Generasi Milenial Dominasi Pembelian Surat Utang SBR009

Pembelian SBR009 memang didesain dengan mudah.

oleh Liputan6.com diperbarui 29 Jan 2020, 13:15 WIB
Diterbitkan 29 Jan 2020, 13:15 WIB
obligasi-131001b.jpg
Ilustrasi Surat Utang

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Keuangan menawarkan instrumen savings bond ritel seri SBR009 pada 27 Januari hingga 13 Februari 2020. Berlangsung dua hari, pembeli surat utang tersebut didominasi oleh generasi milenial yang mulai sadar pentingnya investasi.

"Generasi milenial sepanjang 2019 kemarin itu rata-rata mendominasi sebagai pembeli SBN ritel kita. Mencapai 51 sampai 52 persen. Generasi milenial diharapkan berlanjut tahun ini," ujar Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemenkeu Luky Alfirman di Kuningan, Jakarta, Rabu (29/1).

Luky mengatakan, pembelian SBR009 memang didesain dengan mudah. Masyarakat yang berminat bisa membeli instrumen Investasi tersebut secara online di 24 partner penjualan SBR009.

"Itu suatu perubahan yang mendasar. Jadi selain frekuensinya lebih banyak, kita juga pakai platform online. Investor dimudahkan. Tahun lalu juga sama menerbitkan empat jenis. Ada yang konvensional, sukuk syariah, ada yang sifatnya non-tradeable dan tradeable," paparnya.

Dia menambahkan, tahun ini pemerintah akan menerbitkan sebanyak 6 sampai 8 SBR. Salah satunya adalah Diaspora Bond yang ditujukan bagi diaspora yang ingin turut membangun negeri. "Kami akan menerbitkan enam sampai delapan kali. Kami ada produk baru Diaspora Bond," ucapnya.

Reporter: Anggun P. Situmorang

Sumber: Merdeka.com

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Sri Mulyani Batal Lelang Dua Surat Utang Negara, Ini Alasannya

Rapat Kerja
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengikuti rapat kerja dengan Komisi XI DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (17/6/2019). Pemerintah bersama Komisi XI DPR RI kembali melakukan pembahasan mengenai asumsi dasar makro dalam RAPBN 2020. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, pihaknya batal melelang dua surat utang, yaitu Surat Berharga Syariah Negara (SBSN/Sukuk Negara) dan Surat Utang Negara (SUN) di pasar perdana domestik. Adapun alasan pembatalan lelang tersebut karena keseluruhan pembiayaan 2019 sudah terpenuhi.

"Karena keseluruhan pembiayaan untuk 2019 sudah terpenuhi. Karena waktu itu sudah melakukan front loading dan berdasarkan estimasi defisit akhir tahun apa yang kita lelangkan selama ini sudah memenuhi, jadi kita menghentikan surat utang negara (SUN)," ujarnya di Kawasan Kuningan, Jakarta, Kamis (28/11).

Sri Mulyani mengatakan, keseluruhan pembiayaan melalui utang tahun ini sudab mencukupi kebutuhan di luar penerimaan negara dari perpajakan dan hibah. Adapun pembiayaan melalui utang dilakukan dengan melelang surat di pasar dalam negeri dan luar negeri.

"Seluruh estimasi untuk pembiayaan tahun ini dari seluruh pembiayaan yang sudah dilakukan dalam 11 bulan ini, baik berasal dari market dalam dan luar negeri, dan pinjaman bilateral dan multilateral," katanya.  


Lelang Sukuk Negara

Ilustrasi Obligasi
(Foto: Liputan6.com)

Sebelumnya, sehubungan dengan rencana lelang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN/Sukuk Negara) dan Surat Utang Negara (SUN) di pasar perdana domestik sebagaimana dimuat di dalam kalender penerbitan SBN tahun 2019, terdapat sisa lelang penerbitan SBSN dan SUN di tahun 2019 yang belum dilaksanakan.

Keduanya yaitu lelang penerbitan SUN tanggal 3 Desember 2019 dan lelang penerbitan SBSN tanggal 10 Desember 2019. "Dengan ini Pemerintah menginformasikan bahwa rencana lelang pada dua tanggal tersebut di atas ditiadakan," demikian tulis Kemenkeu dalam laman resminya.

Pembatalan rencana penerbitan SBN di pasar perdana tersebut diputuskan setelah mempertimbangkan outlook pemenuhan target pembiayaan APBN tahun 2019 yang bersumber dari lelang penerbitan SBN.

 

Reporter: Anggun P. Situmorang

Sumber: Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya