalu.

Wamendag juga mengutarakan kebijakan perdagangan yang mencakup peningkatan ekspor melalui integrasi ke dalam rantai nilai global, penyederhanaan prosedur, efisiensi logistik, serta diplomasi ekonomi dan pengembangan pasar.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya