120 Kapal Cantrang Jawa Tengah Siap Serbu ZEE Natuna

Saat ini ada kekosongan kuota 540 kapal di perairan zona ekonomi eksklusif (ZEE) Natuna.

oleh Liputan6.com diperbarui 09 Jan 2020, 14:00 WIB
Diterbitkan 09 Jan 2020, 14:00 WIB
Masyarakat Pulau Natuna mendeklarasikan diri bersatu mendukung pengusiran kapal-kapal asing.
Masyarakat Pulau Natuna mendeklarasikan diri bersatu mendukung pengusiran kapal-kapal asing.

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Dewan Pakar Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI) Alan Koropitan mengatakan ada 120 kapal bercantrang yang bakal direlokasi ke perairan Natuna Utara. Kapal tersebut berasal dari kapal ikan tangkap asal Jawa Tengah.

Hal ini disampaikan Alan usai berkomunikasi dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP). Katanya, ada kekosongan kuota 540 kapal di perairan zona ekonomi eksklusif (ZEE) Natuna.

"Jawa Tengah sudah sanggupi kirim 120 kapal ikan ke Natuna. Kuat dugaan kapal bercantrang," kata Alan di Kantor KNTI, Pejaten, Jakarta Selatan, Kamis (9/1). 

Alan menjelaskan kapal bercantrang asli tidak merusak lingkungan. Namun yang ada saat ini kebanyakan cantrang sudah dimodifikasi.

Meski begitu kapal bercantrang tidak akan merusak lingkungan seperti karang jika ditempatkan di zona ZEE. Sebab kapal bercantrang mengambil ikan di perairan dengan kedalaman mencapai 7 kilometer.

Alan menilai nelayan kapal dengan kapasitas 100 GT cocok untuk menangkap ikan. Sejak dilarangnya penggunaan cantrang di pesisir Utara pulau Jawa, kapal bercantrang bermigrasi ke perairan Maluku dan Arafura.

"Dari segi biaya tidak terganggu, secara manajemen juga menguntungkan," katanya.

Apalagi, nelayan kecil di sudah padat di pesisir. Kondisi perikanan saat ini menurut data KKP pada tahun 2016, ada 543.845 kapal.

Namun 96 persen berkapasitas dibawah 50 GT. Hanya ada satu persen kapal nelayan Indonesia yang berkapasitas 100 GT.   

Reporter: Anisyah Al Faqir

Sumber: Merdeka.com

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Menko Luhut Ungkap Alasan Bangun Sentra Perikanan Baru di Natuna

20160517- Menkopolhukam Luhut Binsar Pandjaitan-Jakarta- Herman Zakharia
Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan, Luhut Binsar Pandjaitan saat wawancara khusus di SCTV Tower, Jakarta, Selasa (17/5) Luhut berbagi cerita tentang masalah komunis, Poso dan pemilihan Ketua Partai Golkar. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan mengungkapan salah satu alasan pemerintah akan membangun kembali Sentra Kelautan dan Perikanan Terpadu (SKPT) di perairan Utara Natuna.

Salah satunya yakni agar berdekatan dengan daerah perbatasan perairan antara Indonesia-China.

"Kita mau letaknya di Utara biar lebih dekat dengan perbatasan," katanya saat ditemui di Kantornya, Jakarta, Rabu (8/1).

Luhut menyebut rencana pembangunan SKPT di wilayah Utara Natuna merupakan sebagai desain ulang agar kapal-kapal ikan Indonesia lebih banyak masuk ke daerah sana. Nantinya, kapal-kapal yang diusulkan berada di SKPT baru di atas 30 GT.

Di samping itu, Mantan Menko Polhukam ini juga memastikan meski berada di daerah perbatasan, SKPT di Utara Natuna akan tetap aman. Sebab, kapal-kapal China sendiri diklaim tidak bisa masik ke teritorial wilayah perbatasan Indonesia.

"Patrolinya juga kita buat nanti, Mereka (juga) kan gak masuk ke teritorial kita," tandas dia.

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com 

Punya Potensi Ikan yang Besar

Kapal bantuan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) untuk nelayan di Kepulauan Natuna. (Gideon/Liputan6.com)
Kapal bantuan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) untuk nelayan di Kepulauan Natuna. (Gideon/Liputan6.com)

Sebelumnya, Pemerintah Jokowi-Ma'ruf Amin akan kembali membangun fasilitas Sentra Kelautan dan Perikanan Terpadu (SKPT) di perairan utara Natuna, Kepulauan Riau. Pembangunan ini dilakukan mengingat wilayah tersebut memiliki potensi ikan cukup banyak yang bisa dioptimalkan.

Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan, Agus Suherman mengatakan, selama ini baru ada satu SKPT yang beroprasi di laut Natuna yakni di Selat Lampa. Menurutnya, kehadiran SKPT tersebut kurang mengingat potensi ikan di perairan Natuna cukup banyak.

Agus menyebut, pembangunan SKPT di perairan Utara Natuna sendiri sebagai fasilitas bagi nelayan. Nantinya di sana akan dibangun pelabuhan, perumahan untuk nelayan, hingga fasilitas industri seperti cold storage atau lemari pendingin.

"Sekarang baru ada satu SKPT di Selat Lampa. di Utara belum ada nah kita coba nambah satu," ujarnya ditemui di Kantor Kemenko Maritim dan Investasi, Jakarta. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya