Kemenkeu Akui Pertumbuhan Ekonomi Turun Tahun Ini

Penyebab gejolak yang terjadi pada ekonomi global masih selalu sama.

oleh Liputan6.com diperbarui 27 Nov 2019, 13:40 WIB
Diterbitkan 27 Nov 2019, 13:40 WIB
Target Pertumbuhan Ekonomi Tahun 2018
Pemandangan deretan gedung-gedung pencakar langit di Jakarta, Jumat (29/9). Ilustrasi pertumbuhan ekonomi. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Suahasil Nazara mengakui saat ini ada penurunan pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Hal itu lantaran kondisi ekonomi global yang tengah bergejolak dan mau tidak mau berdampak pada ekonomi RI.

"Tahun ini dengan gejolak yang berjejer ini, saat ini Pertumbuhan kita 5,02 persen, turun. Nah. Turunnya ini salah satunya karena gejolak dunia. Gejolak dunia tersebut berimbas, ke pertumbuhan ekonomi dunia dan perdagangan di dunia," kata dia dalam sebuah acara diskusi di Hotel Le Meridien, Jakarta, Rabu (27/11/2019).

Dia menjelaskan, sebetulnya penyebab gejolak yang terjadi pada ekonomi global masih selalu sama. Namun tetap tidak dapat dihindari dan berdampak ke semua negara termasuk Indonesia.

"Gejolak di dunia ini terus terang, dari dua tahun lalu ceritanya itu-itu terus, tapi itu dunianya lagi berantakan. Dan pada saatnya berpengaruh ke ekonomi Indonesia," ujar dia.

Selain itu, penurunan dan perlambatan juga terjadi pada pertumbuhan ekonomi global. Tahun ini, pertumbuhan ekonomi global hanya menyentuh angka 3 persen, turun dibanding tahun-tahun sebelumnya dari 3,8 persen aan.

"Bukan hanya di pertumbuhan ekonomi, juga volume perdagangan global tahun ini, pertumbuhannya hanya 1,1 persen. Artinya ekspor impor dunia. Kalau dibanding tahun lalu 3,6 persen," ujarnya.

Melihat kondisi ini, dia mengingatkan ada beberapa hal yang harus diwaspadai oleh Indonesia. Yaitu perkembangan trade war atau perang dagang, resesi, geo politik, pertumbuhan manufaktur dan sebagainya.

"Tahun ini dari ujung tahun Januari, ada brexit, pemerintah AS shutdown, tapi Januari shutdown. Sektor keuangannya bertanya-tanya dan menarik diri, gak mau beli saham. Dan bisa keluar dari negara berkembang. Kalau Hongkong sampai sekarang, malah tambah parah," tutupnya.

Reporter: Yayu Agustini Rahayu

Sumber; Merdeka.com

Pemerintah Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Capai 5,3 Persen di 2020

Ilustrasi Pertumbuhan Ekonomi 2
Ilustrasi Pertumbuhan Ekonomi

Pemerintah optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2020 masih akan moncer pada angka 5 persen. Padahal, sudah banyak pihak yang memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun depan akan berada di bawah 5 persen.

Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kemenko Perekonomian, Iskandar Simorangkir, yakin pertumbuhan ekonomi di 2020 akan melebihi 5 persen jika omnibus law segera teralisasi.

"Kalau saya, saya optimistis bisa 5,3 persen. Bahkan kalau omnibus law-nya selesai, itu bisa lebih tinggi dari 5,3 persen," kata dia saat ditemui di Hotel JS Luwansa, Jakarta, Selasa (26/11).

Selain itu, optimisme tersebut juga ditambah oleh mulai meredanya ketegangan trade war atau perang dagang antara AS dan China.

"Ketegangan AS-China udah mulai mereda, udah mulai ada titik temu. Dengan adanya itu, pasti nanti global demand akan naik. Saya termasuk tidak yakin Indonesia akan terjadi resesi," ujarnya.

Dia menjelaskan dengan adanya omnibus law tersebut dapat mendongkrak investasi dan pertumbuhan ekonomi di tahun depan.

"Investasi ke Indonesia akan meningkat dengan adanya omnibus law, cipta lapangan kerja dan perpajakan itu," ujarnya.

Dengan investasi yang naik dan pengembangan sektor idustri berorientasi ekspor, maka pertumbuhan ekonomi Indonesia akan mencapai angka 5 persen dan jauh dari resesi.

"Apalagi sekarang gak ada tanda-tanda konsumsi melemah. Bahkan investasi melakukan reformasi-reformasi supaya regulasi kita jadi simpel dan sederhana," katanya.

Reporter: Yayu Agustini Rahayu

Sumber: Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya