Impor dari China Disetop, Pemerintah Harus Waspadai Kenaikan Harga Barang

Pemerintah menyetop sementara impor makanan dan minuman dari China untuk mengantisipasi penularan virus Corona ke Indonesia.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 04 Feb 2020, 14:00 WIB
Diterbitkan 04 Feb 2020, 14:00 WIB
Produksi Buah Dalam Negeri Akan Ditingkatkan
Pedagang membawa buah alpukat di pasar induk Kramat Jati, blok buah di Jakarta, Minggu (2/2/2020). Setidaknya ada lima buah-buahan tropis yang sejatinya diproduksi secara masif di dalam negeri, namun masih diimpor. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) sepakat bahwa tindakan pencegahan berupa pemberhentian sementara impor dari China perlu dilakukan. Hal tersebut untuk meminimalisir dampak dari penyebaran virus Corona.

“karena demi keamanan. Kita tidak mau ambil risiko terhadap barang-barang dari China yang kemungkinan terkontaminasi virus, baik barangnya langsung atau orang-orang yang ada di dalam kapal.” Jelas ketua harian YLKI Tulus kepada Liputan6.com, Selasa (4/2/2020).

Menurutnya, kapal yang masuk untuk aktivitas ekspor-impor bisa saja menjadi mediator penyebaran virus.

“Saya rasa, untuk sementara ini memang pergerakan manusia maupun barang harus diantisipasi daripada nanti terkena wabah yang kemudian menjadi ongkos sosial yang tinggi bagi Indonesia.” Tambahnya.

Tulus juga menuturkan bahwa pemerintah harus mewaspadai adanya kenaikan harga-harga yang tidak rasional yang mungkin disebabkan oleh diberhentikannya impor dari China.

Menurut YLKI, pemerintah justru harus mewaspadai adanya kemungkinan kenaikan harga-harga yang tidak rasional. Sebab dengan pemberhentian impor bahan baku maupun barang jadi bisa saja memicu kenaikan harga karena ketersediaan berkurang.

“Oleh karena itu, pemerintah harus mengambil jalan lain seperti mengimpor dari negara lain misalnya. Sehingga untuk pasokan di dalam negeri tetap aman tanpa ada kenaikan harga yang signifikan.” Ujar Tulus.

Selain itu, Tulus juga menambahakan jika barang atau bahan yang ada penggantinya di Indonesia justru menjadi peluang bagi produsen lokal untuk memasarkan produknya guna memenuhi kebutuhan pasar.

Untuk informasi, Menteri perdagangan (Mendag) Agus Suparmanto menegaskan bahwa pihaknya menyetop sementara impor makanan dan minuman dari China untuk mengantisipasi penularan virus Corona ke Indonesia.

 

Berapa Besar Dampak Virus Corona ke Ekonomi Indonesia?

Kementan Perketat Impor Buah
Aktivitas sentra buah di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta, Selasa (28/1/2020). Kementerian Pertanian memperketat pintu masuk impor beberapa jenis makanan termasuk buah-buahan dari daerah atau negara tertentu untuk mengantisipasi dan mencegah penyebaran virus corona. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Virus Corona menjadi musuh sekaligus kecemasan seluruh masyarakat dunia. Sejak World Health Organization (WHO) menetapkan penyebaran virus corona ini  sebagai darurat global, seluruh pihak meningkatkan pengawasannya terhadap China.

Indonesia menjadi salah satu negara yang sering menerima tamu dari China, baik manusia maupun barang, sehingga tentu jika pemerintah sudah menegaskan akan menghentikan pergerakan apapun dari China ke Indonesia dan sebaliknya, ekonomi Indonesia sedikit banyak akan terkena getahnya.

Ekonomi Center of Reform on Economic (CORE) Piter Abdullah menyatakan pengaruh virus Corona sudah merambat sangat cepat ke perekonomian global secara umum dan Indonesia sudah terkena dampaknya dari awal virus ini menjadi perbincangan dunia.

"Sejak awal, kita sudah terdampak khususnya melalui gejolak di sektor keuangan dan sektor pariwisata," tutur Piter saat dihubungi Liputan6.com, Selasa (4/2/2020).

Di sektor keuangan, lanjut Piter, IHSG turun drastis dan nilai tukar rupiah mengalami depresiasi. Hal itu disebabkan sentimen negatif yang muncul di tengah kekhawatiran virus Corona.

"Kekhawatiran dan sentimen negatif itu terbentuk karena diyakini virus corona akan berdampak negatif menurunkan pertumbuhan ekonomi global," ungkap Piter.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya