Berapa Besar Dampak Virus Corona ke Ekonomi Indonesia?

Pengaruh virus Corona sudah merambat sangat cepat ke perekonomian global secara umum dan Indonesia

oleh Athika Rahma diperbarui 04 Feb 2020, 09:00 WIB
Diterbitkan 04 Feb 2020, 09:00 WIB
Mendarat di Batam, WNI dari Wuhan Langsung Disemprot Disinfektan
Petugas mengenakan alat pelindung saat mengevakuasi WNI dari Wuhan, China di bandara internasional Hang Nadim, Batam, Minggu (2/2/2020). Korban meninggal dunia akibat Virus Corona di seluruh wilayah daratan China telah mencapai 304 orang. (Photo by Handout/Indonesian Embassy/AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Virus Corona menjadi musuh sekaligus kecemasan seluruh masyarakat dunia. Sejak World Health Organization (WHO) menetapkan penyebaran virus corona ini sebagai darurat global, seluruh pihak meningkatkan pengawasannya terhadap China.

Indonesia menjadi salah satu negara yang sering menerima tamu dari China, baik manusia maupun barang, sehingga tentu jika pemerintah sudah menegaskan akan menghentikan pergerakan apapun dari China ke Indonesia dan sebaliknya, ekonomi Indonesia sedikit banyak akan terkena getahnya.

Ekonomi Center of Reform on Economic (CORE) Piter Abdullah menyatakan pengaruh virus Corona sudah merambat sangat cepat ke perekonomian global secara umum dan Indonesia sudah terkena dampaknya dari awal virus ini menjadi perbincangan dunia.

"Sejak awal, kita sudah terdampak khususnya melalui gejolak di sektor keuangan dan sektor pariwisata," tutur Piter saat dihubungi Liputan6.com, Selasa (4/2/2020).

Di sektor keuangan, lanjut Piter, IHSG turun drastis dan nilai tukar rupiah mengalami depresiasi. Hal itu disebabkan sentimen negatif yang muncul di tengah kekhawatiran virus Corona.

"Kekhawatiran dan sentimen negatif itu terbentuk karena diyakini virus corona akan berdampak negatif menurunkan pertumbuhan ekonomi global," ungkap Piter.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Nilai Tukar Rupiah

Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dolar AS Menguat
Teller menghitung mata uang rupiah di bank, Jakarta, Rabu (22/1/2020). Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan penguatan nilai tukar rupiah yang belakangan terjadi terhadap dolar Amerika Serikat sejalan dengan fundamental ekonomi Indonesia dan mekanisme pasar. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Terbaru, bursa Amerika Serikat ditutup melemah dan penurunan tajam terjadi lebih parah dari penutupan perdagangan Jumat lalu. Sedangkan, bursa Asia juga mayoritas bergerak negatif.

"Sementara di sektor pariwisata, jumlah wisatawan khususnya dari China menurun drastis, dan penurunan ini berpengaruh negatif ke sektor-sektor lainnya yang terkait, seperti transportasi, hotel, restoran dan lainnya," papar Piter.

Karena sudah terdampak dari awal, tentu jika penyebaran virus ini semakin cepat, maka kondisi ekonomi juga akan lumpuh dalam waktu lebih cepat dari perkiraan. Namun, Piter yakin China bakal bisa menyelesaikan permasalahan ini, melihat pengalamannya melawan SARS pada 2002 dan 2003 silam.

"China sudah berpengalaman dengan SARS, saya yakin China bisa menanggulangi Corona, cuma masalah waktu saja," imbuhnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya